Kilas Peristiwa Jelang Kemerdekaan RI: 13 Agustus 1945

(Business Lounge – Jelang Kemerdekaan RI ke-70) Jepang yang diwakili oleh Marsekal Terauchi telah menjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Hal ini disampaikannya pada pertemuan di Saigon, Vietnam dengan ketiga tokoh bangsa yang telah dijemput dalam sebuah perjalanan rahasia. (Baca: Kilas Peristiwa Jelang Kemerdekaan RI: 12 Agustus 1945). Pada tanggal 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda kembali ke Indonesia.

Beredarnya Telegram Kekalahan Jepang

Jepang memang telah kalah, namuan pihaknya masih  berupaya untuk menutupi kekalahannya yaitu dengan berupaya memperlambat penyebaran berita itu ke wilayah Asia. Namun para operator telepon dan telegrap PTT dapat mengetahui berita penyerahan itu karena pesawat-pesawat penerima di Bandung tidak disegel. Telegram resmi dari Tokyo akhirnya diterima di Bandung pada tanggal 13 Agustus 1945. Hal itu pun diteruskan melalui telegram yang dikirimkan kepada pernuda-pemuda Jakarta agar mereka mendesak pemimpin-pemimpin bangsa untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Jika kemerdekaan tidak segera diumumkan, Indonesia akan kehilangan momentum yang mungkin tidak akan ada lagi.

Kemudian penyusunan teks proklamasi pun dimulai, dengan melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dikerjakan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus. Asrama Prapatan kala itu sering dijadikan tempat nongkrong para anggota gerakan bawah tanah.

Sekutu Memaksa Jepang Menyerah

Pada 13 Agustus, Dewan Penasihat Militer Jepang dan kabinet terus berdebat mengenai jawaban mereka atas tanggapan Sekutu, namun menemui kebuntuan. Merasa Jepang belum memberikan jawaban yang pas, sekutu berprediksi bahwa Jepang sedang menyiapkan sebuah “serangan banzai habis-habisan”. Akhirnya, Presiden Truman memerintahkan untuk dilanjutkannya serangan udara terhadap Jepang dalam intensitas maksimum supaya para pejabat Jepang tahu bahwa pihak sekutu benar-benar serius untuk Jepang dapat menerima usulan damai dari sekutu tanpa ditunda.

Pada tanggal yang sama, 13 Agustus 1945, sesuai dengan saran pakar operasi psikologis Amerika Serikat, pesawat-pesawat B-29 diberangkatkan untuk menjatuhkan selebaran-selebaran di atas Jepang. Selebaran-selebaran itu menjelaskan kepada ralyat Jepang tentang tawaran untuk menyerah dan sikap Sekutu. Selebaran-selebaran ini pun berdampak drastis terhadap proses pengambilan keputusan Jepang.

Selebaran yang dijatuhkan di Jepang setelah pengeboman atom Hiroshima. Dalam selebaran ditulis, sebagian isi: Rakyat Jepang sedang menghadapi musim gugur yang sangat penting. Tiga belas pasal mengenai penyerahan diberikan kepada pemimpin-pemimpin militer Anda sekalian oleh kami, aliansi tiga negara untuk mengakhiri perang yang sia-sia ini. Usulan ini diabaikan oleh pemimpin-pemimpin militer Anda sekalian. Amerika Serikat telah mengembangkan bom atom, yang tidak pernah dicobakan terhadap negara mana pun sebelumnya. Kami telah memutuskan untuk memakai bom yang mengerikan ini. Satu bom atom memiliki kekuatan destruktif sama dengan 2000 pesawat B-29.”

 

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x