China Menunggu Sepak Terjang Obama di Asia

(Business Lounge – World Today) – Pada hari Senin, China pada mengakui akan menerapkan pendekatan “wait and see” terkait dengan kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Asia.

Dalam konferensi pers rutin awal minggu ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang menyatakan bahwa Beijing akan menanti kesimpulan akhir Obama setelah ia berkunjung ke empat negara Asia.

Qin Gang memaparkan bahwa “berpengaruh tidaknya kunjungan ini terhadap China akan bergantung pada pernyataan dan tindakan Amerika Serikat.

“Dalam kesempatan yang berbeda, Presiden Obama maupun petinggi lainnya telah menyatakan mereka tak bermaksud melawan China,” paparnya. Ia juga memiliki keyakinan, bahwa baik China maupun AS sama-sama memiliki kepentingan yang serupa di Asia Pasifik.

Menurut Qin, Beijing berharap agar negara-negara yang terlibat “akan melakukan tindakan yang kondusif terhadap upaya memperkuat kepercayaan serta mempromosikan perdamaian, stabilitas, serta kesejahteraan kawasan.”

Pernyataan Qin muncul setelah AS dan Filipina menandatangani pakta pertahanan berjangka waktu 10 tahun. Kesepakatan tersebut dapat meneguhkan keberadaan militer AS di Filipina. Pengumuman pakta tersebut merupakan bagian dari kunjungan Obama, yang dinilai sebagai salah satu langkah pengalihan fokus politik dan militer Gedung Putih ke Asia.

Pada saat bersamaan, sekutu-sekutu AS tengah cemas mengenai komitmen Gedung Putih terhadap mitra Paman Sam, terlebih menyusul sikap agresif Rusia di Ukraina.

Secara personal, pejabat AS sudah memperingatkan China bahwa Gedung Putih tidak akan menyepakati tindakan dari Cina yang bakal memperburuk ketegangan regional. Tindakan yang dimaksud mencakup akan penetapan zona identifikasi pertahanan udara, yang diputuskan secara sepihak oleh China. Keputusan tersebut keluar di tengah-tengah konflik Laut Cina Timur pada November silam. Selain itu, menurut pejabat AS, dikatakan bahwa AS juga tak setuju jika Cina secara agresif mempertahankan klaim di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan.

Di lain sisi, Cina menilai perubahan poros AS ke Asia merupakan cara Gedung Putih untuk menekan pengaruh militer dan politik Beijing di kawasan ini. Presiden Cina Xi Jinping bahkan terus mempromosikan slogan “Impian Cina,” yang digadang-gadang sebagai penyokong citra dan kekuatan Cina di Asia.

Fanny Sue/VM/BL-WSJ

Editor : Fanya Jodie

Foto : ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x