HP

HP Pangkas Hingga 10% Tenaga Kerja untuk Mempercepat Transformasi ke AI

(Business Lounge – Global News) HP Inc. baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaan akan memangkas antara 4.000 sampai 6.000 posisi di seluruh dunia, atau sekitar 10% dari total tenaga kerja global, sebagai bagian dari upaya restrukturisasi besar — sebuah langkah yang dimaksudkan untuk memperkuat komitmen perusahaan terhadap kecerdasan buatan (AI) dan efisiensi operasional.

Kebijakan ini bukan semata upaya pengurangan biaya. Menurut pimpinan HP, pemotongan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mentransformasikan cara HP mendesain produk, melayani pelanggan, dan menjalankan operasi sehari-hari. Dengan memfokuskan ulang sumber daya manusia ke pengembangan produk dan layanan berbasis AI, perusahaan berharap bisa menjaga daya saing di tengah percepatan adopsi teknologi global.

Tim yang paling terdampak akan mencakup divisi produk tradisional, operasi internal, dan layanan pelanggan — area yang dinilai perusahaan bisa ditingkatkan efisiensi melalui otomatisasi dan teknologi pintar. Dengan demikian, HP bisa mengalokasikan investasi dan tenaga ke proyek yang lebih mendukung visi teknologi masa depan.

Perusahaan memperkirakan bahwa langkah ini dapat menghasilkan penghematan besar, dengan potensi efisiensi hingga sekitar US$1 miliar dalam beberapa tahun ke depan. Meski demikian, restrukturisasi ini juga akan menimbulkan biaya awal — termasuk pesangon dan biaya penataan ulang — yang diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.

Langkah ini bertepatan dengan meningkatnya permintaan untuk perangkat keras berkemampuan AI. HP melaporkan bahwa sebagian signifikan dari pengiriman PC terbaru mereka adalah model “AI-enabled”, menunjukkan arah transformasi produknya. Bersamaan dengan itu, tekanan global terhadap harga komponen, terutama chip memori dan komponen elektronik lainnya, membuat produsen seperti HP harus meningkatkan efisiensi agar tetap menjaga margin keuntungan.

Dengan struktur organisasi yang lebih ramping dan fokus pada AI, HP berharap dapat meningkatkan kecepatan inovasi produk, memperbaiki layanan pelanggan, serta memperkuat posisi di pasar global yang kini semakin menekankan komputasi cerdas dan otomatisasi.

Meski demikian, keputusan untuk memotong tenaga kerja dalam jumlah besar membawa konsekuensi sosial dan profesional yang nyata. Bagi banyak karyawan, hal ini berarti ketidakpastian pekerjaan; bagi industri teknologi, ini menggarisbawahi bahwa transisi ke AI dan otomatisasi bukan hanya soal inovasi — tetapi juga restrukturisasi organisasi.

Dalam konteks transformasi global yang cepat, berita ini menjadi pengingat bahwa keberlangsungan perusahaan besar kini semakin ditentukan oleh kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru. Bagi HP, ini adalah langkah terobosan; bagi pekerja dan pemangku kepentingan lain, ini adalah sinyal bahwa perubahan dalam dunia teknologi bisa datang cepat dan tanpa ampun.