Tesla

Tesla Masih Menjual Mimpi, Tapi Investor Ingin Bukti

(Business Lounge Journal – Global News)

Tesla kembali menjadi sorotan. Perusahaan milik Elon Musk ini masih dikenal sebagai pionir mobil listrik dunia, tetapi kini ia ingin dikenal lebih luas sebagai perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Musk berbicara tentang masa depan yang diisi oleh robot tak berpengemudi, sistem energi pintar, hingga robot manusia bernama Optimus.

Namun, laporan keuangan terbaru Tesla menunjukkan hal yang berbeda. Angka-angka ini menandakan bahwa bisnis mobil listrik Tesla sedang menghadapi masa sulit, bahkan ketika produksinya meningkat.

Produksi Naik, Tapi Keuntungan Turun

Pada kuartal ketiga, Tesla berhasil mengirim hampir 497 ribu mobil, angka tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Tapi sayangnya, keuntungan tidak ikut naik. Laba per saham Tesla turun ke sekitar US$0,55, dan margin keuntungannya jauh lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak analis menilai, kenaikan penjualan ini bukan karena permintaan yang meningkat, tapi karena banyak konsumen di AS membeli mobil Tesla sebelum insentif pajak berakhir. Dengan kata lain, penjualan tinggi itu hanya sementara.

Di Eropa, penjualan Tesla melambat karena persaingan yang semakin ketat dengan merek lokal. Di Tiongkok, pasar terbesar untuk mobil listrik, Tesla masih berjuang menghadapi tekanan harga dan pesaing seperti BYD.

Tesla dulu dikenal memiliki margin keuntungan tinggi, bahkan sempat mencapai 25% pada tahun 2022. Tapi kini, margin itu menurun hingga hanya di kisaran belasan persen. Salah satu penyebabnya adalah strategi penurunan harga untuk mempertahankan volume penjualan. Strategi ini membantu menjaga jumlah pembeli, tapi juga menekan keuntungan. Selain itu, pendapatan dari penjualan kredit emisi (regulatory credits) — yang dulu cukup besar — kini mulai menurun, membuat posisi keuangan Tesla semakin berat.

Antara Janji Teknologi dan Kenyataan di Lapangan

Elon Musk terus berbicara tentang masa depan Tesla yang berbasis AI dan otonomi penuh. Ia menjanjikan mobil tanpa pengemudi, robot rumah tangga, dan sistem energi pintar yang bisa mengatur penggunaan listrik secara otomatis.

Namun bagi para investor, janji itu belum cukup. Mereka ingin tahu kapan semua itu akan benar-benar menghasilkan uang. Sejauh ini, pendapatan dari fitur Full Self-Driving (FSD) — sistem autopilot milik Tesla — masih kecil, sementara pengembangan teknologinya memerlukan biaya besar dan menghadapi banyak tantangan hukum.

Bahkan, badan keselamatan jalan raya di AS (NHTSA) masih menyelidiki jutaan mobil Tesla terkait potensi masalah keamanan pada sistem autopilot-nya. Ini membuat masa depan layanan mobil tanpa pengemudi masih penuh tanda tanya.

Tesla mencoba menarik minat pasar dengan meluncurkan versi lebih murah dari Model 3 dan Model Y. Harganya mulai sekitar US$36.990, tetapi dengan fitur yang dikurangi. Strategi ini belum berhasil mendorong permintaan secara signifikan. Sementara itu, Cybertruck, mobil pick-up listrik dengan desain futuristik yang sempat viral, ternyata belum menjadi produk andalan. Penjualannya turun drastis — hanya sekitar 5.000 unit per kuartal, jauh dari target besar yang dulu dijanjikan Elon Musk.

Bisnis Energi Mulai Tumbuh, Tapi Masih Misterius

Selain mobil, Tesla juga punya bisnis di bidang penyimpanan energi dan panel surya. Tahun ini, produksinya mencapai rekor tertinggi dengan kapasitas lebih dari 12,5 gigawatt-jam.
Sayangnya, perusahaan belum mengungkapkan secara rinci berapa besar keuntungan dari sektor ini. Padahal, bila bisnis energi bisa tumbuh stabil, hal itu bisa menjadi sumber pendapatan baru yang penting bagi Tesla di masa depan.

Investor Ingin Bukti, Bukan Sekadar Cerita

Saham Tesla masih dihargai sangat tinggi di pasar — sekitar 170 kali lipat dari laba tahunannya. Ini artinya, harga saham Tesla sudah mencerminkan harapan besar terhadap masa depan perusahaan.

Namun, jika hasil keuangan Tesla terus menurun, para investor bisa kehilangan kepercayaan. Mereka ingin melihat Tesla membuktikan bahwa visi besarnya — tentang AI, robot, dan mobil tanpa pengemudi — benar-benar bisa menghasilkan keuntungan nyata, bukan hanya janji.

Tidak ada yang meragukan bahwa Tesla adalah perusahaan yang mengubah wajah industri otomotif. Tapi masa depan yang dijanjikan Elon Musk masih butuh waktu untuk terbukti. Untuk tetap dipercaya pasar, Tesla harus menunjukkan hasil keuangan yang kuat dan strategi bisnis yang realistis. Karena di dunia nyata, mimpi besar saja tidak cukup — investor ingin tahu kapan mimpi itu bisa menghasilkan uang.