Tunisia Rayakan Pesta Demokrasi

(Business Lounge-News& Insight)-Berita gembira datang dari Tunisia. Hari minggu kemarin telah diselenggarakan pesta demokrasi untuk pertama kalinya untuk memilih pemimpin baru bagi negeri mereka.

Masih segar dalam ingatan kita, kekacauan yang terjadi negeri ini pada tiga tahun yang lalu. Gelombang demonstrasi memenuhi pelosok kota Sidi Bouzid untuk menumbangkan pemerintahan Zine al-Abidine Ben Ali.

Kala itu, rakyat Tunisia bersatu mengadakan revolusi akibat kekuasaan diktator yang berkuasa lama di Tunisia. Peristiwa bersejarah ini tak hanya momentum kebangkitan bagi Tunisia namun juga peristiwa bersejarah bagi bangsa Arab secara keseluruhan.

Apa yang terjadi di Tunisia kala itu menjadi awal pergerakan yang dikenal sebagai Musim Semi Arab atau Arab spring.

Tak ada yang menyangka akan apa yang terjadi di Tunisia telah memicu gelombang demonstrasi di negara-negara Arab lainnya yang menuntut adanya perubahan dalam pemerintahan yang otoriter. Mesir, Libya, Yaman dan Lebanon adalah contoh beberapa negara Arab yang pada akhirnya harus melakukan reformasi kepemimpinan seperti Tunisia.

Pemilihan Presiden pada minggu lalu jelas menjadi puncak perayaan demokrasi yang telah lama dinanti.  Sebelumnya pada bulan Oktober lalu telah diselenggarakan pemilu legislatif yang dimenangkan oleh partai utama sekuler Nidaa Tounes.

Setidaknya ada 27  kandidat calon presiden yang ikut bertarung dalam pemilu ini. Dari semua nama tersebut, banyak prediksi pemenang mengarah pada pemimpin Nidaa Tounes, Beji Caid Essebsi. Sementara pesaing terberatnya adalah Moncef Marzouki, Presiden Tunisia masa transisi hingga saat ini.

Selain itu ada nama-nama populer lainnya yang merupakan sejumlah menteri di masa kekuasaan diktator Zine El Abedine Ben Ali yang digulingkan pada 2011. Ada juga politisi sayap kiri Hamma Hammami, pengusaha kaya Slim Riahi dan tak kalah menariknya adalah satu-satunya kandidat perempuan Kalthoum Kannou.

Seperti dikutip oleh AFP, ada 5,3 juta rakyat Tunisia yang akan memberikan suaranya. Pengamanan juga telah disiapkan. Telah disiagakan ribuan polisi dan tentara untuk berjaga terhadap serangan kelompok radikal Islam yang hendak mengganggu jalannya pemilihan presiden.

Secara serempak pemilihan umum akan dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat dan berlangsung selama 10 jam. Ketentuan ini berlaku untuk seluruh wilayah Tunisia. Sedangkan untuk wilayah-wilayah yang berada dekat dengan perbatasan Aljazair pemungutan suara hanya digelar selama lima jam. Hasil pemilu akan diumumkan dalam 48 jam atau sekitar Selasa pagi

Sekiranya Pemilu tak berhasil memenangkan satu nama maka pemilihan putaran kedua akan digelar pada akhir Desember mendatang. Dunia sekarang menanti apakah yang akan terjadi selanjutnya di Tunisia. Semoga perubahan baru terjadi bagi negeri ini.

 

Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x