(Business Lounge Journal – Global News)
Airbus telah meluncurkan pesawat terbaru mereka, A321XLR, yang mulai dikirimkan pada akhir tahun lalu. Pesawat ini telah mengumpulkan lebih dari 500 pesanan dari berbagai maskapai, termasuk American Airlines, United Airlines, dan Qantas. Kehadiran A321XLR menyoroti perbedaan nasib antara Airbus dan pesaing utamanya, Boeing, terutama karena banyak maskapai memilih untuk menggantikan armada lama Boeing dengan pesawat baru dari Airbus.
A321XLR menawarkan kemampuan terbang jarak jauh hingga 4.700 mil laut (sekitar 8.700 km), memungkinkan maskapai membuka rute langsung baru yang sebelumnya tidak ekonomis dengan pesawat berbadan lebar. Pesawat ini dapat mengangkut hingga 220 penumpang dan dirancang untuk mengurangi konsumsi bahan bakar per kursi sebesar 30% dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Selain itu, emisi NOx dan kebisingan juga berkurang, menjadikannya pilihan menarik bagi maskapai yang ingin meningkatkan efisiensi operasional dan memenuhi standar lingkungan yang lebih ketat.
Hingga saat ini, lebih dari 20 pelanggan telah memesan A321XLR. American Airlines berencana menggunakan pesawat ini untuk rute dari AS ke Eropa, menggantikan pesawat lama yang telah dipensiunkan selama pandemi. United Airlines juga telah memesan 50 unit A321XLR, dengan pengiriman awalnya dijadwalkan mulai tahun 2024. Namun, karena beberapa penundaan, jadwal ini mungkin akan mundur beberapa bulan.
Sementara itu, Boeing menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah produksi, penundaan regulasi, dan tekanan finansial. Hal ini menyebabkan berkurangnya jajaran produk mereka dibandingkan dengan Airbus yang memiliki berbagai model pesawat. Meskipun Boeing telah menerima beberapa pesanan untuk 737 MAX 10, kesuksesan A321XLR menunjukkan bahwa Airbus mampu memanfaatkan celah dalam penawaran produk Boeing.
Kekuatan finansial Airbus memungkinkan mereka untuk berinvestasi dalam teknologi pesawat masa depan, seperti pengembangan rangka pesawat yang lebih ringan, mesin yang lebih efisien bahan bakar, dan sayap lipat untuk jet generasi berikutnya yang diperkirakan akan diluncurkan pada tahun 2030. Di sisi lain, Boeing saat ini fokus menyelesaikan masalah yang ada dan menghasilkan arus kas sebelum memulai proyek baru.
Kehadiran A321XLR tidak hanya menawarkan efisiensi operasional bagi maskapai, tetapi juga membuka peluang bagi penerbangan jarak jauh berbiaya rendah. Misalnya, Wizz Air berencana menggunakan A321XLR untuk penerbangan langsung dari London Gatwick ke Jeddah dengan harga tiket satu arah yang lebih terjangkau. Pesawat ini memungkinkan penerbangan non-stop hingga 11 jam, meskipun Wizz Air akan membatasi durasi penerbangan hingga 8 jam.
Airbus juga tengah mengembangkan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan dengan penggunaan bahan bakar berkelanjutan (SAF). Mereka telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050 dengan menerapkan berbagai inovasi, termasuk sistem aerodinamika yang lebih efisien dan penggunaan bahan komposit yang lebih ringan.
Sementara itu, Boeing masih berjuang dengan perbaikan pada lini produk 737 MAX mereka, terutama setelah krisis keselamatan yang mempengaruhi kepercayaan pelanggan. Mereka juga tertinggal dalam pengembangan pesawat jarak menengah yang mampu menyaingi A321XLR. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Boeing untuk tetap relevan dalam persaingan pasar penerbangan global.
Selain faktor teknologi dan lingkungan, keberhasilan Airbus dalam memasarkan A321XLR juga disebabkan oleh strategi penjualan yang agresif. Mereka menawarkan paket pembiayaan yang menarik bagi maskapai serta fleksibilitas dalam konfigurasi kabin. Ini memungkinkan maskapai untuk menyesuaikan pesawat sesuai dengan kebutuhan operasional mereka, baik untuk penerbangan full-service maupun low-cost carrier.
Di masa depan, dominasi Airbus dalam segmen pesawat jarak menengah kemungkinan akan terus berlanjut jika Boeing tidak segera merespons dengan produk yang kompetitif. Dengan meningkatnya permintaan untuk penerbangan jarak menengah dan meningkatnya tekanan regulasi terkait emisi karbon, Airbus telah menempatkan dirinya dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan pesaingnya.
Peluncuran Airbus A321XLR menandai langkah signifikan dalam industri penerbangan, menawarkan solusi bagi maskapai yang mencari efisiensi dan fleksibilitas dalam operasional mereka. Sementara itu, Boeing perlu mengatasi tantangan internal mereka untuk tetap kompetitif di pasar yang terus berkembang ini. Jika Boeing tidak segera mengambil langkah strategis, dominasi Airbus di segmen pesawat jarak menengah bisa semakin menguat dalam beberapa tahun ke depan.