anjing

Detektif Anjing Jadi Bisnis Menguntungkan di Brasil

(Business Lounge – Global News) Di tengah hiruk-pikuk kota-kota besar Brasil yang penuh dengan lalu lintas, taman, dan lingkungan padat penduduk, bisnis pencarian hewan peliharaan yang hilang mengalami lonjakan permintaan yang tak biasa. Namun yang menjadikannya unik bukan hanya jumlah kasusnya, melainkan siapa yang menangani pencarian tersebut: anjing detektif. Binatang pelacak yang sebelumnya dilatih untuk operasi kepolisian kini beralih profesi menjadi pencari kucing, anjing, bahkan chinchilla yang hilang—dan dibayar dengan tarif hingga $200 per jam.

Fenomena ini merefleksikan dua hal yang bertemu secara sempurna di Brasil, kecintaan mendalam terhadap hewan peliharaan dan meningkatnya kelas menengah yang bersedia mengeluarkan dana besar untuk keselamatan anggota keluarga berkaki empat. Dalam laporan The Wall Street Journal, disebutkan bahwa beberapa dari anjing pelacak ini sebelumnya merupakan bagian dari unit kepolisian militer yang bertugas mencari korban bencana atau melacak kriminal. Setelah masa tugasnya berakhir, mereka dan pelatihnya menemukan pasar baru yang sama-sama menantang secara teknis—namun lebih sentimental dan personal.

Salah satu tim yang menonjol adalah Canil K9, sebuah unit swasta di São Paulo yang menerima panggilan darurat dari pemilik hewan peliharaan yang cemas hampir setiap hari. Begitu laporan diterima, tim akan meminta sampel bau—seperti selimut atau mainan hewan—lalu menugaskan seekor anjing pelacak untuk mengikuti jejak aroma tersebut ke jalanan kota. Prosesnya bisa berlangsung selama berjam-jam, bahkan berhari-hari, tergantung kompleksitas lingkungan dan seberapa lama hewan tersebut hilang.

Beberapa kasus berhasil dituntaskan dalam hitungan menit, dengan hewan ditemukan bersembunyi di bawah mobil atau di halaman tetangga. Namun ada pula kisah dramatis, seperti seekor burung beo yang ditemukan di atap gedung bertingkat, atau kelinci peliharaan yang akhirnya ditemukan setelah dua minggu bersembunyi di kebun komunitas. Setiap kisah yang berakhir bahagia bukan hanya membawa kepuasan emosional, tetapi juga memperkuat reputasi bisnis ini sebagai penyelamat keluarga.

Meskipun tarifnya terbilang tinggi, permintaan terhadap layanan ini terus meningkat. Banyak klien menyatakan bahwa biaya bukan menjadi pertimbangan utama ketika anggota keluarga mereka hilang. Beberapa bahkan menawarkan hadiah tambahan jika hewan peliharaan berhasil ditemukan dalam waktu tertentu. Di media sosial, video reunifikasi hewan dengan pemiliknya sering kali menjadi viral, memperluas popularitas layanan pencarian ini di kalangan masyarakat urban.

Pakar perilaku hewan mencatat bahwa anjing pelacak yang digunakan dalam layanan ini telah melalui pelatihan intensif untuk mengidentifikasi aroma individual dan membedakannya dari ribuan bau lain di kota besar. Mereka mampu mengenali jejak yang sangat samar, bahkan di area yang telah dilalui banyak orang dan kendaraan. Ketajaman indra penciuman ini, dikombinasikan dengan keahlian pelatih yang membaca gestur anjing, menciptakan tim pencari yang efisien sekaligus penuh empati.

Namun bisnis ini bukan tanpa tantangan. Banyak kasus yang berakhir dengan kegagalan ketika hewan telah berpindah terlalu jauh atau dibawa oleh orang lain. Beberapa klien juga kesulitan menerima kenyataan bahwa pencarian harus dihentikan karena minimnya jejak yang bisa diikuti. Di sisi lain, ada juga masalah etika, beberapa pihak mempertanyakan apakah penggunaan anjing pelacak di luar konteks operasional resmi dapat menimbulkan tekanan atau eksploitasi terhadap hewan itu sendiri.

Para pelatih berpengalaman menolak kekhawatiran ini dengan menyatakan bahwa anjing pelacak justru merasa terlibat dalam “pekerjaan” yang memuaskan naluri mereka. Dengan jadwal istirahat yang teratur dan perawatan medis lengkap, mereka menyebut bahwa anjing-anjing ini bekerja dengan semangat tinggi dan tanpa paksaan. Bahkan ada beberapa kasus di mana anjing pelacak terlihat frustrasi ketika dilarang bekerja terlalu lama karena cuaca ekstrem atau alasan kesehatan.

Di Brasil, di mana populasi hewan peliharaan diperkirakan mencapai lebih dari 150 juta, pasar untuk layanan semacam ini diperkirakan akan terus tumbuh. Selain Canil K9, mulai muncul tim-tim pencari independen di berbagai kota besar seperti Rio de Janeiro, Curitiba, dan Porto Alegre. Masing-masing mencoba menawarkan metode pelacakan yang lebih presisi, dengan bantuan teknologi GPS, drone, dan bahkan detektor panas.

Tren ini menunjukkan bahwa hubungan emosional antara manusia dan hewan semakin diperkuat oleh kemajuan dalam pelatihan dan layanan. Jika dulu kehilangan hewan peliharaan dianggap sebagai nasib buruk yang harus diterima, kini masyarakat memiliki pilihan untuk bertindak lebih aktif—dengan bantuan detektif berkaki empat yang setia, cepat, dan tak kenal lelah.

Ke depan, diperkirakan bahwa layanan ini akan berkembang ke arah yang lebih sistematis, mungkin bahkan menciptakan jaringan nasional pencarian hewan hilang yang terkoordinasi. Dan di tengah semua teknologi canggih yang bisa digunakan, tetap saja, penciuman seekor anjing dan hubungan batinnya dengan manusia yang membuat pencarian ini terasa begitu istimewa.