Membangkitkan Tanggung Jawab Karyawan Dalam Bekerja

(Business Lounge – Empower People) Karyawan adalah modal utama suatu perusahaan yang harus dikelola dengan benar. Bagaimana untuk mengelola karyawan secara optimal? Salah satu cara terbaik adalah dengan mendorong terbentuknya semangat yang positif di antara karyawan. Apakah itu? Yaitu dengan membuat mereka mengerti serta menghargai peran yang mereka jalankan di dalam suatu organisasi perusahaan.

Sangat baik sekali jika seorang karyawan melakukan pekerjaan dengan nilai outstanding, dan karyawan tersebut melakukannya oleh karena memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap diri mereka sendiri. Apa yang dikerjakan bukan hanya untuk mengejar kenaikan gaji ataupun promosi semata. Tentu Anda sebagai seorang pemimpin perusahaan menganggap semangat yang dimiliki karyawan ini adalah asset penting yang akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Namun sebentar, apakah hal tersebut hanya seperti pencapaian diatas kertas yang diharapkan? Sulitkah hal tersebut terjadi di perusahaan atau institusi Anda?

Mungkin Anda harus berpikir lebih positif serta memiliki beberapa tips yang akan membuat Anda lebih percara diri untuk mewujudkan semangat membangun tanggung jawab bekerja bagi perusahaan.

Baiklah, apa pertanyaan yang bisa kita rumuskan untuk hal ini? Kita dapat memulai dengan pertanyaan “apakah yang mampu mendorong karyawan agar memiliki motivasi lebih untuk melakukan lebih baik lagi?” Jawabannya tidak lain yaitu motivasi dari diri sendiri (self-motivation), yang bersumber dari dalam hati dan pikiran orang itu sendiri. Hal ini tidak tergantikan. Tidak ada kekuatan lainnya yang dapat memberikan dampak yang serupa.

Berikut ini ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendorong terciptanya motivasi dari dalam diri setiap karyawan.

Doronglah Karyawan Untuk Memiliki Rasa Percaya Pada Diri Sendiri

Apapun tindakan yang Anda lakukan, baik Anda dalam kapasitas sebagai seorang manajer atau level yang lebih tinggi, pastikan tujuan utamanya adalah untuk membantu seluruh karyawan memiliki percaya diri. Yaitu suatu rasa percaya bahwa mereka dapat mencapai apa yang telah mereka targetkan di dalam pekerjaan mereka.

Bantulah para karyawan agar mereka memiliki kemampuan berhitung terhadap pekerjaan mereka. Kondisi ini tentu akan membantu karyawan dan memberikan panduan atas pekerjaan mereka. Selain itu bantulah mereka dengan memberikan inspirasi dalam pekerjaan.

Menjembatani Jarak Antara Kesanggupan Karyawan Dengan Pencapaian Tujuan

Memiliki motivasi terhadap diri sendiri serta tanggung jawab akan menjadi jembatan untuk menghubungkan apa yang menjadi tujuan dengan keberhasilan dalam mencapainya. Dua hal sederhana yang dapat menjadi contoh efektif dalam membantu karyawan Anda dapat terlihat yaitu, ketika Anda hadir saat karyawan Anda menghadapi kekuatiran dan ketika tim Anda sedang berusaha mencapai tujuannya.

Saat tim anda merasa kuatir, berikanlah bantuan dan dorongan agar karyawan tidak merasa panik atau bahkan mengalami stress. Tunjukanlah suatu tindakan nyata untuk mengatasinya kekuatiran tersebut. Ketika para karyawan mulai bergerak untuk mencapai tujuan mereka, percayalah bahwa kehadiran dan dukungan Anda akan mengurai kecemasan yang timbul dengan sendirinya, sehingga rasa percaya diri akan timbul dan membangkitkan semangat untuk terus maju mencapai tujuan.

Bantulah para karyawan agar dapat fokus pada hasil akhir dengan memberikan gambaran yang jelas akan tujuan yang hendak dicapai. Hal ini menjadi motivasi kesuksesan untuk mencapai tujuan tersebut. Berikan arahan-arahan untuk mereka dapat mewujudkannya.

Menjadikan Karyawan Bertanggung Jawab Atas Tindakan yang Dilakukan

Pandanglah suatu tanggung jawab atas rampungnya suatu pekerjaan bukan semata-mata untuk mencapai tingkat performance yang maksimal. Tetapi rampungnya pekerjaan merupakan sebuah tanggung jawab dari selesainya sebuah tugas.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan agar karyawan Anda dapat lebih bertanggung jawab:

• Susunlah daftar kriteria pencapaian kinerja yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

• Cantumkan ekspektasi kinerja dalam tulisan, lalu hubungkan antara ekspektasi tersebut dengan penilaian kinerja karyawan.

• Ciptakanlah imbalan (rewards) atas keberhasilan, dan konsekuensi jika sebuah pekerjaan diselesaikan dengan buruk atau gagal diselesaikan.

• Jadikan excellent sebagai satu-satunya opsi yang dapat diterima atas sebuah pekerjaan, dan tunjukkan toleransi rendah terhadap pekerjaan yang diselesaikan seadanya.

Dari hal-hal tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa para pemimpin perlu mengidentifikasi adanya kebiasaan-kebiasaan untuk “excuse” serta berupaya untuk mengubahnya menjadi suatu kebiasaan untuk bertanggung jawab.

P Adi/Contributor/VMN/BL
Editor : Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x