kesehatan mental

Menolong Rekan Kerja yang Mengalami Gangguan Kepribadian Narsistik

 (Business Lounge Journal – Medicine)

Pernah mendengar tentang NPD? Akhir-akhir ini istilah NPD menjadi viral di kalangan masyarakat. Memang benar bahwa prevalensi NPD  di Indonesia diperkirakan sekitar 0,5-1% dari populasi umum, dengan kecenderungan lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan wanita. Gangguan ini biasanya mulai terlihat pada masa remaja atau awal dewasa, namun diagnosis formal seringkali baru ditegakkan pada usia yang lebih dewasa.

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola grandiositas, kebutuhan mendalam untuk dikagumi, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Orang dengan NPD sering memiliki citra diri yang sangat tinggi dan cenderung merasa bahwa mereka lebih baik daripada orang lain. Mereka mungkin juga menunjukkan perilaku manipulatif dan sulit menerima kritik.

Penyebab pasti NPD belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor dapat berkontribusi, antara lain: pengalaman masa kecil, seperti pengasuhan yang terlalu memanjakan atau terlalu mengkritik, dapat mempengaruhi perkembangan NPD. Trauma atau kekurangan emosional juga dapat berperan. Memang ada kemungkinan bahwa faktor biologis atau genetik dapat berkontribusi pada perkembangan kepribadian ini. Namun, budaya juga dapat  memberikan tekanan tinggi untuk mencapai kesuksesan atau ketenaran dapat berkontribusi.

NPD dapat sulit untuk diobati karena individu yang memiliknya sering kali tidak menyadari masalahnya. Namun, terapi berbasis kognitif dan psikoterapi dapat membantu individu ini memahami perilaku mereka dan mengembangkan empati. Meskipun tidak selalu bisa ‘disembuhkan’, banyak orang dapat belajar untuk mengelola gejala mereka dan membangun hubungan yang lebih baik.

Dampak di Lingkungan Pekerjaan

Orang dengan NPD memang dapat berpotensi menimbulkan masalah di lingkungan kerja karena:

  • Kepribadian yang Dominan: Mereka mungkin cenderung mengabaikan pendapat orang lain atau memanipulasi situasi untuk kepentingan mereka sendiri.
  • Kurangnya Kerjasama: Kecenderungan untuk mencari pengakuan dan pujian dapat mengganggu kolaborasi tim.
  • Respon Terhadap Kritik: Mereka bisa bereaksi negatif terhadap umpan balik atau kritik, yang dapat menciptakan ketegangan dalam tim.

Namun, tidak semua orang dengan NPD berperilaku dengan cara yang merusak; beberapa mungkin dapat berfungsi dengan baik di lingkungan kerja jika mampu mengatasi gejala mereka. Jangan langsung menyingkirkan teman kerja seperti ini, sebaliknya mungkin keberadaan kita dapat menolong mereka.

Menolong rekan kerja yang tampaknya mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD) di tempat kerja memang tentunya  bisa menjadi tantangan, karena orang dengan NPD cenderung memiliki cara berpikir dan berperilaku yang unik. Namun, tidak ada salahnya kita mencoba untuk menolong.

Berikut adalah beberapa tips atau  langkah yang dapat Anda coba di tempat kerja Anda:

  1. Pahami NPD

Kenali lebih dalam tentang NPD, termasuk tanda-tanda dan gejalanya. Ini dapat membantu Anda berempati dan memahami perilaku mereka.

  1. Bersikap Empatik

Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka tanpa menghakimi. Terkadang, orang hanya butuh seseorang yang mau mendengarkan.

  1. Jangan Terlalu Pribadi

Jangan ambil hati dengan sikap atau komentar negatif mereka. Lebih baik bersikap profesional dan berfokus pada tugas.

  1. Beri Umpan Balik dengan Bijak

Jika perlu memberi umpan balik, lakukan dengan cara yang konstruktif dan penuh perhatian. Hindari konfrontasi langsung yang bisa membuat mereka defensif.

  1. Tetapkan Batas

Jika perilaku mereka mulai memengaruhi Anda atau tim, penting untuk menetapkan batasan. Komunikasikan dengan jelas apa yang dapat diterima dan apa yang tidak.

  1. Dorong Sebuah Tim yang Sehat

Ciptakan lingkungan kerja di mana kolaborasi dan dukungan antar anggota tim didorong, ini bisa membantu mengurangi perilaku egois.

  1. Ajak Mereka Mencari Bantuan Profesional

Jika Anda merasa nyaman, Anda bisa menyarankan mereka mencari bantuan profesional, namun lakukan dengan hati-hati agar tidak terlihat menghakimi.

  1. Kalibrasi Harapan

Ingatlah bahwa perubahan perilaku bisa memakan waktu dan terkadang tidak mungkin dikelola sendiri. Fokus pada aspek yang bisa Anda kendalikan.

Jika situasinya sangat sulit atau menjadi problematik, pertimbangkan untuk berbicara dengan atasan atau sumber daya manusia (HR) untuk mendapatkan saran lebih lanjut.