(Business Lounge – Business Insight)-Rusia ada dalam resesi. Jurang yang dalam telah menanti negara rival utama Amerika Serikat ini. Bayangkan saja mata uang Rusia, rubel, merosot tajam untuk ketiga kalinya dalam kurun kurang dari 20 tahun.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah kejatuhan pasar Rusia akan berdampak pada bursa finansial global? Semoga saja tidak.
Pada tahun 1998, krisis di Rusia menimbulkan kekacauan bagi negara sekitarnya. Saat itu rubel juga merosot. Kremlin tidak hanya menyatakan default atas obligasi pemerintahnya, tetapi bahkan mengumumkan bahwa perusahaan Rusia pun tak akan membayar utangnya. Akibatnya bank-bank Barat dibuat pusing dan Rusia selama bertahun-tahun terkucilkan dalam pasar kredit.
Seperti yang dikutip The Wall Street Journal, Peter Halloran, CEO Pharos Financial Group berpendapat, “Telah ada tanda-tanda penularan” dari kekisruhan rubel yang saat ini terjadi di Rusia. Menurutnya, penularan ini terlihat dari kian cemasnya investor yang menanamkan modal di negara-negara berkembang. Pekan ini, mereka telah menjual saham, obligasi, dan mata uang lokal. Pada hari Rabu harga gandum di Amerika Serikat meroket mendekati titik tertingginya dalam tujuh bulan terakhir. Kenaikan ini didorong oleh spekulasi bahwa ekspor Rusia akan jatuh setelah harga pangan yang meningkat membuat Moskow memperketat aturan ekspornya.
Namun, skala krisis kali ini tidak hanya sekedar soal neraca. Rusia masih memiliki cadangan devisa yang sangat besar. Tercatat sebagai pemilik cadangan devisa terbesar kedua di dunia mencapai lebih dari $400 miliar.
Cadangan Rusia sesungguhnya cukup untuk mencegah kejatuhan rubel dan mengangkat pasarnya dalam waktu dekat. Namun, apakah Kremlin akan mengambil langkah tersebut guna menenangkan kreditur Barat? Ini jadi persoalan lain, mengingat Presiden Vladimir Putin tengah memerangi sanksi Barat.
Vladimir Putin sendiri berpendapat bahwa krisis ganda yang menimpa Rusia saat ini akibat kejatuhan harga minyak dan sanksi Barat merupakan upaya Barat untuk memperlemah Rusia. Putin telah memerintahkan pejabatnya untuk bersiap menghadapi isolasi Barat. Situasi ini dapat mempengaruhi keputusan Putin terkait membayar kreditur Barat dan membendung krisis finansial Rusia. Bagaimanapun kita berharap Rusia dapat bangkit dari krisis.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Antara