(Business Lounge – Entrepreneurial News) Merek yang satu ini awalnya dibuat karena keinginan untuk menciptakan sesuatu yang berbau Indigo, yang merupakan perpaduan antara biru dan violet. Aplikasi warna Indigo sebenarnya cukup popular di seluruh dunia, setiap kebudayaan, mulai dari Barat sampai Timur, memiliki seni mereka sendiri didalam pengaplikasian warna biru-violet ini. Jepang, misalnya, memiliki teknik Shibori yang dominan warna biru indigo. Nilai sejarah inilah yang merupakan salah satu inspirasi, dan ini menjadi hal yang sangat menarik dari Bluesville. Rasa ingin mengenal sejarah tekstil Indonesia dan sejarah Indigo ternyata telah membuat Adystra Bimo, Direz Zender, Ramiz Alamsyah, dan Johan Jakatama memutuskan menjadikan itu sebagai sumber penghasilan mereka. Sangat jarang seorang entrepreneur memandang sejarah sebagai sumber inspirasi untuk dijadikan sebuah bisnis. Namun Bluesville tidak hanya sekedar untuk menyajikan fashion semata tetapi agar kebudayaan jaman dulu tetap bertahan sampai era modern saat ini.
Merupakan salah satu first movers di dalam fashion industry bernuansa indigo, Bluesville beranggotakan x orang, mereka adalah a,b,c,d,e. Dan jika anda membaca artikel kami sebelumnya tentang Vojey Leather Goods, Anda akan tahu bahwa mereka kini memiliki toko bersama yang berlokasi di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan.
Soal design, mereka yakin kalau design yang mereka buat akan diterima banyak orang. “Karena kami percaya sesuatu yang sudah dilakukan beratus-ratus tahun di Indonesia, sudah bertahan, dan hingga sekarang masih bertahan, dari situ kami percaya kalau Indigo ini akan sustain ke depannya,” demikian penjelasan sang pemilik.
Dalam sebuah bisnis, hambatan merupakan hal yang pasti ditemui, namun bagi Bluesville hambatan merupakan motivasi bagi mereka untuk terus berkembang. “Sampai sekarang kami belum dapat sesuatu yang perfect dan itu yang menjadi hambatan dan motivasi supaya kami terus berkembang,” demikian ditambahkan sang pemilik.
Bagaimana dengan produk yang ditawarkan?
“Produk yang ditawarkan Bluesville masih bisa dinikmati semua orang, karena kami membuatnya basic stuff, tidak terlalu fashionable dan yang paling penting sesuai dengan culture-nya orang Indonesia. Kemeja–kemeja kami design timeless, cuma button down shirt tidak macam-macam hanya ada unsur batiknya,” demikian tambahan penjelasan yang businesslounge.co.id dapatkan. Mereka sangat mengandalkan regeneration untuk jadi culture.
Bluesville pertama kali mempromosikan produknya pada sebuah komunitas, yaitu komunitas darahku biru. Saat ini target market mereka adalah para pencinta jeans, dan untuk komunitas target market mereka yaitu komunitas anak kuliahan.
Bluesville menjadikan anak muda menjadi target market yang utama oleh karena fokus marketing mereka adalah generasi yang lebih muda karena lebih gampang didekati dan dari brand sendiri lebih dekat kepada anak muda.
Dalam pendekatan target market, pendekatan desain produk, dan pendekatan marketing menjadi cara Bluesville agar produknya tersalurkan sesuai tujuan. Design timeless dan dipakai cross generation itu menjadi salah satunya. Sedangkan pendekatan marketing, Bluesville mencoba melihat bagaimana kondisi pasar dan bagaimana cara generasi sekarang dengan cepat mendapatkan informasi sehingga produk tersalurkan kepada target market. Bagaimana dengan perkembangan jaman? Teknologi menjadi strategi market Bluesville.
Lalu untuk mempengaruhi pasar, Bluesville percaya bahwa adanya suatu keterkaitan antara strategi marketing dengan teknologi. Hal ini telah dibuktikan mereka sendiri yaitu ketika mereka mengikuti sebuah event untuk pertama kali tanpa promosi khusus, hasilnya pengunjung yang mampir ke booth mereka tidak seberapa. Ketika mereka mengikuti event kedua, mereka menggunakan promosi khusus melalui instagram dan ternyata semakin banyak orang yang datang oleh karena mereka tahu dari instagram. “Dari situ kami sadar ternyata marketing didukung dengan teknologi sangat berpengaruh untuk sebuah event”
Business Analysis : Bluesville memulai bisnisnya dengan melakukan analisa yang kuat. Siapa yang menjadi target market, desain yang bagaimana yang related dengan target market mereka, serta pendekatan marketing yang bagaimana yang akan mereka lakukan. Tanpa target market yang jelas maka sebuah bisnis pun tidak akan dapat memberikan pendekatan yang tepat. Ketika Bluesville menjadikan anak muda menjadi target marketnya, maka strategi marketing haruslah disesuaikan yaitu melalui media sosial mengingat media inilah yang paling akrab dengan para generasi muda. Pendekatan yang tepat akan menggiring bisnis ke arah yang tepat pula. Banyak keuntungan sebagai First Movers, salah satunya, Anda bebas menerobos target market Anda sendiri lebih dulu sebelum para competitor! Apalagi jika target market anda adalah untapped market.
Michael Judah/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Voyej