(Business Lounge – World Today) – Perdana Menteri sementara Mesir, Senin (24/2) kemarin mengumumkan pengunduran dirinya – sebuah langkah mengejutkan yang diperkirakan untuk membuka jalan kepada Jenderal Abdel-Fettah el-Sisi untuk maju dalam pencalonan presiden.
Pemerintahan Hazem el-Beblawi yang didukung militer, 16 Juli lalu mengambil sumpah, kurang dari dua pekan setelah komandan lapangan Jenderal Sisi, menteri pertahanan, menjungkalkan presiden yang didukung kelompok Islamis yakni Mohammed Mursi setelah setahun berkuasa.
Presiden Adly Mansour mengaku dirinya menerima pengunduran diri Beblawi. Ia tak mengisyaratkan waktu pembentukan pemerintahan baru. Kabinet Beblawi memang dipandang sebagai pemerintahan sementara yang pada akhirnya akan dibubarkan.
Waktu pengunduran diri memicu pertanyaan tentang kemungkinan pengaruh penguasa militer di balik keputusan besar pemerintah. Pengunduran diri kabinet dapat melindungi pihak militer dari kritik, di tengah-tengah gelombang pemadaman listrik pada musim dingin, minimnya pasokan gas untuk memasak, serta pemogokan buruh.
El-Beblawi sering diejek media massa karena ketidaktegasan sikapnya dan ketidakmampuannya memberikan solusi efektif bagi perekonomian nasional yang hancur akibat konflik. Ia juga dikritik atas ketidakmampuan pasukan keamanan pemerintah mencegah beberapa serangan teror yang dipersalahkan dilakukan oleh kelompok militan yang simpati dengan Mursi dan Ikhwanul Muslimin.
Perdana Menteri yang mengundurkan diri ini mengakui kondisi sulit yang dihadapi kabinetnya, namun meyakinkan bahwa rakyat Mesir kini berada di tempat yang lebih baik dibanding ketika pertama kali ia menjabat.
“Kabinet, yang dalam enam atau tujuh bulan terakhir, bertanggungjawab dan bertugas memanggul beban yang sangat sulit dan rumit dan saya percaya bahwa, dalam banyak kasus, kami telah mencapai hasil yang baik,“ kata dia.
“Tapi sebagaimana usaha manapun, itu semua tidak bisa sukses melainkan apa yang disebut berada dalam batas-batas yang mungkin dilakukan oleh manusia,” kata el-Beblawi.
Mesir kini menunggu pengumuman pencalonan diri sebagai presiden oleh Jenderal Sisi, 59 tahun, yang diperkirakan bakal diawali pengunduran dirinya dari kabinet. El-Sisi telah mengamankan dukungan dari badan tertinggi militer Mesir, yakni Dewan tertinggi Angkatan Bersenjata, untuk maju dalam pencalonan presiden.
Pejabat angkatan bersenjata yang pernah mendapat latihan di Inggris dan Amerika Serikat ini, belakangan sudah mengambil langkah sebagaimana layaknya seorang presiden. Ia memperoleh publikasi besar, ketika berkunjung ke Rusia awal bulan ini, ketika ia mendapatkan sambutan hangat dari Kremlin dan menegosiasikan kesepakatan senjata besar. Istrinya telah tampil untuk pertama kalinya ke hadapan publik pekan lalu, saat duduk di samping jenderal Sisi dalam sebuah upacara militer.
Pengunduran diri Beblawi bakal membuat Al Sisi lebih leluasa dalam upayanya mempengaruhi kabinet interim berikutnya. Al Sisi dapat terhindar dari kejatuhan politik, jika kabinet itu gagal memenuhi tuntutan rakyat yang mulai frustrasi.
(ic/ic/bl)
Foto:worldtribune.com