(Business Lounge – Manage Your Business) Ketika dunia maya kian bertumbuh di berbagai belahan dunia, maka sebuah keharusan bagi perbankan untuk dapat bergerak mengikutinya. Masalah besar yang terjadi bahwa kebanyakan bank tidak siap dengan perubahan ini. Menurut riset Mckinsey di seluruh Eropa, perbankan retail yang telah mendigitalkan prosesnya baru 20 hingga 40 persen; 90 persen bank-bank di Eropa menginvestasikan kurang dari 0,5 persen dari total biaya mereka dikeluarkan untuk proses digital. Akibatnya kebanyakan bank-bank hanya memiliki sistem digital yang standar dan hanya fokus pada pelayanan transaksi yang dasar.
Perkiraan beberapa analis memperlihatkan bahwa untuk lima tahun mendatang, lebih dari dua pertiga nasabah-nasabah perbankan Eropa akan lebih self-directed dan merupakan pengguna internet. Saat ini para nasabah bank sudah banyak menikmati layanan dari dunia maya untuk bisnis yang lain, seperti membeli tiket, booking hotel, membeli buku, sepatu, dan lainnya. Jadi pada saat perbankan digital diterapkan maka mereka langsung dengan cepat menggunakannya dan perbankan tradisional akan ditinggalkan.
How to go digital without going crazy
Menjadi digital tidak berarti harus mengeluarkan investasi jutaan dolar. Memang investasi di beberapa area dibutuhkan jumlah yang besar, namun secara umum tidaklah demikian. Banyak elemen perbankan sendiri sebenarnya sudah dalam bentuk data soft copy yang siap untuk menjadi online. Bank hanya perlu melakukannya dengan penggunaan teknologi yang sederhana.
Maksimalkan penggunaan teknologi yang ada
Banyak bank sudah menerapkan imaging dan work-flow system, online services, capacity management software, interactive-voice-response systems, dan konektifitas lainnya serta teknologi work management. Untuk menjadi digital yang diperlukan adalah upaya maksimal penggunaan teknologi yang sudah dimiliki oleh perbankan tersebut melalui applikasi web based.
Applikasikan Lightweight Technology Interventions
Bank akan menghasilkan kinerja yang signifikan dengan target investasi yang kecil. Termasuk untuk peralatan yang akan diaplikasikan secara luas seperti e-form dan work flow system. Kedua sistem ini dapat diterapkan secara cepat, dan kadangkala dilakukan tanpa proses integrasi dengan arsitektur yang kompleks.
Implementasikan dengan Selektif
Akan ada tempat bagi perbankan sehingga perlu untuk mengejar investasi transformasi yang lebih luas. Namun, alih-alih mencoba untuk mengotomatisasi setiap aspek proses atau produk tertentu, lebih baik mendorong konsumsi teknologi dengan kapasitas yang paling dan memberikan keuntungan terbesar. Jangan membangun kerajaan digital berkilauan untuk kepentingan yang tidak jelas arah dan tujuannya.
Perbankan digital perlu mulai diterapkan di Indonesia, banyak sistem online yang sudah dirintis applikasi e-banking yang banyak ditemui saat ini sudah menjadi marak di pelbagai bank. Sistem mendasar seperti transfer, pembayaran, melihat saldo, sudah banyak dilakukan dengan sistem ini. Kedepan sangat diperlukan berbagai produk dan pelayanan perbankan digital diterapkan, tentunya penerapan ini bukan berarti menggunakan investasi yang besar namun cukup menggunakan teknologi yang ada dan berdampak besar bagi keuntungan bank.
Fadjar Ari Dewanto /Managing Partner Vibiz Consulting Divisi Business Advisory