Visa Laporkan: Masyarakat Indonesia Mulai Tinggalkan Penggunaan Uang Tunai

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Visa, perusahaan pembayaran digital dunia baru saja merilis temuan dari Consumer Payment Attitudes Study yang terbaru. Dalam temuan ini diungkapkan bagaimana telah terjadi pergeseran gaya hidup dalam pembayaran di Indonesia. Gaya pembayaran yang sebelumnya tunai, kini bergeser menjadi pembayaran nontunai di Indonesia.

Dunia memang menjadi serba digital saat ini. Banyak orang lebih menyukai transaksi nontunai dan masyarakat pun bergerak menajdi cashless society atau masyarakat non tunai. Apa yang menyebabkan demikian? Tentu saja faktor kenyamanan dan keamanan menjadi dua faktor yang terbesar sehingga mendorong banyak orang untuk mengadopsi pembayaran digital.

Seperti keterangan yang diungkapkan oleh Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman bahwa pada era smartphone dan internet ini, kemudahan pembayaran digital serta kecepatan telah memiliki daya tarik yang besar, baik itu melalui dompet digital, QR, hingga kartu kredit contactless.

Sebagai dampaknya, maka konsumen pun memilih untuk menggunakan dompet seluler serta pembayaran QR hingga 93 persen, diikuti oleh penggunaan kartu kredit dan kartu debit sebesar 80 persen.

Berdasarkan fakta tersebut maka dapat dilihat bagaimana terdapat kecenderungan masyarakat di Indonesia semakin melangkah maju untuk meninggalkan uang tunai. Dengan demikian, terjadi penurunan penggunaan uang tunai dari 87 persen pada tahun 2021 menjadi 84 persen pada tahun 2022.

Masih mengacu pada studi ini juga, maka nampak jelas bahwa dua dari tiga orang (67 persen) masyarakat Indonesia tengah bersiap-siap meninggalkan uang tunai. Jika menilik data ini lebih detil, maka jelas terlihat bagaimana kecenderungan ini dipimpin oleh para Gen Z. Oleh karena tercatat 78 persen konsumen Gen Z saat ini menggunakan pembayaran non-tunai. Sedangkan Gen Y yang mencoba menggunakan pembayaran non-tunai sebanyak 74 persen. Lalu ada juga dari kalangan affluent yang tercatat sebanyak 73 persen.

Kesempatan emas ini segera dimanfaatkan oleh Visa untuk meningkatkan kerja sama dengan seluruh stakeholders sehingga Visa dapat memfasilitasi konsumen yang menggunakan pembayaran digital di setiap aspek kehidupan mereka. Karena itu, Visa Indonesia pun terus membuka kerja sama dengan berbagai pihak seperti bank, fintech, merchant, serta mitra strategis lainnya guna mendukung pembayaran digital juga mendorong pembayaran contactless yang menjadi fondasi pembayaran pada sekarang ini serta pada masa depan.

Dalam hal pembayaran menggunakan contactless, telah terjadi peningkatan yang significant sejak dimulainya pandemi. Hal ini juga nampak pada studi Visa yang sebagian besar penggunanya adalah segmen affluent (51 persen), diikuti oleh Gen Y (41 persen), serta Gen X (32 persen). Maka jelas terlihat juga bahwa setidaknya 8 dari 10 orang Indonesia telah menabung lebih banyak untuk masa depan sebagai imbas pandemi.

Para generasi muda memang nampak ingin lebih siap dalam menghadapi tantangan keuangan yang dapat saja datang secara tidak terduga. Karnea itu mereka meningkatkan tabungan mereka. Hal ini jelas dapat dilihat dari perilaku menabung di dalam keluarga, dengan sejumlah 52 persen responden telah menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk meningkatkan jumlah tabungan mereka.

Ya, masyarakat saat ini memang semakin beradaptasi dengan berbagai cara baru dalam berbelanja, bekerja, serta bersosialisasi. Banyak dari masyarakat muda yang beralih ke metode pembayaran digital. Sebuah kesadaran akan manfaat transaksi nontunai semakin meningkat, demikian mengutip perkataan Riko. “Kemudahan dan kenyamanan pembayaran digital memudahkan masyarakat untuk melacak pengeluaran mereka dan mengelola anggaran, sehingga meningkatkan literasi keuangan,” tegas Riko.