(Business Lounge – Be Yourself) – Semasa kuliah, saya sangat suka membaca tulisan-tulisan sejarah. Penulis seperti PK Ojong, misalnya, semua tulisannya tentang Perang Dunia saya habiskan dalam waktu singkat saja. Ada magnet yang menarik bagi saya dari kisah sejarah. Dan sebenarnya, fakta yang paling menarik itu adalah bahwa seringkali dunia digoyang, dijungkirbalikkan dan ditulis ulang oleh tentara-tentara berbaju perunggu dan berlembing perak yang setiap langkahnya diinspirasikan oleh satu orang.

Satu orang saja.

Satu orang dengan kemampuan orator luar biasa. Satu orang dengan api didalam jiwanya. Satu orang dengan kemampuan mikro dan makro management yang luar biasa.

Alexander Agung, Julius Ceasar, Napoleon Bonaparte, dan banyak lagi. Mereka inilah yang disebut sebagai leader. Seorang pemimpin. Yang dimana pena sejarah akan memasyurkan kebesaran mereka untuk generasi-generasi mendatang.

Anda, sebagai Entrepreneur, pastilah otomatis ada di dalam status kepemimpinan. Tetapi, bagaimana kualitas anda ? Apakah anda sanggup mengklaim diri anda sekaliber Alexander Agung yang menaklukkan hampir seluruh dunia di masa mudanya ?

Satu hal yang saya ingin ajarkan dari orang-orang besar ini adalah, bahwa mereka tidak pernah memimpin dari kursi yang digotong-gotong oleh budak, namun langsung dari lini depan peperangan. Salah satu cerita yang favorit saya adalah Ketika Julius Caesar dalam campaignnya di Perang Galia melawan Vercingetorix, Legiun Romawi terpaksa mengurangi jatah makanan mereka karena suplai makanan yang dibawa terus menipis. Julius Caesar, tidak bertindak “bossy”, dan makan kentang rebus yang sama seperti Legiun dibawah kepemimpinannya. Melihat pemimpin mereka yang tidak mementingkan diri sendiri, Legiun Romawi dibawah kepemimpinan Caesar tidak pernah mengalami masalah erosi moralitas.

Kita lihat apa yang kita pelajari disini. Pemimpin yang baik, tidak menunggu ketika masalah datang, baru turun tangan, tetapi pemimpin yang baik, mengerti kondisi dan moralitas bawahannya, dan turun tangan bukan setelah, tetapi sebelum masalah itu sendiri muncul.

Pemimpin yang baik, tidak akan memberi instruksi yang abstrak, namun konkrit. Sama seperti strategi perang tidak akan berhasil jika pemimpin itu sendiri tidak mengerti apa yang akan dia jelaskan. Albert Einstein pernah berkata “Jika anda tidak sanggup menjelaskan apa yang anda maksud ke anak berumur 6 tahun, berarti anda tidak paham apa yang anda maksud sendiri”.

Mulailah jadi pemimpin baik yang melihat ke masalah itu sendiri daripada sekedar menginstruksikan.

Now saddle up, and cross the Rubicon ! For the Glory of Senate and the People of Rome !

Nemi/ Journalist

Editor : Iin Caratri

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x