Lee Kuan Yew, Founding Father of Singapore

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Pertama kali menginjakkan kaki di Singapura maka akan langsung terlihat betapa bersih dan teraturnya kota tersebut. Semua bangunan tertata dengan rapi, ditambah pedestrian untuk pejalan kaki yang begitu baik ditata, menambah nyaman para pejalan kaki. Belum lagi warga yang sangat tertib, terlihat di stasiun MRT, saat menyebrang jalan, saat berkenderaan  – baik mengemudikan mobil atau motor. Bagi mereka yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Singapura, hal ini akan menjadi sesuatu yang mengesankan, bagaimana para warganya bisa begitu tertib, taat aturan dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang ditunjukkan setiap hari.

Bagaimana sesungguhnya hal ini dapat terjadi, siapa yang menjadi pioneer sehingga Singapura bisa menjadi seperti sekarang ini? Adalah Lee Kuan Yew – perdana menteri Singapura yang pertama, yang memimpin Singapura selama 31 tahun dari tahun 1959 sampai dengan tahun 1990. Lee dianggap juga sebagai Founding Father dan juga pahlawan bagi Singapura, yang berhasil mengubah Singapura dari negara yang miskin menjadi negara yang modern seperti sekarang ini.

Lee menetapkan peraturan yang keras untuk dapat mendisiplinkan rakyat Singapura dengan mengenakan denda bagi para pelanggar aturan dengan nominal denda yang besar. Bahkan Lee sendiri – seperti pernah dikutip – lebih suka ditakuti daripada disayangi rakyatnya.

Peninggalan Lee Kuan Yew bagi Singapura tidak hanya terlihat dalam infrastruktur fisiknya, tetapi juga dalam budaya dan mentalitas masyarakatnya. Kedisiplinan yang dijunjung tinggi dan kepatuhan pada aturan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Singapura. Ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur, tetapi juga memperkuat fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial.

Selain kebijakan keras terhadap pelanggaran aturan, Lee Kuan Yew juga memberikan perhatian besar pada pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia. Investasi dalam pendidikan berkualitas dan pelatihan tenaga kerja membantu menciptakan angkatan kerja yang terampil dan berdaya saing tinggi. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas ekonomi, tetapi juga membuka pintu bagi inovasi dan perkembangan teknologi di Singapura.

Keberhasilan Singapura sebagai negara maju juga tidak lepas dari kebijakan ekonominya yang terbuka dan pro-bisnis. Lee Kuan Yew membangun lingkungan bisnis yang kondusif dengan menarik investasi asing dan mengembangkan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan industri. Kombinasi antara regulasi yang efisien dan pemerintahan yang bersih membuat Singapura menjadi salah satu pusat keuangan dan bisnis terkemuka di dunia.

Meskipun Lee Kuan Yew telah tiada, warisan dan visinya terus menjadi pendorong bagi Singapura dalam menjaga keberhasilannya. Kepemimpinan yang kuat dan visi jangka panjang menjadi kunci bagi negara tersebut untuk terus berkembang dan menghadapi tantangan masa depan. Singapura tidak hanya menjadi bukti kekuatan perubahan yang dapat direalisasikan melalui kebijakan yang tepat, tetapi juga mengilhami negara-negara lain untuk mengejar transformasi serupa dalam upaya mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Dengan pikirannya yang sangat pragmagtis, Lee Kuan Yew berhasil mengubah Singapura menjadi suatu negara dengan keberhasilan ekonomi yang sangat pesat, padahal sebelumnya hanya sebuah pulau yang tidak memiliki sumber daya alam. Keberhasilan ini membawa Singapura menjadi suatu negara maju didunia bahkan untuk tingkat Asia Tenggara menjadi negara yang paling makmur.

Lee Kuan Yew meninggal di usia 91 tahun, kepergiannya meninggalkan duka yang sangat dalam bagi rakyat Singapura, mengingat akan jasanya yang begitu besar bagi kemajuan Singapura.