Menerapkan Risk Matrix Dalam Manajemen Risiko

Infog-59(Business Lounge – Manage Risk) Manajemen risiko idealnya diterapkan pada setiap bisnis, untuk mengantisipasi adanya dampak dari peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Risk Matrix adalah salah satu perangkat yang terkenal dalam manajemen risiko.

Risk matrix merupakan tools yang popular serta powerful dalam manajemen risiko. Hal ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan strategi manajemen risiko. Beberapa keunggulan utama dari Risk matrix diantaranya:

  • perangkat ini dengan efektif akan menggambarkan strategi manajemen risiko yang merupakan bagian dari contingency planning
  • perangkat ini cenderung mudah untuk digunakan serta dipahami, sehingga memperlancar komunikasi dalam hal manajemen risiko
  • memudahkan pihak manajemen dalam rangka menentukan strategi manajemen risiko yang akan diambil

Cara Menggunakan Risk Matrix

Diawali dengan melakukan pendaftaran mengenai risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh bisnis. Pendaftaran ini meliputi seluruh risiko, tanpa terkecuali, sehingga otomatis hal ini akan membutuhkan input dari banyak pihak.

Untuk setiap risiko, maka Anda diwajibkan untuk evaluasi probabilitas serta tingkat keparahan (severity) dari risiko tersebut. Sebagai contoh menggunakan skala dari 1 hingga 10. Angka 1 untuk menggambarkan probabilitas dengan tingkat keparahan paling rendah dan 10 untuk tingkat keparahan sebaliknya. Evaluasi ini tentu saja dapat didasari oleh data historis maupun judgement dari tim manajemen.

Skala disini tidak berlaku kaku melainkan dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan dan preferensi. Contoh lainnya, skala yang digunakan dapat dari 1 hingga 5, atau malah dimodifikasi dari 1 hingga 100. Jika sudah menentukan probabilitas dan tingkat keparahan, selanjutnya akan menentukan treatment terhadap risiko tersebut.

Semakin tinggi tingkat probabilitas serta tingkat keparahan suatu risiko, maka strategi yang diambil juga semakin canggih.

Menentukan Strategi Manajemen Risiko

Seperti sebelumnya telah disebutkan, risk matrix dapat membantu untuk menentukan strategi dari manajemen risiko. Adapun strategi manajemen risiko dapat terdiri dari beberapa teknik:

1. Menghindari Risiko

Jika kita mengambil suatu keputusan maka kita akan berusaha untuk menghindari risiko, sehingga semua aktivitas yang menimbulkan risiko yang dimaksud akan dihindari sama sekali. Sebagai contoh, petani yang memutuskan untuk tidak menanam tanaman tertentu oleh karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan dan adanya kemungkinan kegagalan panen yang sangat tinggi.

2. Meminimalkan Risiko

Jika kita mengambil suatu keputusan maka kita akan berusaha untuk meminimalisir risiko, entah itu mengurangi probabilitasnya, atau pun mengurangi dampak yang ditimbulkan. Sebagai contoh adalah melakukan safety training atau menggunakan perangkat yang aman di lingkungan kerja guna meminimalisir risiko kecelakaan kerja.

3. Membiarkan Risiko

Jika kita mengambil suatu keputusan dengan membiarkan suatu risiko yang akan terjadi, karena memang kecenderungannya risiko tersebut jarang terjadi atau tingkat keparahannya memang cenderung rendah. Sebagai contoh, sebuah ritel yang membiarkan customer yang memang bukan target market utama untuk switching ke kompetitor.

4. Transfer Risiko

Jika kita mengambil langkah untuk mentransfer risiko yang mungkin terjadi ke perusahaan asuransi, yang nantinya akan memberikan ganti rugi jika suatu risiko terjadi. Biasanya, risiko yang ditransfer adalah risiko yang punya dampak keparahan sangat hebat. Sebagai contoh peristiwa kebakaran, kematian, kendaraan, rumah dan sebagainya.

R. Putri/Kontributor/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana