Aritzia
My beautiful picture

Ekspansi Aritzia di AS Dongkrak Pertumbuhan Kuartal Kedua

(Business Lounge – Global News) Peritel mode asal Kanada, Aritzia Inc., mencatat lonjakan pendapatan yang signifikan di kuartal kedua berkat ekspansinya yang agresif di Amerika Serikat. Perusahaan melaporkan bahwa pendapatan dari pasar AS naik 41% dibandingkan tahun sebelumnya, memperkuat posisinya sebagai salah satu merek mode yang tumbuh paling cepat di kawasan Amerika Utara.

Aritzia, yang dikenal dengan gaya minimalis dan desain modern bagi kalangan profesional muda, kini menargetkan untuk memperluas jaringannya hingga sekitar 200 toko di seluruh AS dalam beberapa tahun mendatang. Ekspansi tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mengubah Aritzia dari merek domestik Kanada menjadi pemain global di sektor ritel fesyen premium.

Menurut laporan perusahaan yang dikutip Bloomberg dan The Wall Street Journal, peningkatan pendapatan di AS didorong oleh kombinasi dari pertumbuhan penjualan toko fisik baru, performa kuat kanal daring, dan permintaan konsumen yang terus meningkat untuk pakaian kasual premium. Aritzia telah memanfaatkan tren “quiet luxury” yang tengah populer di kalangan konsumen muda dan profesional, menawarkan pakaian dengan estetika sederhana namun berkualitas tinggi.

CEO Jennifer Wong mengatakan bahwa ekspansi di AS merupakan “pilar pertumbuhan paling penting” bagi Aritzia saat ini. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa perusahaan berfokus pada pembukaan toko di kota-kota besar seperti New York, Los Angeles, Miami, Chicago, dan Dallas, di mana daya beli tinggi dan selera mode modern mendorong penjualan. “Pasar Amerika Serikat memberikan peluang besar bagi kami untuk membangun komunitas pelanggan baru yang kuat,” ujar Wong.

Pendapatan total perusahaan naik dua digit dibandingkan tahun lalu, dengan margin laba yang stabil meski ada tekanan biaya dari ekspansi dan inflasi logistik. Reuters melaporkan bahwa penjualan digital Aritzia kini mencapai lebih dari 35% dari total pendapatan, mencerminkan keberhasilan strategi omnichannel yang memadukan pengalaman belanja daring dan luring secara mulus.

Analis ritel menilai bahwa strategi Aritzia menonjol karena keberhasilannya menjaga keseimbangan antara eksklusivitas dan aksesibilitas. “Aritzia bukan merek yang bergantung pada promosi besar-besaran,” tulis analis RBC Capital Markets, “mereka membangun loyalitas pelanggan melalui pengalaman butik dan kualitas produk yang konsisten.” Hal ini menjadi kunci dalam mempertahankan margin laba di tengah persaingan ketat dari merek seperti Zara, Reformation, dan Everlane.

Ekspansi Aritzia di AS juga mencakup investasi besar dalam desain toko dan pengalaman pelanggan. Toko-toko baru di AS didesain lebih luas dengan interior yang menampilkan elemen natural seperti kayu, batu, dan pencahayaan lembut. Pendekatan ini, menurut perusahaan, bertujuan menciptakan suasana butik modern yang hangat dan mengundang, berbeda dari kesan ritel cepat saji yang identik dengan banyak pesaingnya.

Selain itu, Aritzia memperkuat identitas digitalnya melalui strategi pemasaran yang berfokus pada media sosial dan kolaborasi dengan influencer mode di Amerika. Kampanye pemasaran mereka di TikTok dan Instagram menampilkan pesan yang menekankan effortless sophistication, gaya hidup urban yang elegan namun santai. Strategi ini berhasil memperluas jangkauan merek di kalangan Gen Z dan milenial, dua segmen yang kini menjadi tulang punggung pasar fesyen premium.

Namun, pertumbuhan pesat juga membawa tantangan. Pengeluaran modal untuk ekspansi toko baru dan biaya operasional yang meningkat menekan arus kas perusahaan. Meski demikian, CFO Todd Ingledew menegaskan bahwa investasi tersebut bersifat strategis. “Kami melihat setiap pembukaan toko baru sebagai langkah jangka panjang. Lokasi-lokasi yang kami pilih sudah terbukti menghasilkan penjualan per kaki persegi yang kuat,” katanya dalam laporan keuangan terbaru.

Para analis memperkirakan ekspansi Aritzia akan terus mendukung pertumbuhan dua digit hingga 2026, terutama karena perusahaan berhasil memperkuat jangkauan geografisnya di luar Kanada. Menurut Financial Post, sekitar 65% pertumbuhan Aritzia saat ini berasal dari pasar AS, dan proporsi tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring pembukaan toko baru di pusat-pusat mode utama.

Selain toko fisik, Aritzia juga tengah memperluas kapasitas distribusinya di AS dengan membangun pusat logistik baru di Ohio yang dijadwalkan beroperasi penuh pada 2025. Pusat ini akan mempercepat pengiriman produk daring ke pelanggan AS, sekaligus mengurangi biaya logistik lintas negara. Langkah ini menandai komitmen jangka panjang Aritzia untuk menancapkan pijakannya di pasar terbesar di dunia tersebut.

Pertumbuhan Aritzia di AS menjadi sinyal kuat bahwa merek asal Kanada ini telah melampaui status regional dan siap bersaing dengan raksasa mode internasional. Dalam lanskap ritel yang sedang berubah cepat — di mana konsumen menuntut keaslian, kenyamanan, dan kualitas — Aritzia tampak berhasil menemukan posisinya sebagai merek dengan citra tenang namun aspiratif.

Seiring meningkatnya permintaan terhadap busana premium yang berfokus pada desain fungsional dan bahan berkualitas tinggi, ekspansi Aritzia ke sekitar 200 toko di AS tampaknya bukan sekadar ambisi, melainkan langkah strategis menuju posisi global yang lebih kuat. Jika momentum ini bertahan, Aritzia dapat menjadi salah satu kisah sukses langka dari peritel Kanada yang mampu menembus pasar mode Amerika dengan gaya elegan dan profitabilitas yang solid.