(Business Lounge – Global News) Bank besar Spanyol, Banco Bilbao Vizcaya Argentaria (BBVA), kembali mengguncang industri perbankan Eropa dengan langkah berani. Perusahaan ini meningkatkan tawaran pengambilalihan senilai 20 miliar dolar AS untuk saingannya, Banco Sabadell, dalam upaya membentuk entitas yang akan menjadi bank terbesar ketiga di Eropa berdasarkan aset. Kabar ini dilaporkan pertama kali oleh Financial Times, yang menekankan bahwa peningkatan nilai tawaran memperlihatkan tekad BBVA untuk memperkuat posisinya di tengah konsolidasi industri perbankan yang semakin intensif.
Dalam penawaran terbaru, BBVA meningkatkan valuasi saham Sabadell sebesar 10% dibanding tawaran sebelumnya. Perubahan penting lainnya adalah penghapusan komponen tunai dari struktur penawaran, menjadikan kesepakatan sepenuhnya berbasis saham. Dengan langkah ini, BBVA berharap bisa menenangkan kekhawatiran investor sekaligus memperjelas sinyal ke pasar bahwa kesepakatan ini lebih strategis daripada sekadar finansial. Bloomberg mencatat bahwa keputusan untuk menggunakan skema all-stock offer memungkinkan BBVA menjaga modalnya tetap kuat, sekaligus menunjukkan keyakinan terhadap sinergi jangka panjang yang akan dihasilkan dari merger tersebut.
Jika akuisisi berhasil, entitas gabungan antara BBVA dan Sabadell akan memiliki aset gabungan lebih dari 1,1 triliun dolar AS, menempatkannya di urutan ketiga setelah BNP Paribas dari Prancis dan Banco Santander yang juga berasal dari Spanyol. Seperti dilaporkan Reuters, kesepakatan ini akan menjadikan Spanyol pusat penting dalam peta perbankan Eropa, dengan dua dari tiga bank terbesar berasal dari negara tersebut. Hal ini bisa mengubah dinamika kompetisi di kawasan, sekaligus memberikan pengaruh baru dalam negosiasi kebijakan keuangan Uni Eropa.
Namun, jalan menuju realisasi kesepakatan ini tidaklah mudah. Sejak awal, Sabadell menunjukkan resistensi terhadap pendekatan BBVA, menyebut tawaran pertama sebagai undervalued dan tidak mencerminkan potensi penuh perusahaan. Manajemen Sabadell juga menekankan bahwa mereka memiliki strategi pertumbuhan independen yang bisa memberikan nilai lebih besar kepada pemegang saham dalam jangka menengah. Dengan meningkatnya tawaran BBVA, tekanan kini beralih ke dewan Sabadell dan para pemegang saham institusional untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka.
Menurut El País, salah satu tantangan terbesar bagi BBVA adalah mengatasi persepsi publik dan politik tentang konsentrasi pasar. Regulator Spanyol dan otoritas antitrust Eropa diperkirakan akan mengkaji kesepakatan ini secara ketat, terutama mengingat dampaknya pada sektor UKM. Sabadell dikenal memiliki basis pelanggan UKM yang kuat di Spanyol dan Inggris, sementara BBVA lebih fokus pada klien korporasi besar dan pasar internasional. Integrasi kedua bank berpotensi menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya pilihan layanan bagi usaha kecil.
Dari perspektif investor, respons pasar terhadap kabar peningkatan tawaran relatif positif. Saham Sabadell naik lebih dari 5% di bursa Madrid setelah berita tersebut, mencerminkan optimisme bahwa pemegang saham akan menerima kesepakatan. Sebaliknya, saham BBVA mengalami tekanan ringan karena investor memperhitungkan potensi dilusi dari struktur all-stock. CNBC mencatat bahwa volatilitas harga saham kedua bank mencerminkan perbedaan pandangan investor antara prospek jangka pendek dan potensi sinergi jangka panjang.
Sinergi menjadi kata kunci dalam strategi BBVA. Bank memperkirakan bahwa merger dengan Sabadell dapat menghasilkan efisiensi biaya signifikan, terutama dari penggabungan jaringan cabang, digitalisasi layanan, dan optimalisasi back-office. Estimasi internal yang dikutip oleh Financial Times menyebutkan bahwa penghematan tahunan bisa mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan. Selain itu, kekuatan gabungan di bidang pinjaman usaha kecil dan menengah diharapkan memperluas pangsa pasar dan meningkatkan daya saing terhadap bank-bank Eropa lainnya.
Konteks ekonomi juga mendukung upaya konsolidasi ini. Sektor perbankan Eropa tengah menghadapi tekanan akibat tingkat suku bunga yang berfluktuasi, perlambatan ekonomi, dan kebutuhan investasi besar untuk digitalisasi serta transisi hijau. Menurut analis Moody’s, merger lintas negara dan domestik akan semakin umum di Eropa dalam dekade mendatang, karena bank-bank berusaha meningkatkan skala untuk menghadapi tantangan regulasi dan teknologi. Dalam hal ini, langkah BBVA bisa dianggap sebagai bagian dari tren yang lebih luas.
Namun, risiko integrasi tetap menjadi perhatian utama. Sejarah industri perbankan menunjukkan bahwa merger besar sering kali menghadapi hambatan budaya dan operasional. Perbedaan fokus bisnis antara BBVA yang sangat internasional dengan Sabadell yang lebih domestik bisa menjadi tantangan dalam penyatuan strategi. Selain itu, karyawan kedua bank kemungkinan besar akan menghadapi ketidakpastian, terutama terkait potensi pengurangan tenaga kerja akibat efisiensi biaya. Serikat pekerja di Spanyol sudah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan pemutusan hubungan kerja massal.
Secara geopolitik, keberhasilan kesepakatan ini akan memperkuat posisi Spanyol dalam sistem keuangan Eropa. Dengan dua bank raksasa—Santander dan BBVA—berada di garis depan, Spanyol bisa memainkan peran yang lebih besar dalam forum keuangan regional. Politico Europe menyoroti bahwa konsolidasi bank-bank besar Eropa tidak hanya soal keuntungan bisnis, tetapi juga tentang daya saing kawasan menghadapi pemain global dari Amerika Serikat dan Asia.
Meski masih harus melewati banyak rintangan regulasi dan negosiasi, langkah agresif BBVA ini menunjukkan arah baru dalam perbankan Eropa: semakin besar, semakin efisien, dan semakin terintegrasi. Jika kesepakatan tercapai, BBVA bukan hanya akan memperkuat dominasinya di pasar domestik, tetapi juga menegaskan ambisinya untuk menjadi salah satu kekuatan utama di panggung perbankan global.