(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)
Entrepreneur kerap disamakan dengan superhero—dan perbandingan ini bukan tanpa alasan. Mereka hadir untuk menyelesaikan masalah, mengambil risiko sebesar-besarnya, bertahan dari kegagalan, dan menghadirkan solusi yang bukan hanya menjawab kebutuhan pribadi, tetapi memberi manfaat bagi banyak orang. Seorang pengusaha menciptakan produk, mengatasi rasa frustrasi, menghadapi pasar, lalu melangkah kembali ketika gagal. Ketika mereka berhasil, kita sering mendengar komentar yang sama: “Andai saja aku yang memikirkan itu.”
Namun, dalam dunia kewirausahaan, memikirkan saja tidak cukup—bahkan melakukan saja pun belum lengkap. Pengusaha yang sukses tahu bahwa gagasan besar harus disertai kemampuan bercerita (narrative power). Ibarat pahlawan yang memiliki origin story, setiap entrepreneur perlu memiliki problem–solution narrative: kisah tentang masalah yang mengakar dan solusi yang menjawab persoalan tersebut dengan cara yang unik dan relevan.
Bayangkan beberapa contoh klasik:
- Seorang pemain basket remaja yang merasa kurang kuat—lalu menemukan solusi berupa susu berprotein tinggi yang meningkatkan performanya.
- Sekelompok anak muda yang merasa hidup membosankan—hingga sebuah pemutar musik membuat hari mereka penuh warna.
- Seorang balerina muda yang batal tampil karena pandemi—namun keluarganya menciptakan panggung alternatif agar mimpinya tetap terbang.
Apakah cerita-cerita itu memenangkan penghargaan sastra? Tentu tidak. Tapi ceritanya lekat, mudah diingat, dan tepat menempatkan produk sebagai solusi.
Dari Narasi ke Arah Langkah: Visi, Misi, dan Tujuan
Cerita adalah yang membuka pintu, tetapi yang menjaga langkah bisnis tetap tegak adalah visi, misi, dan serangkaian tujuan yang terukur. Seperti yang terlihat dalam kisah Sara Minkara, seorang entrepreneur sosial yang berjuang menghadirkan kesempatan setara bagi penyandang disabilitas penglihatan. Ia tidak hanya memiliki narasi perjuangan, tetapi juga:
| Komponen | Isi | Fungsi dalam Bisnis |
|---|---|---|
| Visi | Dunia tanpa diskriminasi bagi penyandang disabilitas penglihatan | Gambaran masa depan jangka panjang |
| Misi | Membangun organisasi nirlaba yang mengedukasi masyarakat lintas negara | Penegasan peran organisasi di tengah pasar/sosial |
| Goals | Event, kampanye, edukasi, fundraising | Langkah-langkah nyata yang terukur |
Visi adalah mimpi.
Misi adalah jalan.
Goals adalah langkah kaki yang memindahkan mimpi menjadi kenyataan.
1. Visi: Apa Wujud Masa Depan yang Kita Kejar?
Visi adalah bayangan masa depan terbaik dari sebuah usaha. Ia tidak teknis dan tidak mendeskripsikan cara, tetapi fokus pada gambaran besar—seolah kita bertanya:
“Jika suatu hari bisnis ini mencapai potensi tertingginya, akan menjadi seperti apa?”
Untuk memahami perbedaannya, lihat perbandingan berikut:
Visi vs Misi Amazon
| Vision Statement | Mission Statement |
|---|---|
| To be Earth’s most customer-centric company, where customers can find and discover anything they might want to buy online. | We strive to offer our customers the lowest possible prices, the best available selection, and the utmost convenience. |
Visi berbicara tentang impian, sedangkan misi menjelaskan bagaimana mencapainya.
Contoh visi perusahaan besar:
Contoh Visi Perusahaan Berbagai Industri
| Perusahaan/Organisasi | Vision Statement |
|---|---|
| Garuda Indonesia | To become a sustainable aviation group by connecting Indonesia and beyond while delivering Indonesian hospitality. |
| Indosat Ooredoo | Menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. |
| Alfamart | Menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang “dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi pada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global.” |
| Karya Rasa Indonesia (brand makanan & minuman) | Menjadi perusahaan terdepan dalam menghadirkan makanan dan minuman berkualitas tinggi dengan cita rasa khas Nusantara. |
| IKEA | Creating a better everyday life for the many people |
Pendek, padat, namun kuat.
Visi tidak perlu megah seperti “menghentikan perang dunia” atau “semua orang mendapat pelangi setiap pagi”. Ia harus realistis, aspirasional, dan merefleksikan dampak sosial bisnis Anda.
