(Business Lounge – Technology) Amazon kembali menggebrak dunia teknologi dengan akuisisi perusahaan rintisan Bee yang sedang mengembangkan gelang AI revolusioner. Perangkat ini diklaim mampu merekam dan memahami setiap kata yang diucapkan oleh penggunanya. Langkah ini bukan hanya memperluas portofolio Amazon dalam ranah perangkat keras pintar, namun juga menunjukkan betapa seriusnya raksasa teknologi ini dalam merancang masa depan interaksi manusia dan kecerdasan buatan.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, Amazon mengakuisisi Bee dalam kesepakatan yang dirahasiakan nilainya namun disebut-sebut cukup signifikan bagi strategi jangka panjang Amazon. Bee sendiri merupakan startup yang didirikan oleh insinyur eks-Google dan peneliti UC Berkeley, dengan fokus pada AI yang mampu memahami konteks percakapan pengguna sepanjang hari. Gelang buatan Bee dilengkapi dengan mikrofon miniatur dan chip AI yang memungkinkan perangkat tersebut untuk merekam, memproses, dan merangkum isi percakapan secara real-time, lalu menyimpulkannya dalam bentuk catatan digital.
Ambisi di balik akuisisi ini bukan sekadar memiliki teknologi pelacak kebugaran baru, melainkan mengembangkan asisten pribadi AI yang benar-benar intuitif. Amazon melihat potensi besar dalam perangkat wearable yang bukan hanya pasif memonitor aktivitas fisik, tetapi aktif memahami kebutuhan dan preferensi pengguna secara alami, sepanjang hari.
Dalam pernyataan internal yang diperoleh Bloomberg, eksekutif Amazon menyebut bahwa akuisisi Bee adalah bagian dari “babak baru” dalam perjalanan Alexa. Perusahaan telah lama berupaya menjadikan Alexa bukan hanya asisten rumah tangga di dalam speaker, melainkan entitas AI yang menyertai manusia ke mana pun mereka pergi—baik di rumah, di kantor, bahkan saat jogging atau belanja.
Namun teknologi ini menimbulkan berbagai pertanyaan etis dan kekhawatiran tentang privasi. Gelang AI yang merekam setiap percakapan terdengar seperti alat distopia bagi sebagian pengamat. Organisasi privasi digital seperti Electronic Frontier Foundation (EFF) mengingatkan bahwa walau Amazon menjanjikan data akan diproses secara lokal dan tidak dikirim ke cloud, tetap saja risiko kebocoran dan penyalahgunaan data percakapan sangat besar.
Pihak Amazon sendiri menegaskan bahwa pengguna memiliki kontrol penuh atas data mereka. Rekaman dapat dihapus kapan saja dan pengguna bisa mematikan fungsi perekam secara manual. Dalam praktiknya, Bee telah membangun sistem pengelolaan data lokal yang cukup canggih, sehingga tidak setiap percakapan harus dikirim ke server pusat. Amazon berencana mempertahankan pendekatan ini demi menjaga kepercayaan publik.
Langkah Amazon ini juga mencerminkan persaingan yang semakin ketat dalam pasar perangkat AI yang bisa dikenakan. Apple dengan Vision Pro dan Meta dengan Ray-Ban AI sudah lebih dahulu memperkenalkan perangkat yang menggabungkan teknologi penglihatan mesin, suara, dan konektivitas. Namun Bee memilih jalan berbeda—berfokus sepenuhnya pada pemahaman suara dan konteks, tanpa embel-embel layar atau kamera.
Pasar menyambut positif langkah ini. Beberapa analis melihat bahwa ini adalah strategi masuk akal bagi Amazon yang ingin kembali menunjukkan dominasi di bidang perangkat keras setelah kesuksesan Echo meredup dalam beberapa tahun terakhir. Dengan Bee, Amazon tak hanya mendapatkan perangkat baru, tetapi juga tim peneliti AI yang sangat dihormati di Silicon Valley.
Kehadiran gelang AI ini diprediksi akan menjadi bagian dari ekosistem Amazon yang lebih besar. Pengguna bisa membayangkan gelang ini menyatu dengan sistem rumah pintar, layanan kesehatan pribadi, e-commerce, bahkan sistem rekomendasi belanja Amazon. Dengan mengenali kebiasaan bicara dan minat pengguna, Amazon bisa menyusun rekomendasi produk atau layanan yang jauh lebih personal dan kontekstual.
Namun bukan hanya pengembangan teknologi yang jadi tantangan. Regulasi dan respons publik terhadap perangkat yang selalu mendengarkan bisa menentukan nasib Bee ke depan. Pemerintah AS dan Uni Eropa sudah memperketat aturan soal pemrosesan data suara dan biometrik, dan Amazon harus siap menghadapi pengawasan lebih ketat.
Startup Bee sebelumnya dikenal sangat tertutup, namun dalam wawancara dengan TechCrunch tahun lalu, salah satu pendirinya mengungkapkan visi mereka: membuat AI yang “lebih manusiawi, lebih dekat, dan lebih berguna” tanpa menakut-nakuti pengguna. Dengan Amazon di belakangnya, visi itu mungkin menjadi kenyataan lebih cepat dari yang dibayangkan.
Kesepakatan ini menandai sebuah titik balik bagi Amazon yang ingin keluar dari bayang-bayang kesuksesan masa lalu seperti Prime dan Kindle. Di era di mana AI bukan hanya tren, tetapi kebutuhan, Amazon tampaknya siap menancapkan bendera di dunia perangkat AI pribadi yang serba terhubung. Gelang dari Bee mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya bisa sangat besar: memulai era di mana AI tak hanya memahami apa yang Anda katakan, tetapi juga mengerti siapa Anda.