Keberadaan Pabrik Pesawat di China Akan Bantu Airbus Saingi Boeing

(Business Lounge – Business Today)  Airbus memiliki serangkaian hangar besar di China di Tianjin untuk membantu produksi pesawat Airbus A320. Kehadiran pabrik itu pun dikatakan sangat membantu Airbus untuk memenuhi permintaan berbagai maskapai penerbangan terutama yang berasal dari China.

Sejak dibuka pada tahun 2008, pabrik itu telah secara efektif membantu kami (Airbus) memproduksi komponen-komponen pesawat dan ikut membantu kami bersaing dengan Boeing yang sangat mendominasi penjualan pesawat di China.

Namun, pabrik Airbus di Tianjin ini masih memiliki masalah terkait dengan transfer teknologi, keamanan pesawat yang dirakit, dan rendahnya gaji pegawai di sana. Airbus sendiri menyebutkan saat ini sedang bernegosiasi untuk memperbaiki kesejahteraan para pegawai.

Pabrik di Tianjin merupakan investasi yang mahal, namun berkat keberadaannya pangsa pasar Airbus  di China telah naik dari 25 persen sampai 50 persen. Sekitar 20 persen dari produksi Airbus di seluruh dunia sudah dilakukan di China.

Namun jika dibandingkan dengan saingannya pada masa sekarang,  perusahaan ini  masih tertinggal oleh Boeing dalam hal pengiriman pesawat di China, tercatat Airbus hanya mengirim 133 pesawat atau 10 pesawat lebih sedikit dari Boeing.

Airbus menargetkan produksi pabrik di Tianjin mencapai produksi hingga 1.000 pesawat pada tahun 2020. Ini adalah target yang konservatif bagi Airbus mengingat adanya ledakan lalu lintas udara China.

Sebelumnya, Boeing juga memprediksi, armada penerbangan sipil China akan naik tiga kali lipat selama 20 tahun ke depan. Airbus baru mulai mencatat pesanan dalam jumlah besar di China setelah mendirikan pabrik di Tianjin pada tahun 2005.

Keberadaan pabrik ini  memberikan Airbus kekuatan untuk menyaingi Boeing di China. Saat ini, sekitar 160 pesawat model A320 telah dirakit di Tianjin, dan perusahaan berencana untuk memproduksi lebih banyak pesawat A320 neo yang hemat bahan bakar di China pada masa depan.

Pendirian pabrik Airbus di China telah memberikan perusahaan keuntungan besar, dimana sebelumnya, Airbus melaporkan mencatat laba bersih sebesar EUR 1,5 miliar pada tahun 2013 atau naik sebesar 22,0 persen. Perusahaan itu mengatakan, sudah memiliki pesanan pesawat baru senilai EUR 218,7 miliar dari total EUR 686,7 miliar.

Airbus memiliki 51 persen saham dalam usaha patungan dengan produsen pesawat milik pemerintah China, AVIC yang memegang 49 persen saham. Kedua perusahaan sendiri setuju untuk memperpanjang kerjasama sampai 2016. Diskusi sedang dilakukan untuk memperbarui dan memperdalam kemitraan yang bernilai signifikan. Airbus optimis kesepakatan kerjasama akan tercapai ketika Presiden China, Xi Jinping mengunjungi Perancis pada akhir Maret nanti meski masih ada beberapa aspek yang harus dinegosiasikan terlebih dahulu.

(ja/IC/bl-china economics)

Editor : Jul Allens

Pic : ameblo.jp

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x