Di tengah popularitas globalnya yang melonjak, axolotl—salamander air purba dari Meksiko—justru semakin sulit ditemukan di habitat aslinya. Hewan dengan ekspresi wajah menggemaskan ini telah menjadi ikon budaya pop, muncul dalam permainan seperti Minecraft, Fortnite, dan Pokémon, serta menjadi inspirasi bagi mainan Happy Meal McDonald’s. Namun, di kanal-kanal Xochimilco, tempat satu-satunya habitat alami yang tersisa, keberadaan axolotl semakin langka akibat polusi, urbanisasi, dan perubahan ekosistem.
Menurut The Guardian, axolotl (Ambystoma mexicanum) pernah berkembang biak dengan subur di danau-danau sekitar Lembah Meksiko, terutama di perairan Xochimilco. Namun, urbanisasi yang pesat dan pencemaran lingkungan telah menyebabkan populasi liar mereka menurun drastis. Sebuah penelitian yang dikutip oleh National Geographic menunjukkan bahwa pada 1998, jumlah axolotl di alam liar mencapai sekitar 6.000 individu per kilometer persegi. Pada 2015, jumlah itu turun menjadi kurang dari 35 individu.
Axolotl memiliki kemampuan regeneratif luar biasa yang memungkinkan mereka menumbuhkan kembali anggota tubuh dan bahkan bagian otak yang rusak. Keunikan ini menjadikan mereka subjek penelitian ilmiah yang penting. The New York Times melaporkan bahwa banyak laboratorium bioteknologi di seluruh dunia mempelajari axolotl untuk memahami regenerasi jaringan, yang berpotensi diterapkan dalam pengobatan manusia.
Ironisnya, meskipun hampir punah di alam liar, axolotl sangat mudah ditemukan di laboratorium, akuarium pribadi, dan pusat penelitian. Menurut BBC, spesies ini telah menjadi salah satu hewan peliharaan eksotis paling populer, dengan permintaan tinggi di pasar internasional. Namun, perburuan dan perdagangan yang tidak bertanggung jawab juga memperburuk kondisi populasinya di alam liar.
Pemerintah Meksiko dan berbagai organisasi konservasi telah mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan axolotl. Program restorasi ekosistem Xochimilco terus dilakukan, termasuk proyek penghijauan dan pembuatan habitat buatan untuk mendukung reproduksi axolotl. Selain itu, edukasi dan kampanye kesadaran masyarakat juga menjadi bagian dari strategi pelestarian. Bloomberg melaporkan bahwa beberapa komunitas lokal bekerja sama dengan ilmuwan untuk menjaga lingkungan dan mendukung konservasi axolotl dengan cara yang lebih berkelanjutan.
Namun, tantangan besar masih ada. Perubahan iklim dan peningkatan polusi air terus mengancam keberadaan mereka. Para ilmuwan memperingatkan bahwa tanpa tindakan segera dan lebih drastis, axolotl liar bisa punah dalam beberapa dekade mendatang. Meski begitu, harapan tetap ada. Dengan meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya pelestarian spesies ini, ada peluang bagi axolotl untuk bertahan dan berkembang kembali di habitat aslinya.
Axolotl bukan hanya sekadar simbol budaya populer, tetapi juga indikator kesehatan ekosistem air tawar Meksiko. Jika kita bisa menyelamatkan axolotl, kita juga turut melestarikan keanekaragaman hayati yang lebih luas. Oleh karena itu, upaya pelestarian mereka bukan hanya menjadi tanggung jawab Meksiko, tetapi juga komunitas global yang telah jatuh cinta pada makhluk unik ini.