(Business Lounge Journal – Human Resources)
Slogan “eight hours to work, eight hours recreation, eight hours rest” yang diprakarsai oleh Robert Owen pada tahun 1817 menandakan keseimbangan dalam keseharian pekerja untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan akibat kelelahan. Rumus yang sangat sederhana ini ternyata masuk akal bagi banyak orang. Akhirnya, rumus kerja delapan jam ini menjadi standar yang diadopsi secara luas hingga dua abad setelahnya. Kemudian, berbagai variasi pun mengikuti. Misalnya, dari enam hari kerja yang berubah menjadi lima hari kerja seperti yang dicetuskan Henry Ford, pebisnis otomotif terkemuka Amerika Serikat. Kini, 40 jam kerja per minggu dianggap sebagai sebuah norma. Undang-Undang (UU) Cipta Kerja juga mengamini hal ini, dengan mengatur tujuh jam kerja untuk enam hari kerja dan delapan jam kerja untuk lima hari kerja.
Bagi generasi Z (Gen Z) konsep kerja jam 9 pagi hingga 5 sore di kantor fisik, memiliki pandangan yang berbeda tentang pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tidak lagi terpaku pada konsep kerja 9 pagi hingga 5 sore di kantor fisik. Fleksibilitas, keseimbangan hidup-kerja (work-life balance), dan pekerjaan yang bermakna menjadi prioritas utama. Di Indonesia, tren ini semakin terlihat dengan berkembangnya teknologi dan ekosistem digital.
Beberapa alasan bagi Gen Z untuk menjalankan kerja fleksibel (tidak terikat waktu), diantaranya adalah:
- Keseimbangan Hidup-Kerja yang Lebih Baik: Jam kerja yang fleksibel memungkinkan mereka mengatur jadwal agar sesuai dengan gaya hidup pribadi, bukan sebaliknya, karena bagi Gen Z waktu sangat berharga untuk diri sendiri, hobi, dan keluarga.
- Otonomi dan Kendali: Dalam pekerjaan, Gen Z ingin memiliki kontrol lebih termasuk kapan, di mana, dan bagaimana mereka bekerja. Ini memberikan rasa kepemilikan dan mengurangi stres.
- Pekerjaan Berbasis Tujuan (Purpose-Driven Work): Dengan waktu yang Fleksibilitas memungkinkan Gen Z memilih proyek atau peran yang mereka pedulikan, diantaranya mereka mencari pekerjaan yang selaras dengan nilai-nilai pribadi dan memiliki dampak positif.
- Kefasihan Teknologi: Di era modern ini Gen Z sangat akrab dengan dengan internet dan perangkat digital, alat kolaborasi online dan platform kerja jarak jauh, sehingga dengan kerja yang fleksibel menunjang pekerjaan mereka.
- Menghindari Komuter: Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dengan kemacetan parah, menghindari perjalanan harian ke kantor adalah keuntungan besar yang meningkatkan kualitas hidup.
- Pengembangan Diri Berkelanjutan: Waktu yang fleksibel dapat digunakan untuk belajar keterampilan baru, mengambil kursus online, atau mengejar sertifikasi yang meningkatkan nilai mereka di pasar kerja.
Peluang Karier Fleksibel Favorit Gen Z
Berikut adalah beberapa pilihan karier yang sangat populer dan menawarkan fleksibilitas yang dicari Gen Z di Indonesia:
- Pekerjaan Lepas (Freelance) & Ekonomi Gig (Gig Economy)
Ini adalah model paling fleksibel karena Gen Z dapat memilih proyek, klien, dan mengatur jam kerja mereka sendiri.
• Content Creator (Kreator Konten) & Influencer:
o Deskripsi: Membuat konten untuk platform seperti YouTube, TikTok, Instagram, blog, atau podcast. Monetisasi bisa dari iklan, sponsorship, atau penjualan produk.
o Mengapa Populer: Memungkinkan ekspresi diri, kreativitas, dan potensi penghasilan yang besar tanpa terikat jam kerja atau lokasi. Konten bisa dibuat dari mana saja.
• Social Media Manager/Specialist:
o Deskripsi: Mengelola akun media sosial untuk bisnis atau individu, membuat strategi konten, mengelola kampanye iklan, dan menganalisis kinerja.
o Mengapa Populer: Banyak bisnis kecil hingga menengah di Indonesia membutuhkan bantuan ini, dan pekerjaan ini seringkali bisa dilakukan secara remote.
• Graphic Designer & UI/UX Designer:
o Deskripsi: Membuat desain visual untuk berbagai kebutuhan, mulai dari logo, materi promosi, hingga antarmuka pengguna aplikasi dan website.
o Mengapa Populer: Permintaan tinggi di era digital, pekerjaan berbasis proyek yang bisa dikerjakan di mana saja dengan laptop dan koneksi internet.
