Cane Sugar The Coca-Cola Company

Pertumbuhan Coca-Cola Didukung oleh Kenaikan Harga, Bukan Permintaan

(Business Lounge Journal – Global News)

Raksasa minuman ringan dunia, Coca-Cola Company melaporkan kinerja keuangan kuartal ketiga 2025 yang solid di atas ekspektasi analis. Pendapatan naik 5% menjadi US$12,5 miliar, dengan laba bersih melonjak menjadi US$3,7 miliar, dan laba per saham (EPS) US$0,82 — sedikit lebih tinggi dari proyeksi Wall Street. Namun di balik angka positif itu, terselip cerita yang semakin akrab: pertumbuhan yang digerakkan oleh harga, bukan volume penjualan.

Volume penjualan global hanya naik 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Wilayah Amerika Utara dan Latin tidak menunjukkan pertumbuhan, sementara Asia Pasifik justru mengalami penurunan. Konsumen masih menahan pengeluaran, terutama di segmen menengah ke bawah yang menjadi tulang punggung pasar minuman cepat saji.

Produk seperti jus buah dan soda beraroma mengalami penurunan, sementara kategori air berkarbonasi, kopi, dan minuman olahraga menjadi penopang utama. Di sisi lain, Coca-Cola Zero Sugar mencatat lonjakan penjualan 14%, mempertegas tren global menuju minuman rendah kalori dan tanpa gula.

“Lingkungan bisnis tetap menantang, tetapi kami tetap fleksibel—menyesuaikan strategi dan berinvestasi untuk pertumbuhan,” ujar Ketua dan CEO James Quincey. “Dengan menawarkan beragam pilihan dan memanfaatkan kekuatan model franchise kami, kami terus memperkuat posisi kepemimpinan di pasar global.”

Strategi: Antara Premiumisasi dan Aksesibilitas

Pertumbuhan organik Coca-Cola—yang meniadakan dampak fluktuasi mata uang dan perubahan portofolio—naik 6%, sebagian besar berkat kenaikan harga dan pergeseran ke produk bernilai lebih tinggi. Namun strategi ini menciptakan dinamika baru: terbelahnya konsumen antara mereka yang naik kelas dan yang turun kelas.

Manajemen mengakui bahwa konsumsi dari kelompok berpendapatan rendah di AS menurun, tetapi Coca-Cola berusaha menjangkau segmen ini dengan kemasan ekonomis dan strategi harga bertingkat. Sementara itu, produk premium seperti susu Fairlife dan air soda Topo Chico terus tumbuh pesat, menegaskan bahwa sebagian konsumen masih bersedia membayar lebih untuk kualitas dan gaya hidup sehat.

Kombinasi strategi “two-speed growth” ini—menyasar segmen premium sekaligus mempertahankan loyalitas konsumen massal—menjadi kunci adaptasi Coca-Cola di tengah inflasi dan perubahan preferensi pasar.

Inovasi dan Reposisi Merek

Musim panas lalu, Coca-Cola menarik perhatian publik setelah mengumumkan rencana meluncurkan varian baru Coca-Cola dengan gula tebu alami di pasar AS. Peluncuran ini sempat dikaitkan dengan komentar mantan Presiden Donald Trump di media sosial, tetapi perusahaan menegaskan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari upaya memperluas portofolio inti mereka, bukan respons politik.

Produk baru ini diharapkan menarik minat konsumen yang mencari rasa nostalgia klasik dengan bahan yang lebih alami, sejalan dengan tren global menuju “clean label” dan transparansi bahan baku.

Selain inovasi produk, Coca-Cola juga memperluas investasi dalam teknologi distribusi dan digital marketing, termasuk penggunaan data perilaku konsumen untuk menyesuaikan kampanye lokal dan menentukan harga yang lebih adaptif terhadap daya beli tiap wilayah.

Masa Depan: Bertahan di Tengah Tekanan Global

Coca-Cola tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan organik 5–6% untuk tahun fiskal 2025, menandakan keyakinan manajemen terhadap strategi jangka menengah. Saham perusahaan naik sekitar 3% dalam perdagangan pra-pasar setelah laporan dirilis.

Namun, tantangan tetap besar. Tekanan inflasi, perlambatan ekonomi di Asia, serta pergeseran preferensi konsumen menuju minuman fungsional dan sehat dapat memengaruhi dinamika penjualan tradisional. Kinerja Coca-Cola menunjukkan bahwa dalam industri yang sangat matang, pertumbuhan kini bergantung pada inovasi harga, diferensiasi produk, dan kemampuan membaca arah psikologi konsumen.

Di tengah pasar global yang jenuh, Coca-Cola tampaknya telah beralih dari sekadar menjual kesegaran — menjadi menjual pilihan gaya hidup yang relevan dengan setiap generasi.