Hujan tidak turun-turun juga di Jakarta walau sudah diusahakan hujan buatan. Cuaca panas dan kering membuat banyak orang juga menderita sakit akhir-akhir ini. Apa yang sedang terjadi adalah fenomena El Nino.
El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi saat suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tengah dan timur menjadi lebih hangat dari biasanya. Suhu yang lebih tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran angin dan pola curah hujan di sebagian besar wilayah dunia.
Proses terjadinya El Nino dimulai ketika angin normal di Samudera Pasifik mengalami kelambatan atau bahkan berbalik arah. Akibatnya, air hangat yang biasanya terdorong ke barat akan mengalir kembali ke timur, meningkatkan suhu permukaan laut di wilayah tersebut.
Fenomena El Nino biasanya dimulai antara bulan Juni dan Agustus, dan mencapai puncaknya pada Desember. Durasi fenomena ini bervariasi, biasanya berlangsung selama 9 hingga 12 bulan.
Jika terjadi El Nino yang disertai kemarau panjang dan hujan lama tidak turun, maka beberapa dampak dapat terjadi, di banyak sektor. Berikut ini adalah hal yang merupakan akibat El Nino yaitu:
1. Kekeringan parah di wilayah yang biasanya basah, seperti hutan tropis dan lahan pertanian.
2. Penurunan pasokan air bersih, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat.
3. Peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan.
4. Penurunan produksi pertanian dan peternakan, karena kekurangan air yang dibutuhkan.
5. Penurunan produksi ikan dan kerusakan terumbu karang, akibat kondisi perairan yang tidak memadai.
6. Peningkatan polusi udara akibat kebakaran hutan dan lahan, yang dapat memengaruhi kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
7. Krisis pangan, karena produksi pertanian yang menurun.
8. Peningkatan harga pangan dan kebutuhan pokok, akibat penurunan produksi.
9. Penyebaran penyakit dan wabah yang terkait dengan kurangnya air bersih dan sanitasinya.
10. Gangguan pada ekosistem, termasuk kehilangan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologi.
Sebagai masyarakat awam setelah memahami fenomena ini maka jangan berpangkutangan. Berikut ini adalah 10 hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi fenomena El Nino:
1. Menghemat penggunaan air dengan menghindari pemborosan, seperti mengurangi waktu mandi, memperbaiki keran yang bocor, dan mengumpulkan air hujan untuk keperluan non-potable.
2. Melakukan konservasi tanah, seperti menggunduli rumput sekitar rumah untuk mengurangi evaporasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah erosi tanah.
3. Memperkuat dan menjaga sumber daya air lokal, seperti sungai, danau, atau sumur. Misalnya, dengan membersihkan saluran air dan menjaga kebersihan danau.
4. Beralih ke pola tanam yang lebih efisien air, seperti penggunaan teknik irigasi yang tepat, pengolahan tanah yang baik, dan penanaman tanaman yang tahan kekeringan.
5. Menggantikan tanaman yang membutuhkan banyak air dengan tanaman yang lebih toleran terhadap kekeringan.
6. Mengurangi penggunaan energi dengan cara yang lebih efisien, seperti menggunakan sistem penghangat air dan penyejuk udara yang hemat energi.
7. Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan pupuk kimia, yang dapat mencemari sumber daya air.
8. Menghindari pembakaran terbuka yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
9. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi air dan perlindungan lingkungan di masyarakat.
10. Memantau perkembangan cuaca dan memperoleh informasi dari otoritas yang kompeten untuk mengambil tindakan yang tepat saat terjadi kemarau panjang.
Dengan mengambil tindakan pencegahan ini, masyarakat dapat membantu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh fenomena El Nino dan mempersiapkan diri mereka untuk menghadapinya.
Ayo, kita sosialisasikan hal ini agar semua berpartisipasi untuk mengantisipasi fenomena El Nino.