Kenapa Contoh-contoh Itu Relevan
-
Visi Garuda Indonesia bukan hanya soal “menjadi maskapai besar,” tetapi juga menekankan keberlanjutan, perluasan konektivitas, dan hospitalitas khas Indonesia — ini menunjukkan visi yang tidak sekadar profit, tetapi juga identitas dan kontribusi sosial.
-
Visi Indosat Ooredoo sangat fokus pada digitalisasi dan menjadi pemimpin di ranah telekomunikasi — relevan untuk startup atau bisnis teknologi yang punya ambisi besar di pasar nasional.
-
Alfamart menunjukkan bagaimana visi bisa merangkul sisi sosial dan ekonomi: yakni memberi kesempatan kepada masyarakat luas (termasuk pengusaha kecil), sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen secara efisien.
-
Karya Rasa Indonesia memberi gambaran visi di industri makanan/minuman, dengan sentuhan lokalitas (cita rasa khas Nusantara) dan kualitas — cocok jika kamu membangun bisnis F&B dengan identitas budaya lokal.
2. Misi: Siapa Kita dan Untuk Apa Kita Ada?
Jika visi adalah langit, maka misi adalah tanah tempat kaki berpijak.
Misi menjawab tiga pertanyaan fundamental:
- Siapa kita?
- Apa yang kita lakukan?
- Untuk siapa dan mengapa kita melakukannya?
Contoh kuat dapat dilihat pada:
| Organisasi | Contoh Mission Statement |
|---|---|
| Gojek | Meningkatkan produktivitas dan memperluas akses ekonomi bagi jutaan orang melalui teknologi yang mempermudah mobilitas, pekerjaan, dan transaksi harian. |
| Tokopedia | Membangun ekosistem di mana siapa pun dapat memulai dan mengembangkan bisnis secara mudah, aman, dan efisien di seluruh Indonesia. |
| Ruangguru | Menyediakan pendidikan berkualitas melalui teknologi digital agar seluruh pelajar Indonesia dapat belajar kapan saja, di mana saja, dengan biaya terjangkau. |
Misi yang baik harus:
- spesifik
- relevan dengan pasar
- memberi arah pertumbuhan
- bukan jargon kosong berbunga-bunga
Kesalahan yang sering terjadi adalah membuat pernyataan panjang dan luas, seperti Coca-Cola yang mencoba menjelaskan terlalu banyak hal dalam satu ruang. Pelajaran penting bagi startup: be clear, or you will be ignored.
3. Goals: Menurunkan Visi & Misi Menjadi Aksi
Jika visi adalah impian, dan misi adalah identitas, maka goals (tujuan) adalah wujud nyata dalam langkah-langkah yang bisa diukur. Di sinilah gagasan besar berubah menjadi kemajuan kecil yang konsisten.
Tujuan yang kuat bukan sekadar harapan, tetapi target yang bisa dipantau—ditinjau, diperbaiki, dan dicapai tahap demi tahap.
Cara terbaik adalah menggunakan metode SMART Goals:
S: Specific | Harus jelas, tidak samar |
M: Measurable | Ada angka atau indikator yang bisa dipantau |
A: Achievable | Realistis dicapai dengan kapasitas yang ada |
R: Relevant | Sejalan dengan misi dan kebutuhan pasar|
T: Timely | Memiliki batas waktu pencapaian|
Contoh implementasi pada bisnis ritel atau restoran baru:
Mengakuisisi 10% pelanggan kompetitor dalam radius 3km dalam 6 bulan melalui program loyalti.
Tidak heroik secara verbal, tetapi kuat secara strategis. Karena bisnis tidak dibangun dengan kalimat panjang—tetapi dengan keputusan harian yang bisa diukur.
Narasi + Visi + Misi + Goals = Modal Tak Tergantikan
Entrepreneur bukan sekadar pencipta produk—mereka pencipta perubahan. Produk hanyalah kendaraan, tapi kisah adalah bahan bakar. Visi memandu arah, misi menentukan jalur, dan goals membuat langkah bergerak konsisten.
Akhirnya, kita kembali pada awal:
Superhero dikenal bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena cerita yang mereka perjuangkan.
Demikian pula entrepreneur.
Yang menentukan warisan mereka bukan hanya produk yang mereka jual, tetapi dampak yang mereka tinggalkan.
Selamat membangun cerita.
Selamat mengukir visi.
Selamat menjadi pahlawan dalam dunia bisnis Anda.

