(Business Lounge – Global News) Upaya Airbnb untuk menjadi aplikasi serba-ada dalam dunia perjalanan terus berjalan, namun hasilnya belum sepenuhnya memuaskan. Meskipun perusahaan telah menggandeng ikon olahraga seperti Patrick Mahomes untuk mempopulerkan lini “Airbnb Experiences”—yang mencakup aktivitas lokal seperti kelas memasak, tur pribadi, hingga konser mini—model bisnis ini masih jauh dari memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas. Padahal, ekspansi ke sektor pengalaman adalah bagian dari strategi besar Airbnb untuk tidak hanya menyewakan tempat tidur, tetapi juga menjual kenangan.
Seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal, CEO Airbnb Brian Chesky membayangkan perusahaannya sebagai the everything app for travel, sebuah tujuan ambisius yang memosisikan Airbnb di luar penyedia akomodasi. Dalam bayangan Chesky, perjalanan akan dirancang secara menyeluruh di satu platform—mulai dari memilih tempat tinggal, transportasi, makanan, hingga aktivitas yang bisa mengisi hari-hari para pelancong.
Namun mimpi tersebut belum sepenuhnya bersentuhan dengan realitas bisnis. Sejak diperkenalkan pada 2016, lini Airbnb Experiences belum menunjukkan pertumbuhan yang sebanding dengan divisi utama perusahaan: sewa jangka pendek. Bahkan, banyak mitra lokal atau pemandu wisata yang sebelumnya bergabung, kini mulai meninggalkan platform karena kurangnya permintaan atau sistem yang terlalu rumit. Di sisi lain, pesaing seperti Viator (bagian dari TripAdvisor) dan GetYourGuide tetap dominan di sektor ini, menawarkan pengalaman yang lebih beragam dan terintegrasi dengan operator wisata profesional.
Dalam upayanya memikat konsumen, Airbnb meluncurkan serangkaian kampanye kreatif, termasuk kolaborasi dengan atlet dan selebritas. Patrick Mahomes, bintang NFL yang dikenal dengan gaya hidup santai dan keterlibatannya dalam investasi teknologi, menjadi wajah promosi yang mengajak publik untuk menjelajahi “pengalaman otentik” melalui Airbnb. Namun efeknya masih terbatas. Produk-produk yang dikurasi, seperti menyewa rumah dengan lapangan golf pribadi milik Mahomes, menarik perhatian media tetapi tidak mengubah fundamental bisnis.
Salah satu tantangan utama adalah skala dan margin. Berbeda dengan penyewaan rumah yang bisa langsung memberikan kontribusi finansial signifikan, bisnis pengalaman memiliki biaya operasional yang lebih tinggi dan ketergantungan pada tenaga kerja lokal. Seperti dijelaskan oleh analis dari Bloomberg Intelligence, tidak mudah mengelola ribuan pengalaman yang sangat lokal namun harus memenuhi standar global. Airbnb tampaknya juga kesulitan menyeimbangkan antara “keaslian” yang diinginkan pengguna dan konsistensi layanan yang diperlukan oleh investor.
Selain itu, regulasi dan logistik menjadi penghalang yang tak bisa dihindari. Di banyak kota besar, seperti Paris atau New York, mengadakan kegiatan wisata informal bisa melanggar aturan zonasi atau izin usaha. Airbnb harus berhadapan dengan kompleksitas hukum ini, berbeda dengan pemain yang memang fokus di sektor tur dan rekreasi sejak awal. Hal ini membuat model skala global sulit dicapai secara efisien.
Di sisi lain, Airbnb tetap mempertahankan narasi pertumbuhan, terutama di segmen generasi muda yang menghargai pengalaman dibanding barang. Dalam wawancara dengan Financial Times, Chesky menekankan bahwa pasar pengalaman adalah peluang jangka panjang, dan strategi mereka belum sepenuhnya matang. Perusahaan juga mencoba mengintegrasikan elemen pengalaman dalam produk utama—seperti menambahkan opsi “rumah dengan pengalaman unik” atau menyarankan aktivitas lokal saat pengguna memesan akomodasi.
Namun, para investor masih menunggu hasil konkret. Saham Airbnb sempat mengalami tekanan karena pertumbuhan pengguna melambat dan margin operasional tidak sekuat yang diharapkan. Meskipun pendapatan secara keseluruhan masih tumbuh, kontribusi dari lini Experiences belum cukup untuk menjadi motor baru. Hal ini memunculkan pertanyaan mendalam: apakah Airbnb memang bisa menjadi aplikasi serba-ada, atau apakah ia harus tetap fokus pada kekuatan utamanya?
Perbandingan menarik bisa dilihat pada strategi Amazon dan Uber, dua perusahaan teknologi besar yang juga mencoba menjadi super app. Amazon berhasil karena mendiversifikasi lini bisnisnya secara terukur dan dengan dukungan logistik serta infrastruktur kuat. Uber sempat mencoba ekspansi agresif ke sektor seperti pengiriman barang, makanan, dan bahkan keuangan, namun kemudian memangkas banyak unit yang tidak efisien. Airbnb berada di tengah dilema itu: inovasi atau konsolidasi?
Menariknya, ada indikasi bahwa perusahaan mencoba pendekatan baru yang lebih selektif. Alih-alih menerima semua penawaran aktivitas dari mitra lokal, kini Airbnb lebih mengkurasi produk-produk yang dianggap benar-benar berkualitas tinggi dan berpotensi viral secara sosial. Hal ini bisa menjadi strategi bertahan—menggali sedikit lebih dalam di tempat yang benar, daripada menyebar terlalu luas.
Mereka juga bereksperimen dengan teknologi, termasuk integrasi AI dan rekomendasi berbasis preferensi pengguna. Dengan cara ini, Airbnb mencoba memahami apa yang diinginkan pelancong bahkan sebelum mereka tahu sendiri. Namun pengembangan teknologi ini tidak murah, dan belum tentu bisa mengimbangi kompleksitas layanan offline yang tetap memerlukan kehadiran fisik.
Bagi Mahomes dan figur publik lain yang dilibatkan, kerja sama ini bisa memberi nilai branding dan narasi gaya hidup yang positif. Namun untuk Airbnb, pertanyaan utamanya tetap: apakah strategi ini bisa memperbesar pangsa pasar dan profitabilitas? Sejauh ini, jawaban tersebut masih menggantung.
Pada akhirnya, transformasi Airbnb dari platform penginapan menjadi aplikasi perjalanan komprehensif bukan hal yang mustahil. Namun seperti yang ditunjukkan oleh upaya dengan Experiences, perjalanan tersebut penuh hambatan. Bahkan bintang NFL sekalipun tidak bisa memberikan kemenangan cepat dalam dunia di mana logistik, margin, dan preferensi pengguna jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan.
Dalam dunia startup dan teknologi, visi besar memang perlu. Tetapi dalam bisnis nyata, eksekusi dan ketahanan menjadi ujian sebenarnya. Airbnb mungkin belum menyerah. Namun jelas, ini bukan perjalanan yang bisa dimenangkan hanya dengan satu iklan, satu atlet, atau satu fitur baru.