A low angle shot of a plane flying above modern skyscrapers in the downtown and city buildings

Pesawat Alami Turbulensi, Lakukan Ini Agar Selamat

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Dunia dikagetkan dengan berita celakanya pesawat Singapore Airlines SQ 321 rute London-Singapore yang terkena turbulensi hebat pada tanggal 21 Mei 2024 kemarin. Kasus serupa memang pernah terjadi juga,terdapat beberapa kasus kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh turbulensi. Berikut adalah beberapa kasus pesawat yang mengalami kecelakaan akibat turbulensi:

1. Air France Penerbangan 447 – Pada 1 Juni 2009, pesawat Airbus A330 Air France jatuh di Samudera Atlantik dalam perjalanan dari Rio de Janeiro, Brasil, menuju Paris, Prancis. Kecelakaan diduga disebabkan oleh kombinasi faktor termasuk turbulensi yang ekstrem.

2. China Airlines Penerbangan 676 – Pada 25 Mei 2002, pesawat Boeing 747-200 China Airlines jatuh di dekat Bandar Udara Internasional Ciang Kai-shek di Taiwan setelah melewati turbulensi berat. Kecelakaan ini menewaskan semua penumpang dan awak pesawat.

3. United Airlines Penerbangan 826 – Pada 16 Desember 1960, pesawat Douglas DC-8 United Airlines mengalami turbulensi hebat di Chicago, Amerika Serikat, sehingga jatuh dan menewaskan semua penumpang dan awak pesawat.

4. Ethiopian Airlines Penerbangan 409 – Pada 25 Januari 2010, pesawat Boeing 737-800 Ethiopian Airlines jatuh di dekat Bandar Udara Internasional Beirut, Lebanon, setelah melewati turbulensi selama badai salju. Kecelakaan ini menewaskan semua orang di dalam pesawat.

5. Turkish Airlines Penerbangan 981 – Pada 3 Maret 1974, pesawat McDonnell Douglas DC-10 Turkish Airlines jatuh di dekat Bandar Udara Internasional Orly di Paris, Prancis, setelah terjadi kerusakan struktural karena turbulensi berat. Kecelakaan ini menewaskan 346 orang di dalam pesawat.

6. American Airlines penerbangan 587 pada tahun 2001 di dekat New York City. Pesawat tersebut jatuh setelah mengalami turbulensi ekstrem, menewaskan 265 orang.

Turbulensi pesawat adalah gangguan cuaca yang terjadi di udara dan menyebabkan perubahan mendadak pada gerakan pesawat. Turbulensi dapat terjadi karena variasi kecepatan dan arah angin di udara, kehadiran awan cumulonimbus, atau perbedaan suhu udara di berbagai ketinggian.

Pesawat dirancang dengan struktur yang kuat dan stabil untuk mengatasi turbulensi. Sayap pesawat dibuat agar fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan udara.

Selain itu, pilot juga dilengkapi dengan peralatan navigasi dan komunikasi yang canggih untuk melacak dan menghindari turbulensi sebisa mungkin. Skill pilot sangat berpengaruh dalam menangani terjadinya turbulensi. Pilot yang terlatih dan berpengalaman lebih mampu menghadapi kondisi turbulensi dengan tenang dan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga keselamatan pesawat dan penumpang. Berikut adalah beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh pilot saat menghadapi turbulensi:

1. Menjaga kecepatan pesawat: Pilot perlu menjaga kecepatan pesawat dalam batas yang aman untuk menghindari situasi yang dapat memperparah efek turbulensi.

2. Mengkomunikasikan dengan penumpang: Pilot sering kali memberikan pengumuman kepada penumpang tentang situasi turbulensi dan memberikan informasi yang diperlukan untuk menjaga ketenangan penumpang.

3. Membatasi gerakan pesawat: Pilot dapat membatasi gerakan pesawat dengan menyesuaikan ketinggian terbang atau rute penerbangan untuk menghindari area turbulensi yang lebih buruk.

4. Menggunakan sistem anti-turbulensi: Pesawat modern dilengkapi dengan sistem anti-turbulensi seperti autopilot dengan fitur yang mendeteksi dan merespons turbulensi secara otomatis untuk membantu mengurangi efek dari turbulensi.

5. Menjaga kontrol pesawat: Pilot harus tetap fokus dan menjaga kendali pesawat selama turbulensi, menggunakan teknik penerbangan yang benar untuk menghindari perubahan yang tiba-tiba dalam posisi pesawat.

Dalam situasi turbulensi yang ekstrem, pilot akan terus berkomunikasi dengan pengendali lalu lintas udara, memprioritaskan keselamatan pesawat dan penumpang di atas segalanya, dan melakukan tindakan selaras dengan prosedur yang telah dipelajari dan diterapkan selama pelatihan mereka.

Saat terjadi turbulensi, penumpang sebaiknya tetap tenang dan mengikuti petunjuk awak kabin. Beberapa tips bagi penumpang saat menghadapi turbulensi antara lain adalah:
1. Mengencangkan sabuk pengaman.
2. Duduk dengan benar dan menjaga posisi tubuh.
3. Mengikuti instruksi awak kabin.
4. Tidak panik atau membuat keputusan yang gegabah.
5. Memberikan perhatian ekstra pada anak-anak atau orang yang rentan.
6. Menghindari membuka bagasi di atas kepala.
7. Menghindari minum minuman beralkohol sebelum atau selama penerbangan.
8. Mengambil napas dalam-dalam dan berfokus pada sesuatu yang tenang.
9. Menghindari duduk di kursi dekat sayap pesawat.
10. Menyimpan barang bawaan dengan tepat dan aman.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan bagi penumpang yang terluka akibat turbulensi antara lain adalah:
1. Menyediakan pertolongan medis darurat sesegera mungkin.
2. Memberikan pertolongan pertama bagi luka ringan, seperti membalut luka atau memberikan obat pereda nyeri.
3. Memastikan korban dalam posisi aman dan nyaman.
4. Menghubungi awak kabin atau petugas medis di pesawat.
5. Membantu korban dalam menjaga ketenangan dan kenyamanan selama pertolongan pertama.

Jangan lupa berdoa sebelum terbang sebab keselamatan selama penerbangan tidak lepas dari pertolongan dari yang Maha Kuasa.