Nyeri Otot yang Menyiksa, Penyakit Seriuskah?

(Business Lounge Journal – Medicine)

Pernahkah Anda merasakan nyeri otot yang terus-menerus, seperti ditusuk, terbakar, atau kaku dari ujung kepala hingga kaki? Sudah beristirahat cukup, namun rasa sakit tetap tidak hilang? Jangan buru-buru menganggap ini hanya kelelahan biasa.

Bisa jadi Anda mengalami fibromyalgia, kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh memproses rasa sakit. Diperkirakan, fibromyalgia dialami oleh sekitar 3,1% orang di Amerika Serikat, 2,5% di Eropa, dan 1,7% di Asia. Di Indonesia sendiri, belum ada data pasti, namun keluhan nyeri kronis seperti ini cukup sering ditemui dalam praktik sehari-hari.

Apa Itu Fibromyalgia?

Fibromyalgia adalah gangguan jangka panjang yang ditandai oleh nyeri muskuloskeletal yang menyebar luas, disertai dengan kelelahan, gangguan tidur, dan gangguan kognitif. Meskipun tidak mengancam jiwa, kondisi ini sangat memengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Sayangnya, fibromyalgia masih menjadi kontroversi di dunia medis. Karena tidak adanya penanda biologis khusus, diagnosis dilakukan berdasarkan gejala yang dirasakan pasien dan eliminasi penyakit lain. Beberapa dokter bahkan menyebutnya sebagai “diagnosis sampah,” karena sulitnya memastikan penyebab pasti.

Gejala dan Tanda-Tanda Awal

Setiap orang bisa mengalami gejala fibromyalgia yang berbeda. Namun, ada beberapa gejala utama yang menjadi ciri khas:

  • Nyeri menyebar: Rasa sakit di otot, ligamen, atau tendon yang bisa terasa seperti terbakar atau tertusuk. Bisa memburuk saat stres, cuaca dingin, atau setelah aktivitas ringan sekalipun.
  • Kekakuan: Biasanya dirasakan saat bangun tidur dan perlahan membaik seiring aktivitas, namun bisa kembali kambuh di malam hari.
  • Titik-titik nyeri (trigger points): Ada 18 titik di tubuh yang sangat sensitif jika ditekan, bahkan pelukan pun bisa terasa menyakitkan.
  • Kelelahan ekstrem: Banyak penderita merasa lelah walau sudah tidur cukup.
  • Gangguan tidur: Sulit tidur, sleep apnea, atau sindrom kaki gelisah bisa menyebabkan tidur tidak berkualitas.
  • Masalah pencernaan: Seperti irritable bowel syndrome, sembelit, atau diare, serta mata kering. Pada wanita, nyeri menstruasi bisa menjadi lebih hebat dari biasanya
  • Sakit kepala atau migrain yang sering kambuh.
  • Nyeri menstruasi yang lebih berat (pada wanita).
  • Fibro fog: Gangguan memori dan konsentrasi, seperti bingung, pelupa, atau berpikir lambat.
  • Gejala tambahan: Mata kering, nyeri rahang (TMJ), kandung kemih terlalu aktif, serta kepekaan berlebih terhadap cahaya, suara, dan bau.

Gejala ini bisa datang dan pergi, atau meningkat drastis dalam fase flare-up—terutama dipicu oleh stres, perubahan cuaca, perjalanan, atau kurang tidur. Fase flare-up (atau sering disebut sebagai “kambuh”) adalah saat di mana gejala menjadi lebih intens, lebih menyakitkan, dan sering kali memerlukan penanganan khusus.  Gejala utama seperti nyeri, kelelahan, kekakuan, dan sensitifitas meningkat tajam, bisa terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan, dipicu oleh faktor tertentu atau bahkan tanpa sebab yang jelas.

Fibromyalgia sering berkembang secara perlahan, meskipun pada beberapa orang bisa mengikuti suatu kejadian pemicu seperti trauma, penyakit, atau stres emosional yang besar.

Mengapa Fibromyalgia Terjadi?

Hingga kini, penyebab pasti fibromyalgia belum diketahui. Namun, para ahli percaya bahwa kondisi ini terjadi karena gangguan pada cara sistem saraf memproses sinyal rasa sakit. Biasanya, otak dan sumsum tulang belakang membantu menyaring rasa sakit. Pada penderita fibromyalgia, sistem ini menjadi “rusak”, menyebabkan sinyal rasa sakit justru diperkuat.