• Copywriter & Penerjemah:
o Deskripsi: Menulis teks promosi, artikel blog, naskah video, atau menerjemahkan dokumen dari satu bahasa ke bahasa lain.
o Mengapa Populer: Selama ada internet, pekerjaan ini bisa dilakukan dari kafe, co-working space, atau rumah.
• Online Tutor/Pengajar Privat:
o Deskripsi: Mengajar mata pelajaran tertentu atau keterampilan (misalnya bahasa Inggris, coding, alat musik) secara online melalui platform video call.
o Mengapa Populer: Memanfaatkan keahlian spesifik dan bisa disesuaikan dengan ketersediaan waktu.
• Virtual Assistant (Asisten Virtual):
o Deskripsi: Memberikan dukungan administratif, teknis, atau kreatif jarak jauh kepada klien.
o Mengapa Populer: Membutuhkan keterampilan organisasi dan digital, cocok untuk mereka yang ingin bekerja dari rumah. - Wirausaha & Bisnis Online
Gen Z memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi dan teknologi memudahkan mereka memulai bisnis dengan modal minim.
• Pemilik Toko Online (E-commerce):
o Deskripsi: Menjual produk fisik atau digital melalui platform e-commerce (misalnya Shopee, Tokopedia, website sendiri) atau media sosial.
o Mengapa Populer: Kontrol penuh atas produk, harga, dan operasional. Bisa dimulai dari skala kecil dan dikembangkan.
• Dropshipper:
o Deskripsi: Menjual produk tanpa perlu menyimpan stok. Ketika ada pesanan, mereka meneruskannya ke pemasok yang kemudian mengirimkan produk langsung ke pelanggan.
o Mengapa Populer: Modal sangat minim, risiko rendah, dan bisa dijalankan dari mana saja.
• Bisnis Jasa Online (Online Service Businesses):
o Deskripsi: Menawarkan layanan seperti konsultasi, pelatihan, atau kursus online dalam bidang keahlian tertentu.
o Mengapa Populer: Memanfaatkan keahlian pribadi dan dapat diskalakan tanpa batas geografis. - Peran Remote-First dan Hybrid di Perusahaan
Semakin banyak perusahaan di Indonesia yang mengadopsi model kerja jarak jauh penuh atau hybrid (campuran di kantor dan di rumah) pasca pandemi.
• Peran di Industri Teknologi (Tech Industry):
o Deskripsi: Developer perangkat lunak, data analyst, product manager, QA engineer, dan berbagai peran lain di startup teknologi maupun perusahaan besar.
o Mengapa Populer: Industri teknologi secara global sudah terbiasa dengan kerja remote, dan banyak perusahaan menawarkan fleksibilitas ini untuk menarik talenta.
• Spesialis Pemasaran Digital (Digital Marketing Specialist):
o Deskripsi: SEO, SEM, content marketing, email marketing, dan strategi pemasaran online lainnya.
o Mengapa Populer: Sebagian besar pekerjaan ini dapat dilakukan sepenuhnya secara jarak jauh dan sangat diminati oleh berbagai jenis bisnis.
• Layanan Pelanggan/Dukungan Teknis (Remote Customer Service/Support):
o Deskripsi: Memberikan bantuan dan dukungan kepada pelanggan melalui telepon, email, atau chat dari lokasi mana pun.
o Mengapa Populer: Banyak perusahaan, termasuk call center, telah beralih ke model kerja remote untuk efisiensi.
Tantangan yang Mungkin Dihadapi
Meskipun menarik, karier fleksibel juga memiliki tantangan:
• Penghasilan Tidak Stabil: Terutama di awal, pendapatan dari pekerjaan lepas bisa tidak teratur.
• Disiplin Diri Tinggi: Membutuhkan kemampuan manajemen waktu dan motivasi diri yang kuat.
• Minimnya Benefit Karyawan: Freelancer biasanya tidak mendapatkan tunjangan kesehatan, pensiun, atau cuti berbayar.
• Batasan Antara Kerja dan Hidup Pribadi: Garis batas bisa menjadi kabur saat bekerja dari rumah.
• Isolasi Sosial: Kurangnya interaksi langsung dengan rekan kerja bisa menyebabkan rasa kesepian.
Konsep “Kerja Nggak Harus 9 to 5” bukan hanya tren, tetapi bagi Gen Z hal ini menjadi refleksi dari nilai-nilai dan prioritas mereka. Dengan memanfaatkan teknologi dan peluang yang ada, mereka dapat membangun karier yang tidak hanya menghasilkan penghasilan tetapi juga memberikan kebebasan, tujuan, dan keseimbangan hidup yang mereka dambakan, namun hal yang penting bagi mereka untuk terus dikembangkan adalah keterampilan, membangun jaringan, dan memiliki disiplin diri untuk sukses dalam model kerja yang fleksibel ini.