Pemimpin Sederhana Yang Mengubah Solo

Terobosan yang tidak biasa dan fenomenal mampu dilakukan Joko Widodo untuk pembaharuan kota Solo, kebijakannya yang populis dapat dinikmati oleh warga di Solo. Joko Widodo ketika menjadi Walikota Solo mulai dikenal banyak orang saat pedagang kaki lima (PKL) ditatanya tanpa ada keributan, cerita lama bentrokan PKL dengan satpol PP dan pak polisi tidak terjadi. Kejadian ini mempesona banyak orang, dengan kepiawaian berdialog dengan masyarakat membuat 900 orang pedagang Taman Banjarsari di pusat kota Solo hijrah ke Pasar Klitikan.

Ini adalah bukti keberhasilannya sejak dia dipilih menjadi Walikota Solo tahun 2005, laki-laki yang lahir pada tanggal 21 Juni 1961 ini memiliki resep berpikir sederhana dan berbuat sederhana, meskipun selalu ada inovasi dan tegas tanpa ragu.

Jokowi demikian panggilannya , memang tekun berbulan-bulan menjalin dialog dan mendekati secara manusiawi para pedagang di Taman Banjarsari, sebuah proses yang tidak gampang ditempuh Jokowi untuk memindahkan PKL yang sudah empat tahun ada di Taman Banjarsari. Terobosannya membuat Taman Banjarsari menjadi nyaman,asri dan tenang. Sedangkan para pedagang merasakan ada kepastian hukum yang tidak dimiliki saat di lokasi yang lama.

Sepak terjang Jokowi tidak berhenti sampai disitu, melalui dana APBD dia mengelontorkan program asuransi kesehatan warga miskin dengan kartu sehat Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS), reformasi birokrasi dilakukannya sehingga mudah membuat KTP, dan atas kerja kerasnya ia mendapatkan penghargaan Bung Hatta Award 2010. Dua tahun sebelumnya Majalah Tempo menobatkannya sebagai tokoh pilihan , Harian Republika pada tahun 2010 memilihnya sebagai Tokoh Perubahan. Jokowi memang memihak pada warga miskin, ia membangun pasar tradisional dan membatasi mall yang dibangun, meskipun tidak berarti dia anti investor, hanya investor yang tidak menggerogoti rakyat kecil.

Jokowi meninggalkan kota Solo dengan sistem yang sudah terbangun, sehingga pelayanan aparat tetap sama sepeninggalnya, selama dipercaya sejak 2005 menjabat sebagai Walikota ia mengaku kerap menolak suap dari sejumlah pengusaha yang mau berusaha meluluskan proyek mereka.

Ada yang unik dari Jokowi selama menjadi Walikota Solo, gaji yang dia terima, dibagikan ke warga miskin dalam bentuk kebutuhan pokok, itupun dilakukan oleh stafnya yang secara rutin mengambil gaji Jokowi untuk dibagikan. Ia hidup dari pendapatan usaha mebel kayu yang dirintis sebelumnya.

Kisahnya mengenai Satpol PP Kota Solo patut disimak juga, suatu hari, pak Kepala datang meminta 600 pentungan, 600 tameng dan senjata api empat unit, ia membentak Kepala Satpol PP untuk tidak meminta barang-barang itu selama ia menjadi walikota, rakyat bukan harus dipentungi begitu.

Prestasi demi prestasi yang dilakukan Jokowi di Kota Solo, membuat dia pada tahun 2012 dinobatkan menjadi wali kota terbaik ketiga dunia setelah Walikota Bilbao Spanyol dan Walikota Perth Australia. Situs wordlmayor.com memiliki lima alasan mengapa memilih Jokowi untuk gelar itu :

1. Mengubah kota Solo menjadi kota yang dikenal dunia Internasional, sebelum dia menjabat, Solo bukan kota yang nyaman, Jokowi mengubahnya menjadi pusat kesenian dan budaya.

2. Situs World Mayor menulis Indonesia langka punya kepala daerah yang tidak korupsi, hanya seorang Jokowi yang anti korupsi.

3. Gajinya ia tolak diambil, ia tukar dengan uang Rp 10.000 atau lebih, kadang dia bagikan, kadang dia belikan kebutuhan pkok untuk warga yang miskin

4. Ia dikenal pribadi yang rendah hati, pendekatan kemanusiaannya, dan juga ringan tangan

5. Jokowi lebih banyak blusukan melihat dan mendengar warganya dari pada di kantor, ia cukup satu jam sehari di kantornya.

Tujuh tahun menata Kota Solo, Jokowi bekerja keras demi Kota ini, keberhasilan Jokowi tidak saja dari segi fisik namun birokrasi yang sekarang mau melayani. Kota Solo sendiri sekarang bisa sejajar dengan Yogyakarta dan Semarang, Solo memiliki Solo Center Point, Solo Paragon gedung pencakar langit di era Jokowi. Moda transportasi tidak dilupakannya, seperti bus tingkat Werkudara, railbus, Batik Solo Trans (BST), kereta api Jaladara dengan rel kereta di tengah kota. Terminal Tirtonadi sekarang menjadi green terminal paling besar se Jawa Tengah.

Selain PKMS dalam kesehatan, bantuan pendidikan masyarakat Surakarta (BPKMS) diberikannya bagi warga yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya

Ide Jokowi membangun City Walk diharapkan menarik wisatawan ke Solo, selain revitaliasau Ngarsopuro yang dahulu bernama Triwindu, ini adalah kawasan barang antik di depan Keraton.

Festival bertaraf nasional dan Internasional kerap diadakan, membuat Solo yang tadinya sepi kegiatan menjadi ramai dikunjungi, ada Indonesia Channel, Solo International Art Performance (SIPA), Solo Batik Carnival, Solo International Ethnic Music (SIEM) Festival, dan lain-lain.

Pasar-pasar tradisional Solo juga diubahkan menjadi nyaman dan indah, seperti pasar Stasiun Balapan, pasar Kembang, pasar Kleco, pasar Kadipolo, dan lain-lain.

Saatnya Jokowi bekerja untuk Indonesia, lebih luas dari Solo, lebih besar dari Jakarta, selama bekerja Presidenku!

http://beritadaerah.com/wp-content/uploads/2013/11/fad2.jpg 

Penulis Fadjar Ari Dewanto adalah Direktur Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah (Lepmida)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x