Beberapa faktor yang diduga memicu atau meningkatkan risiko fibromyalgia antara lain:

  • Genetik: Jika ada anggota keluarga yang menderita fibromyalgia, Anda mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
  • Perubahan neurotransmitter: Terutama serotonin dan norepinefrin yang berkaitan dengan rasa sakit dan suasana hati.
  • Trauma fisik atau emosional: Kecelakaan, operasi, atau stres berat bisa menjadi pemicu awal.
  • Infeksi: Seperti penyakit Lyme atau bahkan COVID-19.
  • Faktor hormonal: Wanita dua kali lebih berisiko dibanding pria, kemungkinan karena fluktuasi hormon atau kepekaan nyeri yang lebih tinggi.

Kondisi ini paling sering didiagnosis pada orang usia 35 hingga 45 tahun, meskipun bisa muncul lebih awal atau lebih lambat.

Bisa Sembuh Total?

Meskipun tidak ada pengobatan yang menyembuhkan fibromyalgia, gejalanya sering dapat dikelola melalui pendekatan gaya hidup yang bertujuan mengurangi nyeri, kelelahan, dan depresi. Fibromyalgia adalah kondisi kronis yang belum memiliki obat penyembuh. Namun, gejalanya dapat dikendalikan dengan kombinasi pengobatan medis, perubahan gaya hidup, dan terapi alami. Tujuannya adalah memutus siklus nyeri, meningkatkan energi, dan memperbaiki kualitas hidup.

Berikut beberapa pendekatan yang bisa membantu:

1. Pola Makan Anti-Peradangan

Makanan sehat sangat penting untuk menurunkan gejala fibromyalgia. Fokuslah pada:

  • Sayuran berdaun hijau, brokoli, wortel, buah beri, apel, dan biji-bijian utuh.
  • Hindari: makanan olahan, tepung putih, gula berlebihan, makanan gorengan, dan lemak trans.
  1. Suplemen yang Terbukti Membantu

Beberapa suplemen alami telah terbukti membantu meredakan gejala:

  • Magnesium (300 mg/hari): Mengurangi titik nyeri, stres, dan kecemasan.
  • Vitamin D: Mengurangi rasa nyeri, terutama jika tubuh kekurangan.
  • L-Carnitine (ALCAR): Membantu menurunkan nyeri dan meningkatkan mood.
  • S-Adenosilmetionin (800 mg/hari): Mengurangi kekakuan dan kelelahan.
  • Koenzim Q10 (300 mg/40 hari): Mengurangi kelelahan dan meningkatkan energi.
  • Melatonin: Membantu tidur lebih nyenyak dan menurunkan rasa nyeri.

Sebelum mengonsumsi suplemen apa pun, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

  1. Tidur yang Berkualitas

Tidur bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas. Terapkan kebiasaan tidur sehat:

  • Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari.
  • Hindari kafein dan alkohol di malam hari.
  • Matikan gadget 1 jam sebelum tidur.
  • Hindari tidur siang terlalu lama.
  • Ciptakan suasana kamar yang nyaman dan tenang.
  1. Berhenti Merokok

Studi menunjukkan bahwa merokok memperburuk gejala fibromyalgia, termasuk meningkatkan kecemasan, gangguan tidur, dan keparahan rasa nyeri. Berhenti merokok bisa menjadi langkah besar untuk memperbaiki kondisi Anda.

  1. Konsultasi Medis dan Obat-Obatan

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan. Dokter mungkin meresepkan obat seperti:

  • Antidepresan ringan untuk memperbaiki tidur dan suasana hati.
  • Obat anti kejang seperti pregabalin atau gabapentin untuk mengurangi sinyal nyeri.
  • Obat pereda nyeri ringan jika dibutuhkan.

Pendekatan pengobatan biasanya bersifat multimodal, artinya menggabungkan berbagai terapi fisik, psikologis, dan medis untuk hasil terbaik.

Menjalani Hidup Bersama Fibromyalgia

Hidup dengan fibromyalgia memang tidak mudah. Tetapi dengan pengelolaan yang tepat—mulai dari nutrisi, olahraga ringan, tidur cukup, manajemen stres, hingga dukungan sosial—gejala bisa dikendalikan. Yang terpenting adalah mendengarkan tubuh Anda dan tidak menyerah mencari cara agar tetap bisa menjalani hidup secara produktif dan bahagia.

Jadi, jika Anda atau orang terdekat mengalami nyeri otot yang tak kunjung membaik, jangan ragu untuk mencari bantuan. Karena bisa jadi, itu bukan hanya kelelahan biasa, melainkan fibromyalgia yang memerlukan perhatian lebih.

Jika  apabila Anda sudah mencoba dengan cara natural dan pola hidup tidak juga membaik, sebaiknya segera memeriksakan diri Anda ke dokter. Dokter akan meresepkan beberapa obat yang diperlukan untuk meredakan gejala Anda.