Payung Jadi Simbol pro-Demokrasi Hong Kong

(Business Lounge – News & Insight) Sejak Minggu (28/9) para pengunjung rasa di Hong Kong membawa payung sebagai simbol pro-demokrasi. Di balik payung inilah mereka kemudian meringkuk untuk berlindung dari gas air mata dan semprotan merica. Maka mereka menyebutkan gerakan menuntut demokrasi penuh ini menjadi “revolusi payung”. Unjuk rasa ini telah melumpuhkan pusat keuangan Asia ini.

Ribuan orang berunjuk rasa ke jalan-jalan yang kemudian diikuti dengan adanya bentrokan pada Minggu malam (28/9) oleh karena polisi menggunakan gas air mata dan semprotan merica terhadap orang banyak. Para pengunjuk rasa pun bersiap kembali untuk menghadapi pergantian kekerasan dengan tiba-tiba. Para pengunjuk rasa yang kebanyakan mahasiswa dan murid SMA sudah sejak minggu lalu memboikot kelas dalam upaya untuk menekan Beijing.

Para pengunjuk rasa membungkus mata mereka dengan clingfilm atau mengenakan kacamata, atau mengenakan masker kertas wajah dan meringkuk di balik payung untuk mencoba melindungi diri dari gas air mata dan semprotan merica. “Payung mungkin adalah simbol yang paling mencolok dari protes Hong Kong ini. Demonstrasi kami dulu begitu damai, bahkan semprotan merica itu sangat luar biasa,” kata Claudia Mo, seorang anggota parlemen pro-demokrasi demikian seperti dilansir oleh AFP. Mempertimbangkan akan adanya semprotan merica lagi maka para pengunjuk rasa harus menggunakan payung untuk melindungi diri mereka. Sedangkan polisi akan memiliki persenjataan dan anak-anak muda menggunakan payung, dua persenjataan yang tidak seimbang.

Ungkapan “umbrella revolution” sedang tren di media sosial pada hari Senin (29/9), juga terlihat tulisan-tulisan di spanduk. Ribuan orang kembali turun ke jalan, juga lebih dari seribu orang memenuhi distrik perbelanjaan Causeway Bay dengan melantunkan lagu-lagu soft rock tahun 1980-an. Selain itu, seorang warga Hong Kong pun mulai memainkan lagu dengan pengeras suara. Para relawan mendistribusikan makanan bagi para pengunjuk rasa.

Kejadian ini mengingatkan pada 2011 gerakan Occupy Wall Street ketika para demonstran mengatur berbagai fasilitas untuk mereka sendiri seperti stasiun untuk mencharge ponsel mereka, tenda makanan dari para relawan, bahkan perpustakaan. Di tengah kekacauan yang telah terjadi di pusat kota Hong Kong tiba-tiba dengan tidak sengaja bendera Cina yang dikibarkan di atas Admiralty Centre dekat markas pemerintah ternyata dikibarkan dalam posisi terbalik pada Senin pagi. Hal ini mengundang cemoohan para demonstran. Dengan bergegas sekelompok orang naik ke atas atap dan memperbaiki posisi bendera tersebut.

Para pengunjuk rasa telah berjanji untuk tetap berada di jalan-jalan sampai Beijing memenuhi tuntutan mereka untuk tidak membatasi pemilu Hong Kong.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x