WHO Serukan Tanggap Darurat Untuk Kasus Ebola

(Business Lounge – News & Insight) Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemimpin negara-negara Afrika Barat yang terkena wabah Ebola adalah mengumumkan rencana tanggap dengan total nilai $ 100juta (£ 59m, 75m euro). Mereka akan bertemu di Guinea pada Jumat (1/8) untuk meluncurkan inisiatif yang bertujuan untuk menanggulangi virus yang telah merenggut 729 nyawa, demikian berita yang dilansir oleh BBC.

Presiden Sierra Leone telah mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik atas wabah setelah 233 orang meninggal di sana akibat virus Ebola. Virus Ebola telah menyebar dengan cepat melalui kontak manusia dengan cairan tubuh penderita. Gejala yang timbul pada penderita mirip flu pada awalnya namun dapat menyebabkan pendarahan eksternal dari daerah-daerah seperti mata dan gusi, dan pendarahan internal yang dapat menyebabkan kegagalan organ.

Ebola telah membunuh hingga 90% dari mereka yang terinfeksi. Pasien akan memiliki kesempatan hidup yang lebih baik jika mereka menerima pengobatan dini. Wabah Ebola pernah terjadi pada tahun 1976 namun wabah kali ini telah menelan korban dua kali lipat. Setelah itu kasus Ebola dengan korban yang cukup banyak juga pernah terjadi pada tahun 2000 dan 2007.

Tindakan WHO

Direktur Jenderal WHO Margaret Chan akan bertemu para presiden Afrika Barat di ibukota Guinea Conakry. Pada keterangan yang disampaikan Chan pada Kamis (31/7) kepada BBC bahwa skala wabah Ebola, dan ancaman terus-menerus itu telah membutuhkan respons lebih cepat dari WHO serta Guinea, Liberia dan Sierra Leone. DIbutuhkan tingkat penanganan yang lebih lagi, membutuhkan peningkatan sumber daya, keahlian medis dalam negeri, kesiapan dan koordinasi regional. Negara-negara terjangkit telah mengidentifikasi apa saja yang mereka butuhkan. Sedangkan WHO akan menjangkau masyarakat internasional untuk mendorong semua memiliki rencana pencegahan.

Beberapa elemen yang menjadi kunci tindakan yang akan diambil oleh WHO adalah:

–  Menghentikan penularan di negara-negara yang terkena dampak melalui “skala peningkatan dari tindakan pengendalian wabah”

–  Mencegah penyebaran Ebola ke negara tetangga yang berisiko melalui penguatan epidemi, kesiapsiagaan dan respon tindakan.

WHO mengatakan bahwa skala wabah yang sedang berlangsung ini belum pernah terjadi sebelumnya, dengan jumlah 1.323 kasus yang telah dikonfirmasi dan dicurigai merupakan kasus Ebola dan telah  dilaporkan di Guinea, Liberia dan Sierra Leone sejak Maret 2014.

Kent Brantly seorang dokter Amerika serta Nancy Writebol  seorang tim medis telah terjangkit Ebola dan dirawat di Liberia. Kondisinya sedikit sedikit memburuk. Brantly ditawari serum eksperimental dari darah seorang anak yang hidupnya telah ia menyelamatkan, tetapi Brantly menolaknya dan berikeras supaya serum itu diberikan kepada Writebol.

Tindakan Pencegahan

Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf telah memerintahkan semua sekolah harus ditutup dan meliburkan pekerja pemerintah non-esensial sebagai bagian dari serangkaian langkah-langkah darurat untuk mengurangi krisis Ebola.

Sekolah Ditutup

Pekerja kantor di Liberia telah disarankan untuk memakai sarung tangan di dalam bekerja sebagai pelindung untuk menghindari virus mematikan Ebola.  Dikatakan juga bahwa meningkatkan pencegahan, mendeteksi dan melaporkan kasus dugaan, merujuk orang yang terinfeksi dengan penyakit tersebut untuk perawatan medis, serta dukungan psikososial, adalah sangat penting dalam memerangi penyakit.

Tanggap darurat Ebola

WHO juga mengerahkan dua orang yang selamat dari wabah di Guinea untuk menjadi duta informal dalam wabah Ebola ini, bekerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat untuk menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah jika orang mengambil tindakan pencegahan yang dianjurkan.

Untuk itu pihak berwenang kesehatan AS telah memperingatkan untuk berhati-hati bila hendak melakukan perjalanan ke Guinea, Liberia dan Sierra Leone dalam usaha untuk mengatasi wabah Ebola. Bahkan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tom Frieden telah merekomendasikan untuk tidak melakukan perjalanan ke Negara-negara tersebut jika tidak terlalu penting, demikian dilansir oleh BBC.

Nigeria telah memerintahkan pemeriksaan suhu penumpang yang tiba dari tempat-tempat berisiko dari Ebola sekaligus menangguhkan maskapai penerbangan Afrika Airline Asky yang telah membawa kasus Ebola pertama ke Lagos. Dampak lainnya juga terlihat dengan meningkatknya harga beberapa produk kebersihan sebesar tujuh kali lipat, membuat mereka terlalu mahal bagi banyak orang di wilayah tersebut.

uthe/Journalist/VMN/BL

Image: youtube

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x