(Business Lounge – Medicine) Novo Nordisk, perusahaan farmasi asal Denmark yang mendunia berkat popularitas obat diabetes dan penurun berat badan Ozempic serta Wegovy, kini memasuki fase baru yang jauh lebih sulit. Perusahaan mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 9.000 karyawan secara global, bersamaan dengan penurunan proyeksi kinerja untuk kedua kalinya dalam enam minggu. Keputusan ini langsung memunculkan diskusi luas tentang berapa lama fenomena blockbuster Ozempic bisa menopang pertumbuhan dan apa arti restrukturisasi ini bagi masa depan Novo Nordisk.
Menurut laporan Bloomberg dan Financial Times, langkah pemangkasan tenaga kerja ini setara dengan hampir 6% dari total karyawan global Novo Nordisk. Perusahaan menyebut keputusan tersebut sebagai bagian dari program restrukturisasi menyeluruh untuk menyelaraskan kapasitas produksi, rantai pasok, dan struktur biaya dengan realitas baru pasar. Walaupun Ozempic dan Wegovy masih menjadi tulang punggung penjualan, lonjakan permintaan yang luar biasa ternyata diiringi oleh kendala distribusi dan kapasitas produksi yang membuat perusahaan kesulitan menjaga margin dan memenuhi ekspektasi investor.
Faktor lain yang mendorong langkah ini adalah meningkatnya persaingan di segmen obat penurun berat badan. Eli Lilly, kompetitor utama dari Amerika Serikat, telah memperluas penetrasi obat Mounjaro dengan strategi harga dan distribusi yang lebih agresif. Sementara itu, sejumlah pemain farmasi lain, termasuk Pfizer dan Amgen, sedang mengembangkan kandidat obat sejenis yang bisa mengurangi dominasi Novo Nordisk dalam beberapa tahun mendatang.
Bagi investor, penurunan panduan laba dua kali dalam waktu singkat menjadi sinyal kuat bahwa ekspektasi pasar terhadap Novo Nordisk mungkin terlalu tinggi. Selama dua tahun terakhir, kapitalisasi pasar perusahaan melonjak hingga melampaui $600 miliar, menjadikannya salah satu perusahaan Eropa dengan valuasi terbesar, sejajar dengan raksasa teknologi global. Namun, valuasi tersebut sangat bergantung pada asumsi pertumbuhan eksplosif Ozempic dan Wegovy yang ternyata tidak sepenuhnya sejalan dengan kapasitas operasional.
Manajemen Novo Nordisk berusaha meyakinkan pasar bahwa langkah PHK bukanlah tanda krisis, melainkan upaya untuk memastikan model bisnis lebih berkelanjutan. CEO Lars Fruergaard Jørgensen menegaskan bahwa perusahaan masih memiliki prospek jangka panjang yang solid, terutama dengan pipeline penelitian di bidang penyakit metabolik, kardiovaskular, dan ginjal. Restrukturisasi disebut sebagai cara untuk mengurangi biaya tetap, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat investasi ke bidang inovasi yang lebih menjanjikan.
Namun, di mata analis, langkah ini tetap menunjukkan adanya tekanan nyata. Reuters mencatat bahwa restrukturisasi berskala besar jarang dilakukan perusahaan yang berada di puncak popularitas produknya, kecuali ada ketidakseimbangan fundamental antara permintaan pasar dan kesiapan internal. Dalam kasus Novo Nordisk, kombinasi antara permintaan yang melonjak, keterbatasan produksi, serta biaya distribusi yang membengkak menjadi tantangan serius.
Implikasi sosial dari PHK juga tidak bisa diabaikan. Novo Nordisk, yang menjadi salah satu kebanggaan Denmark dan penyumbang pajak terbesar di negara itu, menghadapi kritik dari serikat pekerja dan sebagian masyarakat. Pemangkasan ribuan pekerja dinilai ironis di tengah rekor pendapatan dari Ozempic. Meski manajemen menekankan bahwa restrukturisasi diperlukan untuk menjaga daya saing jangka panjang, tekanan reputasi ini bisa menimbulkan dampak politik dan sosial yang signifikan.
Dari sisi pasar global, pengumuman ini memberi sinyal perubahan dalam dinamika industri farmasi. Lonjakan fenomenal obat-obat penurun berat badan telah menciptakan euforia yang mendorong harga saham perusahaan ke rekor tertinggi, namun kini ekspektasi mulai menyesuaikan dengan realitas. Bagi investor, fokus tidak lagi hanya pada seberapa besar pasar yang bisa direbut, tetapi juga pada efisiensi operasional dan kemampuan menjaga profitabilitas di tengah kompetisi.
Beberapa analis di Morgan Stanley dan Goldman Sachs masih mempertahankan pandangan positif terhadap Novo Nordisk, dengan alasan fundamental bisnis tetap kuat. Mereka menekankan bahwa pasar obat penurun berat badan masih berada pada tahap awal, dengan potensi bernilai ratusan miliar dolar dalam dekade mendatang. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa pasar akan semakin jenuh dan diferensiasi produk menjadi kunci keberhasilan.
Restrukturisasi kali ini juga mencerminkan tren lebih luas di industri farmasi global. Banyak perusahaan mulai mengalihkan fokus dari volume ke profitabilitas, terutama setelah pandemi Covid-19 yang menyoroti betapa rapuhnya rantai pasok medis. Dalam konteks ini, langkah Novo Nordisk bisa dibaca sebagai strategi mengantisipasi persaingan dan tekanan margin di masa depan.
Bagi pasien dan konsumen, tantangan utama adalah bagaimana restrukturisasi ini memengaruhi akses terhadap obat. Jika efisiensi yang dikejar Novo Nordisk mengurangi bottleneck produksi, maka langkah ini bisa berdampak positif karena memperluas pasokan. Namun, jika pemangkasan justru memperlambat ekspansi kapasitas, maka pasien di berbagai negara bisa menghadapi kelangkaan produk dan harga yang lebih tinggi.
Tantangan Novo Nordisk akan bergantung pada keseimbangan antara menjaga momentum produk blockbuster dan membangun sumber pertumbuhan baru. Jika pipeline obat jantung dan ginjal mereka berhasil menembus pasar dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, maka restrukturisasi ini bisa dipandang sebagai langkah visioner. Namun jika tidak, pemangkasan besar-besaran ini bisa menjadi titik balik yang justru memperlemah posisi perusahaan.
Pengumuman PHK 9.000 karyawan dan revisi panduan laba menandai fase baru bagi Novo Nordisk. Dari perusahaan yang sempat dipandang tak tergoyahkan berkat Ozempic, kini mereka harus membuktikan kemampuan beradaptasi di tengah kompetisi sengit dan ekspektasi pasar yang menantang. Investor, karyawan, dan konsumen sama-sama menunggu apakah restrukturisasi ini akan menjadi batu loncatan menuju masa depan yang lebih kuat, atau sinyal awal dari kemunduran.

