(Business Lounge Journal – Medicine)
Alergi di Indonesia sering kali berlangsung sepanjang tahun karena faktor lingkungan yang tetap ada. Pencegahan dan pengelolaan harus dilakukan secara terus-menerus dan adaptif terhadap kondisi lokal.
Sedangkan di negara-negara Barat, musim semi semakin hangat dan panjang, menyebabkan peningkatan kadar pollen dan memperpanjang musim alergi. Perubahan iklim dan emisi karbon turut memperburuk kondisi ini dengan menambah lama dan tingkat pollen. Alergi musiman disebabkan oleh reaksi sistem imun terhadap pollen dari pohon, rumput, dan tanaman lainnya, yang menyebabkan gejala seperti hidung berair, bersin, mata gatal, dan bahkan reaksi parah. Sekitar 25,7% dewasa dan 18,9% anak-anak di AS mengalami alergi musiman. Untuk mengatasi, orang disarankan menggunakan obat antihistamin, steroid nasal, dan vaksin alergi, serta melakukan langkah pencegahan di rumah seperti menutup jendela dan mandi setelah beraktivitas di luar. Perubahan iklim dan polusi diperkirakan akan meningkatkan jumlah dan tingkat keparahan alergi di masa depan.
Di negara tropis seperti Indonesia, musim alergi bisa berbeda dari negara beriklim sedang. Karena iklim tropis cenderung panas dan lembap sepanjang tahun, musim tertentu tidak cukup jelas seperti di negara berempat musim. Sebagai gantinya, alergi bisa dipicu oleh faktor seperti debu, tungau, jamur, dan polusi udara yang tetap tinggi sepanjang tahun.
Cuaca yang lembap dan basah juga memudahkan pertumbuhan jamur dan tungau, yang menjadi penyebab utama alergi. Selain itu, polusi dari kendaraan dan industri juga memperburuk kondisi alergi. Jadi, meskipun tidak ada musim alergi yang secara jelas panjang dan bergeser, masalah alergi tetap relevan dan cenderung berlangsung terus menerus atau berulang secara musimati tergantung faktor lingkungan dan cuaca.
Berbeda dengan negara dengan empat musim, di Indonesia yang beriklim tropis panas dan lembap, tidak terjadi pergantian musim besar. Sebagai gantinya, kondisi cuaca cenderung stabil sepanjang tahun, sehingga allergy biasanya berlangsung terus-menerus atau muncul di waktu tertentu saja tergantung faktor lingkungan.
Faktor Pemicu Alergi di Indonesia:
- Debu dan Tungau: Tinggal di daerah berdebu, seperti di kota besar, menambah risiko alergi karena debu dan tungau rumah tangga sangat umum. Kamar tidur dan tempat tidur menjadi sumber utama karena tungau berkembang di tempat yang hangat dan lembap.
- Jamur dan Lumut: Cuaca yang lembap dan sering hujan mendukung pertumbuhan jamur di lingkungan indoor maupun outdoor, yang bisa memicu alergi.
- Polusi Udara: Kendaraan bermotor, industri, dan asap rokok meningkatkan kadar polusi udara, yang juga bisa memperburuk gejala alergi pernapasan.
- Asap dan Partikel Lain: Pembakaran sampah dan kegiatan industri lain menyebabkan munculnya partikel halus yang masuk ke saluran pernapasan, memperburuk gejala alergi.
Gejala dan Tantangan
- Gejala umum termasuk bersin, pilek, mata berair dan gatal, batuk, sesak napas, dan mengi.
- Karena faktor lingkungan yang konstan, banyak orang di Indonesia mengalami alergi secara terus-menerus, bukan sebagai kondisi musiman.
Pencegahan
Pencegahan adalah jauh lebih penting bagi orang alergi agar tidak terpapar faktor penyebab alergi.
- Menjaga kebersihan rumah: Menyapu secara rutin, membersihkan debu dan tungau, serta mengeringkan kamar saat cuaca hujan.
- Penggunaan filter udara: Menggunakan air purifier dan ventilasi yang baik di rumah.
- Menghindari paparan polusi: Mengurangi keluar saat tingkat polusi tinggi, dan menggunakan masker saat berkegiatan di luar.
Jika alergi datang, maka obat yang digunakan adalah antihistamin, obat dekongestan, atau inhaler sesuai petunjuk dokter. Adalah penting untuk diagnosis dan rencana perawatan dari dokter spesialis alergi untuk pengelolaan jangka panjang.

