(Business Lounge – Global News) PepsiCo berencana memberikan sentuhan baru pada merek camilan andalannya, Lay’s, dengan menekankan penggunaan bahan-bahan alami seperti kentang asli sebagai bagian dari strategi besar perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan tren konsumen era MAHA (Make America Healthy Again). Langkah ini menjadi upaya PepsiCo untuk mengubah citra Lay’s dari sekadar camilan gurih menjadi produk yang dianggap lebih alami, transparan, dan selaras dengan gaya hidup sehat.
Perusahaan raksasa minuman ringan dan makanan ringan itu tengah melakukan apa yang disebut para eksekutif sebagai “MAHA-era makeover” — transformasi yang mencakup bahan, kemasan, dan cara pemasaran. Lay’s, yang selama puluhan tahun dikenal dengan rasa asin dan gurih yang klasik, kini akan mengusung pesan baru: kentang asli, minyak alami, dan tanpa bahan pewarna buatan. Strategi ini mencerminkan pergeseran besar dalam arah bisnis PepsiCo yang semakin berfokus pada keberlanjutan dan kesehatan.
Menurut eksekutif PepsiCo yang dikutip oleh The Wall Street Journal, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen global yang kini menuntut transparansi lebih tinggi atas bahan yang digunakan. Perusahaan menyadari bahwa generasi muda—terutama Gen Z dan milenial—lebih selektif terhadap makanan ringan yang mereka konsumsi, dan cenderung memilih produk yang memiliki narasi keaslian serta nilai gizi yang lebih baik.
Lay’s akan menyoroti sumber kentang dari petani lokal di berbagai wilayah Amerika Serikat dan memperkuat pesan “dari ladang ke keripik.” Di beberapa wilayah, kampanye pemasaran akan menampilkan gambar petani dan proses panen kentang yang nyata. Sementara itu, PepsiCo juga menyiapkan formula baru yang diklaim lebih sederhana, dengan bahan pengawet alami dan penggunaan minyak nabati murni.
“Ini bukan hanya soal rasa, tetapi soal kepercayaan,” kata seorang juru bicara PepsiCo dalam laporan Reuters. “Kami ingin pelanggan tahu bahwa setiap gigitan Lay’s benar-benar berasal dari kentang sungguhan, bukan sekadar slogan.”
Transformasi Lay’s ini juga mengikuti langkah-langkah yang telah dilakukan oleh perusahaan makanan global lainnya. Seperti Nestlé dan Kraft Heinz, PepsiCo berusaha menyeimbangkan antara cita rasa yang disukai pelanggan dan tekanan publik terhadap bahan sintetis. Bloomberg melaporkan bahwa tekanan untuk beralih ke bahan alami meningkat setelah Walmart mengumumkan kebijakan baru untuk menghapus pewarna dan pengawet buatan dari merek makanan Great Value dan beberapa lini lainnya.
Perubahan strategi Lay’s juga beriringan dengan investasi PepsiCo dalam penelitian dan pengembangan bahan baku pertanian yang lebih berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan meluncurkan inisiatif untuk mengurangi jejak karbon dari pertanian kentang, termasuk sistem irigasi hemat air dan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, “real potatoes” bukan hanya menjadi slogan pemasaran, tetapi bagian dari strategi ESG (Environmental, Social, and Governance) yang lebih luas.
Namun, para analis memperingatkan bahwa transformasi semacam ini tidak selalu mudah. Mengubah rantai pasokan bahan mentah membutuhkan waktu dan biaya besar, terutama jika perusahaan ingin mempertahankan skala produksi globalnya. “Menjanjikan bahan alami berarti mengubah seluruh rantai produksi,” ujar analis pangan dari Morningstar, “dan itu bisa berarti biaya tambahan miliaran dolar bagi perusahaan sebesar PepsiCo.”
PepsiCo tampaknya siap menghadapi tantangan tersebut. Dalam laporan keuangannya, perusahaan mencatat peningkatan penjualan bersih sebesar 8% pada kuartal terakhir, dengan kategori makanan ringan tetap menjadi penyumbang utama pendapatan global. Segmen camilan menyumbang lebih dari 55% laba operasi perusahaan, dan Lay’s masih menjadi merek unggulan dengan penetrasi pasar di lebih dari 180 negara.
Langkah menuju bahan alami diharapkan tidak hanya mempertahankan loyalitas pelanggan lama, tetapi juga menarik konsumen baru yang sebelumnya menghindari makanan ringan karena alasan kesehatan. “Tren global menunjukkan bahwa konsumen tidak ingin berhenti ngemil,” tulis CNBC dalam ulasannya, “mereka hanya ingin merasa lebih baik tentang apa yang mereka makan.”
Selain reformulasi bahan, PepsiCo juga memodernisasi tampilan kemasan Lay’s agar lebih segar dan berkesan alami. Warna kemasan kini lebih lembut, dengan ilustrasi kentang nyata dan label yang menonjolkan kata “Real Potatoes, Real Taste.” Kampanye iklan baru akan diluncurkan di berbagai negara dengan slogan yang menekankan hubungan emosional antara keluarga, kebersamaan, dan kesederhanaan bahan alami.
Strategi ini juga menjadi bagian dari kompetisi yang semakin ketat di pasar makanan ringan global. Rival seperti Mondelez dengan produk Chips Ahoy! dan Kellogg’s dengan lini Pringles tengah berupaya mengadopsi strategi serupa untuk menyesuaikan diri dengan preferensi baru konsumen. Namun Lay’s memiliki keunggulan warisan merek yang kuat dan distribusi global yang luas, menjadikannya kandidat utama untuk memimpin transformasi ini.
Di sisi lain, analis memperkirakan bahwa pendekatan baru Lay’s bisa membawa dampak positif jangka panjang bagi reputasi PepsiCo. Dengan menempatkan narasi keberlanjutan dan keaslian sebagai inti pesan merek, perusahaan tidak hanya merespons tren pasar tetapi juga memperkuat fondasi bisnisnya di masa depan. “Jika strategi ini berhasil,” tulis Financial Times, “Lay’s bisa menjadi contoh bagaimana merek warisan industri makanan mampu berevolusi tanpa kehilangan jati diri.”
Bagi konsumen, perubahan ini mungkin tampak sederhana—hanya kentang asli dan bahan alami. Namun di baliknya, langkah tersebut menandai perubahan arah besar dalam strategi PepsiCo menuju keseimbangan antara profitabilitas dan tanggung jawab sosial. Di tengah meningkatnya kesadaran global akan kesehatan dan lingkungan, pesan “Real Potatoes” mungkin menjadi kunci bagi Lay’s untuk tetap relevan di era baru makanan ringan yang lebih sadar gizi.