(Business Lounge – World Today) – Kali ini, Australia dikabarkan kembali dituding memata-matai Indonesia. Hal tersebut bisa beresiko buruk terhadap relasi kedua negara. Berdasarkan keterangan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, informasi yang dikumpulkan oleh lembaga intelijen Australia adalah bagian dari operasi rutin dan hal tersebut tidak digunakan untuk mencurangi negara lain demi tujuan komersial.
Tony Abbot mengatakan “Kami menggunakannya demi keuntungan [negara sahabat] kami. Kami menggunakannya untuk menegakkan nilai-nilai kami. Kami menggunakannya untuk melindungi warga kami dan warga negara lain,”
Seperti yang dilansir dari New York Times, dikatakan bahwa badan intelijen Australia menawarkan informasi dari hasil spionasenya terhadap sengketa perdagangan di Indonesia kepada intel Amerika Serikat (AS). Namun ditanyakan mengenai hal ini, Abbott menolak berkomentar mengenai “masalah operasional intelijen”, demikian tulisnya dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor perdana menteri.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Edward Snowden, yang merupakan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional, New York Times mengutip satu dokumen yang menunjukkan bahwa Australian Signals Directorate, badan intel Australia, memberitahu NSA bahwa pihaknya tengah memonitor diskusi perdagangan yang melibatkan pemerintah Indonesia dengan satu firma hukum AS yang mewakili Jakarta dalam sengketa perdagangannya dengan Amerika Serikat.
Dokumen bertanggal Februari 2013 tersebut dirilis oleh perwakilan NSA di Canberra lewat sebuah buletin bulanan. Menurut New York Times, intel Australia berkata kepada NSA: informasi yang ditawarkannya ini meliputi detail yang sebenarnya dilindungi oleh hak kerahasiaan antara pengacara dan kliennya. Nama firma hukum yang dimaksud tidak disebut.
New York Times mengatakan buletin tersebut mencatat bahwa NSA memberikan panduan yang jelas. Intel Australia pun dapat meneruskan spionasenya atas diskusi perdagangan dan memberikan bahan intelijen yang bermanfaat.
Pada bulan November, Indonesia menarik duta besar di Australia setelah media melaporkan bahwa badan intelijen Australia menyadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, istrinya, dan beberapa pejabat di lingkaran dalam istana. Pejabat kementerian luar negeri dan pertahanan Australia menolak berkomentar saat itu.
Australia adalah anggota aliansi “Lima Mata” yang juga terdiri dari AS, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru. Kelima negara tersebut biasanya bertukar informasi intelijen, yang biasanya terkait kejahatan dan perang melawan terorisme.
(FJ/FJ/BL-WSJ)
Foto : australia.isidewith.com