(Business Lounge Journal – Human Resources)
Kira-kira kamu termasuk orang yang kalau pagi-pagi dengan refleks mengambil gadget hanya buat stalking IG temen kamu bukan? Hanya? Ya, saya katakan ‘hanya’ karena memang tidak ada lagi yang dilakukan kecuali ‘hanya’ ingin tahu temen yang mungkin sedang liburan atau kegiatan-kegiatan lainnya yang bikin kamu kepo banget. Kira-kira ini kebiasaan baik atau kebiasaan buruk?
Teman-teman, sebenarnya ada banyak kebiasaan buruk yang sering kita lakukan, termasuk refleks di pagi hari untuk memuaskan rasa kepo. Wajarkah? Jangan jawab dulu … kita coba bahas lebih lanjut.
Banyak di antara kita punya kebiasaan malas bangun pagi, lalu bertekad ingin jalan kaki di pagi hari supaya sehat. Namun selalu gagal dilakukan karena bangun kesiangan. Lainnya lagi, kebiasaan merokok, ngemil, makan junk food, malas berolah raga, dan banyak kebiasaan lainnya yang kita pasti tahu dengan pasti bahwa itu semua adalah kebiasaan buruk dan sebenarnya kita ingin sekali membuangnya jauh-jauh.
Setiap orang memiliki kebiasaan buruk yang berbeda-beda, ini sudah tentu akan memberikan dampak pada diri sendiri. Tetapi sadar tidak bahwa kebiasaan buruk kita juga akan berdampak kepada orang yang ada di sekitar kita? Jadi tidak hanya memberikan dampak kepada karier, perormance, masa depan, tetapi juga kepada keluarga, pasangan, anak, dan orang-orang di sekeliling kita. Mungkin karena kebiasaan buruk tersebut sering dilakukan, maka kita tidak menyadarinya. Tetapi cobalah untuk mengambil waktu dan mulai memperhatikan satu persatu kebiasaan buruk yang kita lakukan setiap hari dan mulailah bertindak untuk berhenti melakukannya.
Sadari apa yang ingin Anda ubah
Langkah pertama untuk memperbaiki kebiasaan buruk adalah kesadaran. Seperti dikatakan Kate Hanley, penulis ‘How to Be a Better Person: 400+ Ways to Make a Difference in Yourself—And the World’ bahwa kebenaran sederhananya adalah, kita tidak dapat mengubah kebiasaan yang tidak kita ketahui. Itu berarti kita perlu meningkatkan kesadaran tentang kebiasaan itu sendiri, serta apa yang merugikan kita. Misalnya, jika kebiasaan buruk ini adalah ngemil yang tidak sehat di sore hari. Apa yang menjadi pemicunya? Mungkin bisa berupa perut keroncongan. Lalu mengapa perut keroncongan? Mungkin saja karena kita melewatkan makan siang atau merasa tidak lapar saat makan malam sehingga tidak makan lebih banyak makanan bergizi. Buruknya lagi, setiap kali menimbang berat badan, kita terkejut melihat angkanya yang semakin meningkat.
Setelah mengetahuinya, maka kesadaran itu akan membantu kita menemukan strategi yang tepat. Itu bisa berupa makan siang yang bergizi atau menyiapkan cemilan yang sehat. Atau mungkin berjalan-jalan untuk menyegarkan diri dan menyegarkan pikiran daripada melahap donat.
Bertanggung jawab terhadap orang lain
Memiliki teman yang ikut bertanggung jawab akan menjadi sebuah kunci keberhasilan, yaitu seseorang yang akan membantu dengan memberikan dukungan tulus sebagai motivasi terkuat. Mereka akan membantu kita untuk menemukan tujuan yang hendak diraih dan tentu saja ini akan membuat kebiasaan baik menjadi terasa lebih mudah untuk dilakukan. Sebab, tanpa seorang teman, semua itu terkadang hanya keinginan saja tapi tidak menghasilkan perubahan apa-apa.
Perubahan kecil menghasilkan sesuatu yang luar biasa
Hal-hal kecil justru sangat penting untuk dilakukan, sebab tidak diragukan lagi bahwa memperbaiki kebiasaan buruk dan mengembangkan kebiasaan yang lebih baik akan membuat peningkatan kecil dalam hidup kita setiap hari. Juga akan membantu kita menjalani hidup yang lebih sehat dan lebih bahagia. Itu semua dimulai dari diri sendiri.
Cobalah untuk mulai dengan tiga hal di atas. saya berharap pedoman hidup yang baik ini dapat membantu teman-teman untuk belajar bagaimana menjalani kehidupan yang baik. Juga dapat mengajari kita untuk memperbaiki kebiasaan buruk yang sejak dulu sering kita lakukan.