Vanessa Mae Raih Mimpinya Berlaga di Sochi

Vanessa Mae, pemain biola klasik Inggris kelahiran Singapura, tampil di Sochi. Sang penggesek biola berhasil meraih mimpi besarnya: berlaga dalam Olimpiade Musim Dingin. Mae bertanding menggunakan nama dan kewarganegaraan ayah kandungnya, Vanakorn asal Thailand. Ia menyelesaikan ronde pertama nomor ski giant slalom dalam 1 menit 44,86 detik, terpaut 26,98 detik di belakang Tina Maze, pencatat waktu terbaik. Pesaing terdekat Vanakorn adalah Xia Lina dari Cina (posisi ke-73), yang terpaut 7,3 detik di depannya.

Vanessa Mae menyelesaikan ronde pertama nomor ski giant slalom di Sochi, 18 Februari 2014. Ia tak mendapat medali, bahkan jauh dari kemenangan. Namun, ia berhasil meluncur lebih jauh dibanding seorang mantan juara Olimpiade.

Berapa pun rentang waktunya, paling tidak Vanakorn, posisi ke-2313 dalam peringkat ski dunia Fédération International de Ski (FIS), berhasil melewati garis finis. Pencapaiannya melebihi 16 atlet ski lain, termasuk peraih medali emas Olimpiade Musim Dingin 2006, Julia Mancuso dari Amerika Serikat.

Ketika memasuki garis finis, Vanakorn mengangkat tongkat ski seraya tersenyum lebar.

Pencapaian yang bagus bagi perempuan 35 tahun ini, yang mengantungi pundi-pundi uang dari permainan biolanya sejak remaja. Ia bahkan tampil dalam upacara pembukaan Paralimpiade Musim Dingin 2002 di Salt Lake City, Amerika Serikat.

Sochi merupakan kali pertama Vanakorn berlaga dalam Olimpiade. Biasanya, pemain ski mesti terdaftar dalam 500 peringkat teratas dunia guna mengikuti Olimpiade. Dispensasi berlaku jika suatu negara tak memiliki wakil lain, dan sang atlet memenuhi poin laga FIS. Vanakorn mendapat poin itu dengan mengikuti pertandingan giant slalom bulan lalu di Slovenia.

Violinist Vanessa-Mae Vanakorn, set to ski for Thailand, waves during the opening ceremony of the 2014 Sochi Winter Olympic Games at Fisht stadium

Cuaca di arena Rosa Khutor, Sochi, terlihat menantang pada saat dia bertanding. Awan tebal dan salju menggantung di atas gerbang start, hujan deras turun di garis finis. Ini bukanlah lereng ski mulus berlangit biru yang diimpikan Vanakorn. Tetapi paling tidak, ia berada di sana, di Olimpiade Sochi.

Secara total, ia terpaut 50,1 detik di belakang peraih medali emas Tina Maze. Namun, ia berhasil menyelesaikan putaran, sesuatu yang gagal diraih tujuh pemain ski lain. Ia memang menempati posisi terakhir (ke-67) dari semua orang yang melintasi garis finis giant slalom. Namun, ia bukan yang terakhir dari 90 pembalap secara keseluruhan.

Vanakorn menjadi peserta terakhir yang turun ke arena dalam ronde kedua. Ia kembali meluncur sampai finis, meski tanpa kepercayaan diri dan keanggungan seorang atlet kelas atas. Ia menyelesaikan ronde ini dua detik lebih cepat dari putaran pertama, yakni 1 menit 42,11 detik.

(ic/ic/bl-wsj)

Foto: themalaymailonline.com,  nbcolympics.com

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x