PM Jepang Adakan Referendum Untuk Menilai Dukungan atas Abenomics

(Business Lounge – News & Insight) Tim parlemen rendah Jepang dibubarkan pada Jumat (21/11) menjelang pemilihan umum pada pertengahan Desember setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan akan melaksanakan referendum sebagai goyahnya pertumbuhan ekonomi akibat “Abenomics”.

Setelah pembubaran, kabinet perdana menteri menegaskan bahwa pemilu akan diselenggarakan pada hari Minggu, 14 Desember , demikian disampaikan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, juru bicara atas Tokyo seperti dilansir oleh AFP. Kemudian, kepada wartawan, Abe mengatakan bahwa pemungutan suara yang akan berlangsung adalah untuk menanyakan apakah Jepang harus mendorong Abenomics atau menghentikannya.

Abe, yang masa jabatannya belum mencapai separuh masa jabatannya yang seharusnya, mengatakan bahwa dia ingin mendapatkan dukungan pemilih untuk keputusannya yang akan menunda kenaikan pajak penjualan yangsemula dijadwalkan akan dilaksanakan pada tahun depan.

“Akhirnya, pertarungan akan dimulai,” demikian dikatakan Abe kepada sesama politisi yang telah menyambut dengan gembira berita ini. Abe pun mengatakan juga, “Mari kita memenuhi tanggung jawab kita untuk membuat Jepang menjadi negara yang sekali lagi bersinar di tengah dunia.” Abe pun berjanji untuk memimpin semua yang memilihnya.

Menantikan Reformasi

Pada 24 bulan terakhir ini telah disaksikan dua dari apa yang disebut “tiga panah” kebijakan perdana menteri yang memberikan stimulus fiskal besar-besaran. Namun panah ketiga belum pernah disampaikan oleh karena adanya pertentangan. Sementara banyak ekonom mengatakan bahwa adalah penting untuk menekan melalui reformasi.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh surat kabar Asahi pekan ini, tingkat persetujuan kabinet Abe telah turun hingga 39 persen dari 42 persen pada awal bulan ini. Tingkat penolakan naik menjadi 40 persen dari 36 persen, mendorongnya kondisi ini berada di atas tingkat persetujuan untuk pertama kalinya sejak ia menjabat pada Desember 2012, demikian survei menunjukkan.

Penundaan pajak penjualan akan menunda kenaikan sampai 10 persen, setelah kenaikan pertama menjadi 8,0 persen dari 5,0 persen pada 1 April. Sedangkan kenaikan berikutnya tidak akan terjadi sampai setidaknya awal 2017. Tapi survei Asahi mengatakan 65 persen pemilih tidak yakin dengan alasan untuk mengadakan pemilihan.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x