(Business Lounge – World Today) – Di jantung ibukota Ukraina, Kiev kembali terjadi pertumpahan darah . Peristiwa itu terjadi dalam jangka waktu beberapa jam sebelum pemerintah dan para pengunjuk rasa mencapai kesepakatan damai yang ditujukan mengakhiri krisis politik.
Menurut para saksi mata, bentrokan terjadi ketika para demonstran menembus garis polisi yang mengurung mereka di Lapangan Kemerdekaan. Tak lama, para penembak jitu dan pasukan bersenjata otomatis pun memberondong rombongan yang berarak menuju gedung parlemen tersebut.
Dalam pernyataan presiden, disebutkan bahwa puluhan polisi tewas dan terluka. Pada Kamis sore, menteri kesehatan Ukraina menyebutkan bahwa 67 orang tewas dan 562 lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Bunyi sirene mobil ambulans berbunyi di ruas-ruas jalan sempit Kiev saat korban tewas dan cedera diangkut ke rumah sakit dan pusat perawatan darurat di sebuah katedral. Korban lain dibawa ke sebuah hotel tak jauh dari lapangan.
Masing-masing pihak sepertinya saling menyalahkan atas terjadinya peristiwa kekerasan tersebut. Sementara itu, Rusia dan pihak Barat saling melontarkan kecaman dengan nada permusuhan yang sama ketika terjadi Perang Dingin.
Demi meningkatkan tekanan, para menteri Uni Eropa yang menggelar rapat darurat di Brussels menyepakati pemberian sanksi terhadap Ukraina.
Dikabarkan, bahwa tiga orang menteri luar negeri berada di Kiev selama beberapa jam untuk berbicara dengan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych dan para pemimpin oposisi. Sekelompok diplomat mengatakan bahwa para menteri mendorong Presiden Yanukovych untuk menyelenggarakan pemilihan umum lebih awal.
Menurut Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorsi“Ada kemajuan [yang didapat]. Tapi, sejumlah perbedaan penting pun masih mengemuka,” tulisnya dalam akun Twitter miliknya pada Kamis sore saat menuju kembali ke kantor kepresidenan bersama menteri luar negeri Jerman dan Prancis.
Pada Kamis malam, Presiden Yanukovych bersiap mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin oposisi, ujar wakil sang presiden di parlemen, Yurii Miroshnychenko, melalui telepon.
Eropa memberikan sanksi berupa pencekalan dan pembekuan aset bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pecahnya aksi kekerasan. Para menteri tersebut sepakat menutup pintu ekspor perlengkapan yang dapat digunakan untuk melakukan perlawanan ke Ukraina. Namun, menurut para diplomat, mereka menolak usulan untuk melarang ekspor senjata ke negara tersebut.
(FJ/FJ/BL-WSJ)
Foto : Antara