(Business Lounge – World News) – Terlihat pengunjuk rasa pro-Rusia menggelar aksi di pusat kota Donetsk, Ukraina, Sabtu kemarin. Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta majelis atas parlemen Rusia untuk menyetujui pengiriman pasukan bersenjata ke kawasan Krimea Ukraina, menurut keterangan dari Kremlin dalam pernyataannya Sabtu kemarin. Kawasan Krimea merupakan daerah dengan populasi mayoritas etnis Rusia. Papan yang dibawa pengunjuk rasa tersebut bertuliskan, “Di Rusia kami memiliki saudara, di Eropa kami adalah budak”
Ketegangan antara Ukraina dan Rusia meningkat sehubungan dengan insiden di Krimea, yang mayoritas pendukungnya secara tradisional mendukung Rusia. Ukraina menuduh Rusia mencoba melakukan “invasi militer”.
Pasukan bersenjata diberitakan menduduki bandar internasional di Sevastopol, kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Armada Laut Hitam Rusia. Selain itu, orang-orang bersenjata juga mengawasi bandara internasional di Simferopol, ibukota Krimea.
Para penyerang berseragam militer tapi tanpa tanda pengenal. Media lokal melaporkan, mereka adalah kelompok milisi yang mendukung Rusia. Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov menulis di Facebook, bandara internasional di Sevastopol diblokade oleh satuan militer Rusia. Dia katakan bahwa ini sebagai invasi militer dan pendudukan, sekalipun memang tidak ada pihak yang terlibat pertempuran.
“Kasus ini adalah provokasi langsung di territorial sebuah negara yang berdaulat”, kata Akarov. Ia menuduh Rusia melanggar norma-norma dan perjanjian internasional. Sedangkan militer Rusia menolak tuduhan itu. Jurubicara militer mengatakan kepada kantor berita Interfax, marinir dari Armada Laut Hitam tidak terlibat dalam pendudukan bandara di Sevastopol dan juga tidak melakukan blokade.
Selain itu Putin menjelaskan bahwa sehubungan dengan situasi yang luar biasa di Ukraina dan ancaman terhadap nyawa warga Rusia maka dia serahkan permohonan ke Dewan Federasi untuk menggunakan angkatan bersenjata Rusia di wilayah Ukraina, sampai terjadi normalisasi situasi politik dalam negara itu. Rusia membantah memberangkatkan pasukan militer ke Krimea dan mencoba memprovokasi konflik bersenjata, seperti yang dituduhkan pemerintah interim Ukraina.
(RT/IC/BL)
Editor : Iin Caratri
Foto: Antara