(Business Lounge – World News) – Berdasarkan salah satu jajak pendapat yang mewakili persepsi pasar secara nasional, menurut pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Adiningsih, muncul kesimpulan bahwa sebanyak 80 persen responden yang merupakan investor di pasar domestik berencana menambah investasinya pasca lolosnya Jokowi pada kompetisi pemilihan presiden.
Banyak hasil jajak pendapat menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) jadi calon kuat memenangkan kursi presiden periode 2014-2019. Asumsi tersebut yang memicu persepsi bahwa sebanyak 80 investor bakal menambahkan penanaman modal di Indonesia.
Sri Adiningsih menambahkan bahwa ekspektasi pasar terkait bakal membaiknya perekonomian Indonesia mampu memicu sentimen positif terhadap pasar saham maupun nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir. “Pencapresan Jokowi sudah menimbulkan optimisme dan berpotensi untuk terus meningkatkan rupiah dan IHSG,” kata dia.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto, mengatakan kemampuan Jokowi untuk membereskan mafia ekonomi di Tanah Air cukup meyakinkan. Hal ini terlihat dari pola kebijakan dan eksekusi yang dilakukan dalam menertibkan Ibu Kota.
Dia tambahkan bahwa cara membereskan mafia ekonomi di tingkat nasional berbeda dengan pola penanganan permasalahan lokal, seperti “mafia” di Tanah Abang. Karena tingkat nasional, tentu cakupannya lebih luas lagi, dan tantangan yang dihadapi juga lebih kompleks. Penertiban mafia ekonomi di Tanah Abang lebih cenderung memanfaatkan kekuatan fisik dan kasat mata. Sedangkan membereskan mafia ekonomi di tingkat nasional lebih memiliki risiko lebih besar lagi.
Pencapresan Jokowi telah menciptakan kondisi pasar keuangan yang diwarnai penghentian aksi wait and see para investor. Semua pihak mengharapkan dan optimis situasi ini bisa menjadi momentum bagi kebangkitan ekonomi Indonesia.
Arum/Journalist/VM/BL-berbagai sumber
Editor: Iin Caratri