Definisi Kewirausahaan: Apa Artinya Menjadi Pengusaha (Bagian 3)

Habits Berubah Dibentuk Identitas

(Business Lounge Journal – Human Resources) Mengapa begitu mudah untuk mengulangi bad habits dan begitu sulit untuk membentuk good habits? Beberapa hal yang buruk memiliki dampak yang lebih kuat pada kehidupan kita daripada meningkatkan daily good habits.

Saat malam tahun baru kita sering kali berjanji untuk melakukan good habits namun tetap saja kita melakukan kembali bad habits daripada melakukan good habits.

Terasa sulit untuk mempertahankan good habits selama lebih dari beberapa hari, bahkan dengan upaya yang tulus dan motivasi yang kuat. Kebiasaan seperti bangun pagi, olahraga, menulis jurnal, dan memasak masuk akal untuk satu atau dua hari dan kemudian menjadi merepotkan.

Seringkali setelah habits terbentuk, sepertinya akan bertahan selamanya – khususnya bad habits. Seperti makan junk food, kebanyakan dengan gadget, menunda pekerjaan, sepertinya sudah menempel.

Kita sangat ingin mengubah bad habits ini, yang sangat berpengaruh juga dalam pekerjaan dan bisnis kita. Persoalan karir di bisnis bukan karena kemampuan kita namun karena habits yang akan tercermin pada perilaku.

Kesalahan yang dilakukan oleh banyak orang  adalah merubah hal yang salah. Ada tiga layer, yang harus diubah agar memiliki good habits.

Tiga layer perubahan perilaku

Pertama yang terlihat (outcomes). Pada tingkatan ini yang diharapkan berubah seperti punya berat badan yang ideal, berhasil menerbitkan buku, memenangkan kejuaraan, dan tujuan yang terlihat lainnya.

Kedua prosesnya (habits). Disini yang diubah adalah habits, seperti memiliki kedisiplinan pergi berolahraga, menata meja selalu rapih, kebiasaan menulis catatan harian dan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya.

Ketiga adalah bagaimana mengubah identitas (identity).  Layer ini yang terdalam yaitu  identitas. Beliefs, self-image, assumptions, pandangan terhadap dunia, pandangan terhadap orang lain.

Outcomes adalah apa yang kita dapatkan . Proses merupakan kebiasaan  kita . Identity adalah apa yang kamu percaya (what you believe).

Sekarang dimulai dari apa yang kita percaya dan akan bergerak dengan kebiasaan yang kita lakukan. Semua layer berubah sesuai dengan arah perubahan yang ingin kita lakukan.

Janganlah fokus dengan habitsoutcomes, tapi fokus dengan identity kita, siapa kita atau siapa diri kita yang kita yakini.

Bukan outcomes based habits tapi identity based habits. Kegagalan kita merubah bad habits menjadi good habits adalah karena kita merubah  dari layer yang salah.

“Tidak, terima kasih. Saya mencoba untuk berhenti.” Kedengarannya seperti respons yang masuk akal, tetapi orang ini masih percaya bahwa mereka adalah perokok yang mencoba menjadi sesuatu yang lain. Mereka berharap perilaku mereka akan berubah sambil membawa keyakinan yang sama.

Orang kedua menolak dengan mengatakan, “Tidak, terima kasih. Saya bukan perokok.” Ini perbedaan kecil, tetapi pernyataan ini menandakan perubahan identitas. Merokok adalah bagian dari kehidupan mereka sebelumnya, bukan kehidupan mereka saat ini. Mereka tidak lagi mengidentifikasi diri sebagai seseorang yang merokok.

Kebanyakan orang bahkan tidak mempertimbangkan perubahan identitas ketika mereka mulai memperbaiki diri. Mereka hanya berpikir, “Saya ingin kurus (outcomes) dan jika saya mengikuti diet ini, maka saya akan kurus (proses).”

Mereka menetapkan tujuan dan menentukan tindakan yang harus mereka ambil untuk mencapai tujuan tersebut tanpa mempertimbangkan keyakinan yang mendorong tindakan mereka. Mereka tidak pernah mengubah cara mereka melihat diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadari bahwa identitas lama mereka dapat menyabot rencana baru mereka untuk perubahan.

Di balik setiap sistem tindakan – habits adalah sistem kepercayaan – identity.

Sistem demokrasi didasarkan pada keyakinan seperti kebebasan, kekuasaan mayoritas, dan kesetaraan sosial. Sistem kediktatoran memiliki “serangkaian kepercayaan yang sangat berbeda seperti otoritas absolut dan kepatuhan yang ketat. “

Kita dapat membayangkan banyak cara untuk mencoba membuat lebih banyak orang memilih dalam demokrasi, tetapi perubahan perilaku seperti itu tidak akan pernah berhasil dalam kediktatoran. Itu bukan identitas sistem. Voting adalah perilaku yang tidak mungkin di bawah seperangkat keyakinan tertentu seperti kediktatoran.

