(Business Lounge Journal – Tech)
Setelah penantian panjang, akhirnya tiba juga. Windows 11 kini resmi menjadi sistem operasi desktop yang paling banyak digunakan di dunia! Data terbaru dari Stat Counter mengonfirmasi dominasi ini, menandai tonggak sejarah penting bagi Microsoft. Windows 11 berhasil menyalip pendahulunya, Windows 10, yang selama ini kokoh bertengger di puncak.
Windows 11 sekarang menduduki 52% pangsa pasar Windows, melampaui Windows 10 yang berada di angka 44,6%. Ini adalah kemenangan besar bagi Microsoft, terutama mengingat Windows 10 akan segera mencapai akhir masa dukungannya pada 14 Oktober 2025. Para pengguna Windows 10 yang enggan beralih kini harus bersiap, karena pilihannya semakin terbatas.
Perjalanan Penuh Liku: Dari Keraguan Hingga Dominasi
Perjalanan Windows 11 menuju puncak tidaklah mulus. Awalnya, adopsinya terbilang lambat. Banyak pengguna ragu untuk upgrade karena persyaratan perangkat keras yang lebih ketat – seperti keharusan memiliki TPM 2.0 – membuat banyak PC lama tidak memenuhi syarat. Meski upgrade dari Windows 10 ke Windows 11 ditawarkan gratis, jutaan pengguna tetap terjebak dengan Windows 10 karena kendala spesifikasi hardware atau sekadar enggan repot. Bahkan, banyak komputer Windows 10 yang usianya hampir satu dekade masih aktif digunakan hingga kini.
Namun, perlahan tapi pasti, angka adopsi Windows 11 mulai merangkak naik. Salah satu pendorong utamanya adalah komunitas gamer PC. Sejak September 2024, Windows 11 sudah menjadi OS favorit di kalangan gamer, dan pangsanya terus bertumbuh sejak saat itu. Data bocor pada tahun 2023 bahkan menunjukkan Windows 11 telah terinstal di lebih dari 400 juta perangkat, meskipun butuh waktu dua kali lebih lama dibandingkan Windows 10 untuk mencapai angka tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun perjalanannya lambat, momentum Windows 11 tak terbendung.
Masa Depan AI dan Tantangan Windows 11
Microsoft kini memiliki ambisi besar untuk masa depan. Perusahaan raksasa teknologi ini bertaruh pada kecerdasan buatan (AI) untuk mendorong penjualan PC baru. Laptop dan PC dengan label Copilot+ PC yang akan datang, misalnya, akan membutuhkan Neural Processing Unit (NPU) khusus untuk mengakses fitur-fitur AI generatif yang canggih. Ini berarti, untuk menikmati pengalaman AI terbaik, pengguna mungkin harus mempertimbangkan untuk membeli perangkat baru yang kompatibel.
Meski demikian, Windows 11 bukannya tanpa cela. Keluhan dari pengguna masih terus bermunculan, mulai dari banyaknya iklan yang muncul di sistem, kehadiran bloatware atau aplikasi pra-instal yang tidak diinginkan, hingga keharusan koneksi internet dan akun Microsoft saat proses setup awal. Masalah-masalah ini sedikit banyak mengurangi kenyamanan pengguna, bahkan bagi mereka yang melakukan upgrade gratis.
Ancaman Bagi Pengguna Windows 10: Bayar atau Beralih!
Bagi pengguna Windows 10, waktu semakin menipis. Microsoft telah mengumumkan bahwa dukungan resmi untuk Windows 10 akan berakhir pada 14 Oktober 2025. Setelah tanggal tersebut, pengguna Windows 10 tidak akan lagi menerima pembaruan keamanan gratis, membuat perangkat mereka rentan terhadap serangan siber dan malware.
Sebagai “insentif”, pada bulan Juni 2025, Microsoft sempat menawarkan satu tahun pembaruan keamanan gratis bagi pengguna Windows 10. Syaratnya? Mereka harus mengaktifkan Windows Backup dan menyinkronkan dokumen mereka ke OneDrive. Jika tidak, mereka harus membayar $30 per tahun untuk mendapatkan Extended Security Updates (ESU) setelah 14 Oktober 2025. Pilihan ini jelas tidak menguntungkan bagi banyak pengguna.
Dengan semua dinamika ini, tampaknya Microsoft sangat serius mendorong pengguna untuk beralih ke Windows 11, atau setidaknya mempersiapkan diri untuk skenario pasca-dukungan Windows 10. Era baru sistem operasi desktop telah tiba, dan Windows 11 siap memimpin panggung.

