(Business Lounge Journal – News and Insight)
Airbnb baru saja merilis laporan Fall Travel Trends 2025 yang menyoroti perubahan besar dalam dunia pariwisata, terutama di kalangan Gen Z. Data menunjukkan bahwa pencarian perjalanan oleh generasi muda ini meningkat hingga 26% dibandingkan musim gugur tahun lalu, dengan kecenderungan memilih perjalanan internasional yang lebih panjang. Dalam laporan tersebut, Paris dinobatkan sebagai destinasi musim gugur paling populer di dunia, disusul Osaka (Jepang) dan Dubai (Uni Emirat Arab).
Paris memang punya daya tarik tersendiri di musim gugur: udara lebih sejuk, kerumunan wisatawan berkurang, dan biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan musim panas. Suasana romantis dengan daun-daun yang menguning di tepi Sungai Seine, festival seni seperti Nuit Blanche, hingga kesempatan menikmati Menara Eiffel atau Louvre tanpa antrean panjang membuat kota ini ideal untuk dikunjungi.
Selain Paris, daftar 10 besar destinasi musim gugur 2025 versi Airbnb juga diisi kota-kota kosmopolitan lain: Miami di Amerika Serikat, Porto di Portugal, Cartagena di Kolombia, London, Munich, Mexico City, hingga Santiago di Chili. Polanya jelas: wisatawan Gen Z tidak hanya mencari pantai atau liburan singkat, melainkan pengalaman budaya, kuliner, dan atmosfer kota besar yang unik serta estetis.
Menariknya, tren global ini punya kemiripan dengan pola wisata di Indonesia. Data dari Kementerian Pariwisata menunjukkan perjalanan wisata domestik mencapai lebih dari 100 juta perjalanan hingga pertengahan 2025, naik hampir 30% dibanding tahun sebelumnya. Pulau Jawa menjadi tujuan utama, dengan Bali, Lombok, dan Yogyakarta tetap mendominasi sebagai destinasi favorit. Wisata alam, budaya, dan ekowisata mulai dilirik lebih serius oleh generasi muda, sejalan dengan tren global yang mengutamakan pengalaman otentik di luar destinasi mainstream.
Meski belum masuk ke daftar 10 besar global Airbnb, destinasi di Indonesia tetap memiliki potensi besar. Bali misalnya, masih menjadi magnet utama, bukan hanya bagi wisatawan domestik, tetapi juga bagi pelancong mancanegara yang mencari keindahan alam tropis di luar musim ramai. Tren shoulder season atau berlibur di luar peak season, seperti yang terlihat pada laporan Airbnb, juga bisa menjadi peluang promosi bagi pariwisata Indonesia, dengan menekankan harga yang lebih terjangkau dan suasana yang lebih tenang.
Sementara itu, survei terhadap wisatawan Indonesia menunjukkan gairah besar untuk berlibur ke luar negeri. Studi Klook Travel Pulse 2025 mencatat bahwa 91% warga Indonesia yang menjadi responden berencana bepergian internasional, dengan Jepang, Singapura, dan Korea Selatan sebagai tiga tujuan utama. Hasil serupa terlihat dalam survei SiteMinder dan Kantar, di mana 33% responden menempatkan Jepang sebagai destinasi favorit, disusul negara tetangga di Asia Tenggara serta beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Jerman.
Alasan dominasi negara-negara Asia cukup jelas: jarak lebih dekat, biaya penerbangan lebih terjangkau, serta faktor budaya yang semakin populer lewat tren global, seperti K-pop atau kuliner Jepang. Namun, ketertarikan pada negara-negara Eropa tetap ada, dengan Prancis menempati posisi khusus di hati wisatawan Indonesia. Fakta bahwa Paris menjadi destinasi nomor satu global versi Airbnb menunjukkan adanya keselarasan antara tren dunia dan aspirasi pelancong asal Indonesia.
Secara keseluruhan, tren pariwisata musim gugur 2025 memperlihatkan pergeseran dari sekadar perjalanan singkat menuju pencarian pengalaman yang lebih mendalam. Gen Z, baik di dunia maupun di Indonesia, mendorong perubahan ini dengan preferensi pada perjalanan yang penuh makna, kaya budaya, serta sesuai dengan gaya hidup hemat namun estetis. Bagi Indonesia, inilah kesempatan untuk tidak hanya memperkuat destinasi domestik, tetapi juga memposisikan diri dalam peta global sebagai tujuan shoulder season yang mampu bersaing dengan Paris, Osaka, atau Dubai.

