(Business Lounge – Business Insight) Para awak terbang dari maskapai unggulan Hong Kong Cathay Pacific mengancam akan mogok musim panas ini demikian dikatakannya pada Kamis (21/5). Hal ini akan dilakukan apabila pihak manajemen tidak membatalkan kebijakan baru untuk mengurangi gaji dan tunjangan untuk para awak kabin.
Peringatan itu datang setelah dua hari aksi duduk yang dilakukan oleh para awak terbang di dalam Terminal 1 dari bandara Chek Lap Kok internasional namun gagal mendapatkan konsesi. Apabila tidak adanya tanggapan dari pihak manajemen atas tuntutan para awak kabin ini maka mereka pun akan menjalankan aksi mogoknya.
Sekitar 200 awak kabin yang telah mengadakan aksi duduk di bandara juga berkumpul di markas untuk melanjutkan protes mereka. Mereka meneriakkan “Respect the union” dan mengangkat spanduk bertuliskan “No more Cut! Cut! Cut!” dan “Cathay Pacific cabin crew strike“.
Kepala Serikat Awak Kabin Cathay Pacific Airways mengatakan serikat akan memobilisasi 6.400 anggotanya untuk melakukan aksinya selama dua minggu mulai tanggal 18 Agustus jika perusahaan tidak mendengarkan tuntutan mereka. Protes telah dimulai sejak Selasa untuk menanggapi pemotongan yang dibuat oleh maskapai penerbangan.
Berdasarkan aturan baru, awak kabin yang bergabung maskapai setelah 16 April hanya akan mendapatkan kenaikan upah sebesar HK $ 159,40 (atau setara dengan 267,000 rupiah) setelah tiga tahun pertama masa kerja mereka. Jumlah ini lebih kecil dari mereka yang menandatangani kontrak sebelum 2 April dengan kenaikan HK $ 176,80 bagi mereka .
Serikat juga memprotes atas pemotongan tunjangan makan siang untuk petugas terbang melalui Melbourne, Australia, dan klausul perlindungan hukum yang mengatakan maskapai ini telah dihapus dari operasional manual. Klausa ini mengatakan bahwa Cathay akan menutupi biaya hukum yang dihasilkan dari setiap insiden yang terjadi saat awak kabin yang bertugas, demikian menurut serikat.
Pemimpin seikat juga mengatakan bahwa mereka masih berharap untuk berbicara dengan CEO Ivan Chu guna mencegah pemogokan. “Kami hanya ingin memiliki apa yang diberikan perusahaan dan apa yang kami miliki sebelumnya,” demikian dikatakannya.
Perusahaan penerbangan itu mengatakan mereka siap untuk bertemu dengan serikat tetapi tentu saja membutuhkan waktu untuk mengaturnya. “Kami baru saja menerima undangan, kami mungkin harus memeriksa jadwal,” demikian dikatakan Maggie Yeung, general manager awak kabin dari maskapai.
“Perusahaan yakin bahwa para pekerja akan menempatkan kepentingan penumpang pada posisi yang pertama mengatasi apa pun yang mereka lakukan. Kami akan terus berdialog dengan mereka dan berharap untuk memecahkan masalah dengan cepat tanpa menimbulkan dampak pada pelanggan kami.” Serikat pekerja telah mengatakan harapannya untuk mengadakan pembicaraan dengan Chu secepatnya, setelah ia menyatakan keprihatinan atas tuntutan karyawan pada Rabu (20/5) pagi. Namun pihak manajemen belum memberikan responnya.
Pada tahun 2012, serikat awak kabin mengancam akan mengambil tindakan industri yang akan melihat pramugari berhenti tersenyum kepada penumpang dan menolak untuk melayani penumpang setelah kenaikan gaji yang diusulkan lebih sedikit dari tuntutan mereka, tetapi kemudian mereka membatalkannya setelah perusahaan berjanji untuk mengubahnya.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

