DNB Bank

Laba DNB Bank Melambat Meski Permintaan KPR Melonjak

(Business Lounge – Global News) Kinerja keuangan kuartalan DNB Bank, institusi keuangan terbesar di Norwegia, tidak mampu memenuhi ekspektasi analis meskipun mencatat lonjakan permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) setelah penurunan suku bunga oleh bank sentral negara itu. Laporan terbaru yang dirilis bank tersebut menunjukkan bahwa laba bersihnya sedikit di bawah konsensus pasar, yang mengejutkan sebagian pelaku industri mengingat tingginya minat masyarakat Norwegia terhadap pembiayaan properti dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut laporan dari The Wall Street Journal dan dikonfirmasi oleh Reuters, hasil kuartal kedua 2025 DNB menunjukkan adanya tekanan margin bunga bersih, meskipun total volume pinjaman meningkat secara signifikan. Hal ini sebagian disebabkan oleh pemangkasan suku bunga oleh Norges Bank baru-baru ini, yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setelah periode pengetatan moneter sebelumnya.

Langkah pemangkasan tersebut memang berdampak langsung terhadap permintaan KPR yang melonjak—indikasi bahwa rumah tangga Norwegia merespons positif iklim pinjaman yang lebih bersahabat. Namun peningkatan volume ini ternyata belum cukup untuk menutupi penurunan margin keuntungan dari produk pinjaman. Bahkan, pendapatan bunga bersih mengalami tekanan karena biaya dana tidak turun secepat suku bunga kredit.

Di sisi lain, DNB melaporkan bahwa pendapatan dari sumber non-tradisional seperti layanan transaksi, biaya manajemen aset, dan aktivitas pasar modal justru meningkat. Namun kontribusinya belum mampu mengangkat total laba ke level yang diprediksi analis. Analis dari Danske Bank yang dikutip oleh Bloomberg menyatakan bahwa “meski pertumbuhan kredit menunjukkan pemulihan sentimen domestik, struktur pendapatan DNB tetap terlalu tergantung pada spread bunga, dan itu menjadi tantangan di lingkungan suku bunga yang berfluktuasi.”

Saham DNB turun tipis sesaat setelah laporan keuangan dipublikasikan, mencerminkan kekecewaan investor terhadap hasil yang tidak sejalan dengan ekspektasi. Beberapa investor juga mencermati bahwa biaya operasional bank meningkat sedikit dibanding kuartal sebelumnya, sebagian akibat dari investasi digital dan penguatan tim kepatuhan untuk menghadapi regulasi Eropa yang semakin kompleks.

CEO DNB Kjerstin Braathen dalam pernyataan resminya menekankan bahwa fondasi bisnis tetap kuat dan kualitas aset dalam kondisi sehat. Ia menyebut bahwa lonjakan permintaan hipotek merupakan sinyal kepercayaan pasar domestik yang kembali menguat dan bahwa bank sedang melakukan penyesuaian strategi untuk mengoptimalkan pertumbuhan di segmen non-kredit.

Namun, sejumlah pengamat menyebut bahwa DNB perlu segera mendiversifikasi sumber pendapatannya untuk bertahan dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah dan pasar kredit yang semakin kompetitif. Seperti diketahui, sektor perbankan di Eropa Utara menghadapi tekanan dari neobank dan platform digital yang menawarkan pinjaman dengan struktur biaya lebih efisien dan pengalaman pengguna lebih modern.

Faktor eksternal lain yang turut mempengaruhi adalah ketidakpastian ekonomi Eropa dan ketegangan geopolitik yang masih membayangi, termasuk fluktuasi harga energi yang berdampak pada sektor-sektor kunci perekonomian Norwegia. Ketergantungan Norwegia pada sektor minyak dan gas masih menjadi latar belakang penting dalam menentukan arah investasi dan permintaan kredit di sektor swasta.

Meskipun pendapatan dari bisnis wealth management dan investment banking DNB menunjukkan perbaikan, pertumbuhannya belum cukup signifikan untuk menopang keseluruhan kinerja laba. Beberapa analis memandang bahwa DNB sedang berada dalam transisi strategis dari model bank tradisional menuju entitas keuangan yang lebih serbaguna, namun proses itu belum menunjukkan hasil yang cukup nyata dalam angka kuartalan.

Dengan latar belakang ini, langkah Norges Bank dalam menentukan arah suku bunga berikutnya akan sangat menentukan bagi prospek keuangan DNB ke depan. Jika penurunan suku bunga terus berlanjut, tekanan margin bisa makin membesar. Namun jika pemangkasan suku bunga berhasil mendorong konsumsi dan investasi, DNB bisa mendapat keuntungan jangka menengah dari pertumbuhan kredit dan bisnis transaksi.

Untuk saat ini, pasar tampaknya masih memberikan waktu bagi DNB untuk menyeimbangkan strategi jangka panjangnya. Tetapi laporan keuangan kali ini menjadi pengingat bahwa pertumbuhan volume kredit saja tidak cukup, dan struktur profitabilitas bank harus adaptif terhadap perubahan makroekonomi. Di tengah lanskap perbankan Eropa yang berubah cepat, bank seperti DNB harus lebih agresif dalam menciptakan nilai di luar margin bunga untuk tetap kompetitif dan menarik bagi investor.