Program Akselerator Batch Pertama dari Google

(Business Lounge Journal – News)

Pencarian startup dan organisasi nirlaba di kawasan Amerika Utara dan Asia Pasifik terus diupayakan Google untuk membangun masa depan yang berkesinambungan juga menciptakan ekonomi sirkular. Maka itu Google baru-baru ini membuka program accelerator Google for Startups Accelerator (GfS Accelerator).

Program GfS Accelerator ini diadakan mulai tanggal 4 Oktober hingga 14 November. Adapun program akan berjalan pada Februari 2023, dan untuk mendapatkan informasi selengkapnya mengenai pendaftaran dapat melalui situs resmi.

Program GfS Accelerator ini berguna bagi Google untuk mendapatkan organisasi yang terbaik dalam pemanfaatan teknologi yang mengatasi tantangan sirkular, termasuk juga untuk kegiatan isi ulang (refill), penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycling), pengomposan, makanan, fesyen, bahan yang aman dan sirkular, dan lingkungan binaan (build environment).

Head of Startup Ecosystem, SEA, SFA and Greater China Region Google, Thye Yeow Bok pada konferensi pers virtual mengungkapkan bahwa mereka sedang mencari 10 sampai 15 startup dalam cohort perdana ini. Bok juga menyampaikan bahwa Google tidak akan menarik Investasi ekuitas dari tiap peserta. Bahkan pada akhir program demo day akan diberikan kesempatan bertemu dengan investor potensial.

Selain itu, dalam Program GfS Accelerator ini selama 10 minggu akan menyediakan program virtual yang memberikan manfaat bagi para peserta untuk mendapatkan pendampingan dan dukungan teknis dari insinyur Google juga campuran sesi pembelajaran 1-to-1 dan 1-to-many dari pakar eksternal. Tidak hanya itu saja, peserta juga akan mendapatkan pendampingan dari Success Manager dalam memperoleh makin banyaknya dukungan khusus bagi organisasi mereka.

Latar belakang Google
Google menganalisa bahwa sudah dapat ditelusuri bahwa tiap tahunnya manusia lebih banyak mengosumsi dibandingkan pengisian ulang secara alami oleh bumi oleh sebab itu Google memutuskan untuk membuka batch khusus ekonomi sirkular ini.

Akibatnya, kebanyakan dari sumber daya yang diekstrak dan dipakai pada ujungnya menjadi limbah dan berdampak penambahan lebih dari dua miliar ton limbah padat yang diproduksi tiap tahunnya.

Telah dapat dibuktikan bahwa model ekonomi linier memberikan banyak peningkatan bagi umat manusia dalam waktu yang cepat. Hanya saja, model ini berdampak pada pencemaran lingkungan, ketidakadilan dan kesenjangan terutama bagi masyarakat ekonomi bawah serta minimnya sumber daya yang berlokasi di daerah industri yang mana kadar polusi lebih besar.

Sebab itu diharapkan agar semua pihak dapat meningkatkan kembali hubungan dengan sumber daya fisik dengan melakukan pemrosesan, pembuatan, penggunaan dan pendauran ulang untuk menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan, lebih aman serta lebih adil bagi semua pihak.

Google berpendapat bahwa permulaan yang baik untuk berinovasi dan menciptakan solusi ekonomi sirkular adalah wilayah Asia Pasifik. Wilayah ini dinilai paling mudah terdampak perubahan iklim. Telah ditemukan bahwa sebesar 90% dari semua plastik yang terdapat di sungai dan lautan berasal dari sepuluh sungai dan delapan diantaranya terdapat di APAC. Wilayah Asia diperkirakan akan mendorong 40% dari nilai konsumsi dunia pada 2040 nanti.

Berdasarkan alasan inilah maka tidak sedikit ekosistem startup dan inovasi di Asia Pasifik yang maju mewakili kesempatan dan tekad untuk membuat produk original dan berguna di ruang ekonomi sirkular. Pertumbuhan minat dalam impact investing pada akhir-akhir tahun ini menunjukan bahwa para penanam modal sadar pentingnya memberikan dukungan solusi berkesinmabungan.

Google juga menerapkan sejumlah inisiatif yang terangkum dalam produk-produknya melalui implemantasi ekonomi sikular. Misalnya, melakukan pemetaan lokasi drop-off daur ulang di Maps dan Search, membangun model ML yang berguna untuk mendeteksi sampah di jalanan; sumber terbuka dan model ML menolong pusat daur ulang menumbukan analisis/ pengelolaan limbah.

Managing Director Tech Sustainability Google Estee Cheng juga mengatakan bahwa mereka mau mendukung startup dan non profit yang adalah inovator di ruang ini, karena masih banyak ruang yang dapat dikerjakan.