Walgreens Buka Babak Baru dalam Sejarah Ritel Farmasi

(Business Lounge Journal – Global News)

Walgreens Boots Alliance, perusahaan ritel farmasi yang telah lama menjadi ikon di industri ini, sedang berada di ambang perubahan besar. Laporan terbaru menunjukkan bahwa Walgreens hampir mencapai kesepakatan dengan firma ekuitas swasta Sycamore Partners untuk mengambil alih perusahaan tersebut dan menjadikannya privat dengan nilai sekitar $10 miliar. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam strategi bisnis Walgreens setelah bertahun-tahun menghadapi tantangan di sektor farmasi dan ritel.

Didirikan pada tahun 1901 oleh Charles R. Walgreen Sr., Walgreens memulai sebagai toko obat kecil di Chicago. Dengan inovasi dan strategi ekspansi yang agresif, perusahaan ini berkembang pesat, terutama setelah memperkenalkan milkshake malted yang populer pada tahun 1922. Dalam beberapa dekade, Walgreens terus berekspansi hingga akhirnya bergabung dengan Alliance Boots pada 2014, membentuk Walgreens Boots Alliance, sebuah jaringan ritel farmasi global yang memiliki kehadiran kuat di Amerika Serikat dan Eropa.

Namun, perjalanan Walgreens tidak selalu mulus. Pada puncaknya di tahun 2015, perusahaan ini memiliki nilai pasar lebih dari $100 miliar. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, nilai pasar Walgreens mengalami penurunan drastis hingga di bawah $8 miliar pada 2024. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk persaingan ketat dengan raksasa ritel seperti Walmart dan Amazon, serta margin keuntungan yang semakin menurun di bisnis resep obat. Selain itu, upaya ekspansi ke sektor perawatan primer melalui VillageMD tidak berjalan sesuai rencana, menyebabkan beberapa klinik terpaksa ditutup.

Selain faktor eksternal, tekanan dari investor juga mempercepat pergeseran strategi Walgreens. Investor mulai kehilangan kepercayaan terhadap model bisnis perusahaan yang kurang kompetitif dalam menghadapi revolusi digital di sektor ritel dan farmasi. Rantai pasokan yang terhambat akibat pandemi serta meningkatnya biaya operasional juga membuat Walgreens semakin sulit mempertahankan margin keuntungan. Upaya untuk mengintegrasikan layanan kesehatan ke dalam model bisnisnya ternyata lebih kompleks dari yang diharapkan, terutama dalam menghadapi regulasi pemerintah dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin mengarah pada layanan digital.

Pada Desember 2024, laporan mulai bermunculan bahwa Walgreens sedang dalam pembicaraan untuk menjual dirinya kepada Sycamore Partners. Firma ekuitas swasta ini memiliki rekam jejak dalam akuisisi perusahaan ritel, termasuk Staples dan Talbots. Jika kesepakatan ini berhasil, Sycamore berencana untuk mempertahankan operasi ritel utama Walgreens di AS, sambil mengeksplorasi opsi penjualan atau pemisahan unit bisnis lainnya seperti Boots, VillageMD, Duane Reade, dan No7 Beauty Co. Dengan strategi ini, Sycamore berharap dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat kembali posisi Walgreens di pasar farmasi.

Langkah ini mencerminkan strategi baru Walgreens di bawah kepemimpinan CEO Tim Wentworth, yang menjabat sejak Oktober 2023. Wentworth telah mengambil beberapa langkah untuk merampingkan operasional perusahaan, termasuk menutup toko yang kurang menguntungkan dan mengurangi kepemilikan di VillageMD. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan mengarahkan Walgreens ke jalur yang lebih stabil. Namun, strategi restrukturisasi ini tetap menghadapi tantangan besar, terutama dalam membangun kembali kepercayaan konsumen dan menarik kembali pangsa pasar yang telah diambil oleh pesaing seperti CVS Health dan Amazon Pharmacy.

Berita tentang potensi akuisisi oleh Sycamore Partners mendapat respons positif di pasar, dengan saham Walgreens melonjak hampir 7% dalam seminggu terakhir. Namun, beberapa analis tetap berhati-hati dalam menilai kesepakatan ini. Deutsche Bank, misalnya, menurunkan peringkat saham Walgreens menjadi “Jual” karena kekhawatiran terkait arus kas yang terbatas, fundamental bisnis yang melemah, serta beban utang yang masih tinggi. Bagi Sycamore, tantangan terbesar adalah bagaimana membuat Walgreens kembali kompetitif di era digital dan meningkatkan daya tarik merek yang mulai memudar.

Jika transaksi ini berhasil, Sycamore Partners kemungkinan akan melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap Walgreens. Langkah ini mungkin termasuk menjual atau memisahkan beberapa unit bisnis untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan fokus pada operasi inti yang paling menguntungkan. Kemungkinan besar, Walgreens akan mengurangi jumlah toko fisiknya dan berinvestasi lebih besar pada teknologi farmasi berbasis digital, seperti layanan resep online dan konsultasi kesehatan berbasis telemedicine. Selain itu, ada kemungkinan bahwa Sycamore akan menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi untuk mengintegrasikan layanan farmasi ke dalam ekosistem digital yang lebih luas.

Perjalanan Walgreens dari sebuah toko obat kecil di Chicago hingga menjadi raksasa ritel global penuh dengan inovasi dan tantangan. Namun, tekanan yang semakin besar dari pesaing dan perubahan pola konsumsi masyarakat menunjukkan bahwa perusahaan ini perlu beradaptasi. Kesepakatan dengan Sycamore Partners dapat menjadi titik balik bagi Walgreens dalam menghadapi lanskap ritel yang terus berubah dan memastikan kelangsungan bisnisnya di masa depan. Jika Walgreens berhasil mengadopsi model bisnis yang lebih fleksibel dan inovatif, perusahaan ini masih memiliki peluang untuk bangkit dan kembali menjadi pemain utama dalam industri farmasi global.

Keputusan untuk menjadi perusahaan privat melalui akuisisi ini bisa membuka jalan bagi strategi bisnis yang lebih fleksibel tanpa tekanan dari pasar saham. Ini memberikan Walgreens kesempatan untuk merestrukturisasi operasinya tanpa harus menghadapi ekspektasi investor publik setiap kuartal. Dengan pendekatan baru ini, Walgreens mungkin dapat lebih fokus pada inovasi dan efisiensi operasional, yang pada akhirnya bisa mengarah pada pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Perubahan ini juga memungkinkan perusahaan untuk menguji strategi baru tanpa pengawasan ketat dari pemegang saham publik, sehingga memberi ruang bagi inovasi yang lebih agresif.

Kesepakatan ini, jika terwujud, akan menjadi salah satu transaksi besar dalam dunia ritel farmasi. Sementara masih ada tantangan yang harus dihadapi, banyak yang melihat langkah ini sebagai kesempatan bagi Walgreens untuk memperbaiki kinerjanya dan menghadapi masa depan dengan strategi yang lebih kuat. Jika Walgreens berhasil memanfaatkan momentum ini untuk melakukan perubahan signifikan, perusahaan ini mungkin dapat kembali menjadi pemimpin dalam industri farmasi modern. Perubahan besar sering kali datang dengan ketidakpastian, tetapi bagi Walgreens, ini bisa menjadi awal dari era baru yang lebih menjanjikan.