Pada hari Senin, Pemerintah memperluas akan area pencarian atas pesawat AirAsia QZ8501. Dugaannya, pesawat tersebut berada di “dasar laut”.
Menurut keterangan petugas, mereka tidak menerima sinyal satu pun dari beberapa emergency locator transmitter (ELT) yang berada di pesawat. Tim SAR yang melanjutkan penyisiran, sesudah ditangguhkan semalaman. Area pencarian kini diperluas dari sekitar Pulau Bangka menuju ke perairan sebelah utaranya, termasuk beberapa bagian dari Pulau Kalimantan.
Pesawat AirAsia Indonesia dengan nomor penerbangan QZ8501 mengangkut penumpang sebanyak 162 orang. Pesawat tersebut hilang kontak dengan menara pengendali lalu lintas udara, belum satu jam sesudah lepas landas dari Bandara Internasional Juanda di Surabaya. Sebelum putus kontak, pilot sempat meminta izin untuk menaikkan ketinggian pesawat dengan tujuan menghindari cuaca buruk.
Seperti yang dilansir WSJ, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) mengatakan kepada wartawan di Jakarta bahwa “Berdasarkan koordinat lokasi yang diberikan pada kami, dugaan awal adalah pesawat berada di dasar laut. Namun, kami akan mengembangkan dugaan awal ini lebih lanjut.” Dikatakan juga oleh Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi, minimnya sinyal dari pesawat bisa saja akibat dari perangkat ELT rusak, terhalang pegunungan, atau lantaran pesawat tidak berada di daratan.
Pesawat AirAsia QZ8501 mengangkut penumpang yang terdiri dari 155 warga negara Indonesia, 3 orang dari Korea Selatan, 1 orang warga Inggris, 1 orang Malaysia, 1 orang Singapura, dan 1 orang warga negara Perancis, menurut pihak AirAsia. Sebanyak 17 penumpang adalah anak-anak. Pesawat tersebut juga mengangkut dua orang pilot dan lima orang awak kabin.
Dilansir WSJ, Tatang Kurniadi menyatakan bahwa rekor keselamatan transportasi Indonesia sebetulnya menguat. Tahun ini, tingkat kecelakaan pesawat turun menjadi 0,82 per satu juta penerbangan dari 2,94 per satu juta pada 2007.
Fanny Sue/Journalist/VMN/BL–WSJ
Images : ANTARA FOTO
Editor: Fanya Jodie