Pola serupa ada apakah kita sedang mendiskusikan individu, organisasi, atau masyarakat. Ada seperangkat keyakinan dan asumsi yang membentuk sistem, identitas di balik habits.

Perilaku yang tidak sesuai dengan diri sendiri tidak akan bertahan lama. Outcomes-nya menginginkan lebih banyak uang, tetapi jika identitasnya adalah seseorang yang mengkonsumsi daripada menghasilkan, maka kita akan terus tertarik untuk membelanjakan daripada menghasilkan.

Baca juga :Personality dan Leadership Habits

Outcomes-nya menginginkan kesehatan yang lebih baik, tetapi jika identitasnya pribadi yang terus memprioritaskan kenyamanan daripada kesehatan, kita akan tertarik untuk bersantai daripada berlatih. Sulit untuk mengubah bad habits jika tidak pernah mengubah identitas diri. Memiliki tujuan baru dan rencana baru, tidak akan tercapai kita tidak mengubah siapa diri kita.

Semakin banyak kebanggaan yang dimiliki dalam aspek tertentu dari identitas yang diyakini, semakin termotivasi untuk mempertahankan kebiasaan yang terkait dengannya.

Kisah Brian Clark, seorang pengusaha dari Boulder, Colorado, memberikan contoh yang baik. “Selama yang saya ingat, saya suka mengigit-gigit kuku saya,” begitu kata Clark.“ Itu dimulai sebagai kebiasaan gugup ketika saya masih muda, dan kemudian berubah menjadi ritual perawatan yang tidak diinginkan. Suatu hari, saya memutuskan untuk berhenti mengigit-gigit kuku saya sampai tumbuh sedikit. Melalui kemauan yang penuh perhatian saja, saya berhasil melakukannya.”

Kemudian, Clark melakukan sesuatu yang mengejutkan.

“Saya meminta istri saya untuk menjadwalkan manikur pertama saya,” katanya. “Pikiran saya adalah jika saya mulai membayar untuk merawat kuku saya, saya tidak akan mengigitnya dan itu berhasil, tetapi bukan karena alasan moneter. Apa yang terjadi adalah manikur membuat jari saya terlihat sangat bagus untuk pertama kalinya.”

“Ahli manikur bahkan mengatakan bahwa saya memiliki kuku yang sangat sehat dan menarik. Tiba-tiba, saya bangga dengan kuku saya. Meskipun itu adalah sesuatu yang tidak pernah saya cita-citakan, itu membuat semua perbedaan. Saya tidak pernah mengigit-gigit kuku saya sejak itu; bahkan tidak satu kali pun dan itu karena saya sekarang bangga merawat kuku saya dengan baik.”

Bentuk utama dari motivasi intrinsik adalah ketika habits menjadi bagian dari identitas.

Baca juga :Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76, Ridwan Kamil; Momentum Kuatkan Identitas Kebangsaan

Jika seseorang bangga dengan penampilan rambut, maka akan mengembangkan segala macam kebiasaan untuk merawat dan memeliharanya. Jika seorang bangga dengan ukuran bisep-nya, bisa dipastikan tidak pernah melewatkan waktu untuk melatih tubuhnya.

Habits
The lands of Benton Lake National Wildlife Refuge were established to protect and provide habitat for migratory birds that cross State lines and international borders and are by law a Federal trust responsibility. Credit: Neil Mishler/USFWS.

Jika seseorang bangga dengan syal yang dirajutnya, kemungkinan besar dia akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk merajut setiap minggu. Setelah harga diri seseorang terlibat, dia akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan good habits.

Perubahan perilaku yang sebenarnya adalah perubahan identitas

Tujuannya bukan untuk membaca buku, namun menjadi pembaca. Tidak untuk lari maraton, namun adalah memang seorang pelari. Tekun belajar alat musik bukan akhirnya, namun saya seorang musisi.

Perilaku biasanya merupakan cerminan dari identitas. Apa yang dilakukan merupakan indikasi dari keyakinan siapa diri kita—baik secara sadar atau tidak sadar.

Penelitian telah menunjukkan bahwa begitu seseorang percaya pada aspek tertentu dari identitas mereka, mereka cenderung bertindak selaras dengan keyakinan itu .

Melakukan hal yang benar itu mudah. Lagi pula, ketika perilaku dan identitas sudah sepenuhnya selaras, kita tidak lagi mengejar perubahan perilaku. Kita hanya bertindak seperti tipe orang yang kita yakini dan menjadi sukses. Selamat mencoba.